Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Seaglider, Kendaraan Bawah Air yang Ditemukan Nelayan di Selayar?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono (tengah) didampingi Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) Laksamana Muda TNI Agung Prasetiawan (kanan), dan Asintel KSAL Laksamana Muda TNI, Angkasa Dipua (kiri) menjelaskan tentang penemuan alat berupa Sea Glider saat konferensi pers di Pushidrosal, Ancol, Jakarta, Senin (4/1/2021). KSAL menjelaskan bahwa Sea Glider yang ditemukan oleh nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan tersebut berupa alat yang berfungsi untuk mengecek kedalaman laut dan mencari informasi di bawah laut itu akan diteliti lebih lanjut. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memastikan bahwa benda diduga drone laut yang ditemukan di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan adalah seaglider.

"Saya akan sampaikan tentang alat atau seaglider yang kemarin ditemukan oleh nelayan Desa Najapahit, Selayar, yang mana dari temuan tersebut saya bawa ke Hidrosal, karena di sini adalah lembaga yang berkompeten untuk meneliti adanya peralatan tersebut," ujar Yudo dalam konferensi pers dikutip dari Kompas TV, Senin (4/1/2021).

Menurut Yudo, seaglider tersebut ditemukan seorang nelayan yang tengah memancing sekitar pukul 07.00 WITA pada 26 Desember 2020.

Baca juga: KSAL Beri Waktu Sebulan Jajarannya Ungkap Asal-usul Seaglider di Selayar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa itu seaglider?

Kendaraan bawah air

Alat ini pertama kali dikembangkan oleh University of Washington Schhol of Oceanography dan University of Washington Applied Physics Lab mulai 1995 dengan dana yang disediakan oleh Office of Naval Research dan National Science Foundation.

Melansir laman resmi industri Hydroid, seaglider merupakan kendaraan bawah air (AUV) untuk pengumpulan data kelautan.

Selain itu, seaglider juga dikembangkan untuk pengukuran parameter oseanografi jangka panjang yang berkelanjutan.

Seaglider memanfaatkan perubahan kecil pada daya apung dan sayap untuk bergerak.

Tahan 10 bulan

Hal ini menghasilkan konsumsi daya yang sangat rendah dan ketahanan yang lama hingga 10 bulan tergantung pada konfigurasi dan muatan.

Model operasional dan desain kokoh Seaglider memungkinkannya bekerja di hampir semua kondisi laut dan cuaca.

Baca juga: Seaglider di Selayar, KSAL: Tidak Ditemukan Tulisan Negara Pembuat

Misi pengumpulan data bisa berlangsung berbulan-bulan, sementara kendaraan itu juga mampu melintasi ribuan mil.

Seaglider dapat muncul secara berkala untuk menentukan posisinya, mengirimkan data yang dikumpulkan, dan menerima perintah melalui telemetri satelit.

Memiliki bentuk relatif ringan dan kecil, seaglider dapat disebarkan melalui kapal-kapal berukuran kecil.

Kegunaan

Seaglider sendiri memiliki beberapa fungsi, yaitu oseanografi fisika, oseanografi kimia, pemantauan lingkungan, studi perubahan iklim, observatorium laut, pemantauan badai, penilaian ekosistem, dan riset perikanan.

Selain itu alat ini juga mampu berfungsi sebagai anti-submarine warfare (ASW), intelijen, pewngasan dan pengintaian (ISR), penilaian lingkungan dasar, dan pemantauan akustik mamalia laut.

Baca juga: Kronologi Temuan Seaglider yang Sempat Dicurigai Drone Laut

Untuk diketahui, hasil pemeriksaan sementara pada seaglider yang ditemukan di Selayar tersebut mempunyai kerangka dua sayap masing-masing berukuran 50 sentimeter.

Kemudian, untuk panjang bodi berukuran 225 sentimeter. Seaglider ini juga mempunyai antena belakang dengan panjang 93 sentimer.

Yudo mengatakan, di bodi seaglider tersebut, terdapat instrumen mirip kamera. Adapun seluruh kerangka seaglider ini terbuat dari aluminium.

Dari pemeriksaan sementara, Yudo memastikan, bahwa tidak ada ciri-ciri tulisan yang menjadi penanda negara pembuat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi