KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memastikan bahwa benda diduga drone laut yang ditemukan di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan adalah seaglider.
"Saya akan sampaikan tentang alat atau seaglider yang kemarin ditemukan oleh nelayan Desa Najapahit, Selayar, yang mana dari temuan tersebut saya bawa ke Hidrosal, karena di sini adalah lembaga yang berkompeten untuk meneliti adanya peralatan tersebut," ujar Yudo dalam konferensi pers dikutip dari Kompas TV, Senin (4/1/2021).
Menurut Yudo, seaglider tersebut ditemukan seorang nelayan yang tengah memancing sekitar pukul 07.00 WITA pada 26 Desember 2020.
Baca juga: KSAL Beri Waktu Sebulan Jajarannya Ungkap Asal-usul Seaglider di Selayar
Lantas, apa itu seaglider?
Kendaraan bawah air
Alat ini pertama kali dikembangkan oleh University of Washington Schhol of Oceanography dan University of Washington Applied Physics Lab mulai 1995 dengan dana yang disediakan oleh Office of Naval Research dan National Science Foundation.
Melansir laman resmi industri Hydroid, seaglider merupakan kendaraan bawah air (AUV) untuk pengumpulan data kelautan.
Selain itu, seaglider juga dikembangkan untuk pengukuran parameter oseanografi jangka panjang yang berkelanjutan.
Seaglider memanfaatkan perubahan kecil pada daya apung dan sayap untuk bergerak.
Tahan 10 bulan
Hal ini menghasilkan konsumsi daya yang sangat rendah dan ketahanan yang lama hingga 10 bulan tergantung pada konfigurasi dan muatan.
Model operasional dan desain kokoh Seaglider memungkinkannya bekerja di hampir semua kondisi laut dan cuaca.
Baca juga: Seaglider di Selayar, KSAL: Tidak Ditemukan Tulisan Negara Pembuat
Misi pengumpulan data bisa berlangsung berbulan-bulan, sementara kendaraan itu juga mampu melintasi ribuan mil.
Seaglider dapat muncul secara berkala untuk menentukan posisinya, mengirimkan data yang dikumpulkan, dan menerima perintah melalui telemetri satelit.
Memiliki bentuk relatif ringan dan kecil, seaglider dapat disebarkan melalui kapal-kapal berukuran kecil.
Kegunaan
Seaglider sendiri memiliki beberapa fungsi, yaitu oseanografi fisika, oseanografi kimia, pemantauan lingkungan, studi perubahan iklim, observatorium laut, pemantauan badai, penilaian ekosistem, dan riset perikanan.
Selain itu alat ini juga mampu berfungsi sebagai anti-submarine warfare (ASW), intelijen, pewngasan dan pengintaian (ISR), penilaian lingkungan dasar, dan pemantauan akustik mamalia laut.
Baca juga: Kronologi Temuan Seaglider yang Sempat Dicurigai Drone Laut
Untuk diketahui, hasil pemeriksaan sementara pada seaglider yang ditemukan di Selayar tersebut mempunyai kerangka dua sayap masing-masing berukuran 50 sentimeter.
Kemudian, untuk panjang bodi berukuran 225 sentimeter. Seaglider ini juga mempunyai antena belakang dengan panjang 93 sentimer.
Yudo mengatakan, di bodi seaglider tersebut, terdapat instrumen mirip kamera. Adapun seluruh kerangka seaglider ini terbuat dari aluminium.
Dari pemeriksaan sementara, Yudo memastikan, bahwa tidak ada ciri-ciri tulisan yang menjadi penanda negara pembuat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.