Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan dari Satgas Covid-19 untuk Cegah Penularan Klaster Keluarga

Baca di App
Lihat Foto
(Dok. GettyImages)
Ilustrasi keluarga
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia masih terus berlangsung dengan kasus-kasus penularan baru yang terus bertambah setiap hari.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, klaster keluarga menjadi salah satu klaster yang menyumbangkan angka cukup tinggi terkait dengan kasus Covid-19.

"Penyebab utamanya karena memang keluarga ini pasti agak sulit ya untuk menerapkan jaga jarak di dalam rumah. Jadi tentu akan lebih tinggi kemungkinannya tertular pada saat ada anggota keluarga yang terinfeksi," kata Dewi, dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Selasa (5/1/2021).

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewi mengatakan, berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Satgas Penanganan Covid-19, tingginya kasus penularan dari klaster keluarga salah satunya dapat dilihat di provinsi DKI Jakarta.

"Kurang lebih 40,1 persen dari total seluruh kasus yang ada berasal dari keluarga. Klaster keluarga ini saat ini jumlahnya sudah 5.252, ini dari 4 Juni sampai 8 November 2020, yang mengakibatkan total kasus 42.019 orang," kata Dewi.

Kemudian, berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Wisma Atlet, Dewi mengatakan bahwa sekitar 7 persen orang yang dikarantina di sana mengaku tidak pernah keluar rumah.

"Artinya apa? Kemungkinan besar mereka tertular dari anggota keluarga yang ada di rumah, atau mungkin orang yang berkunjung ke rumahnya. Kemungkinan besar berasal dari orang yang dekat dengan mereka," kata Dewi.

Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

Klaster keluarga memiliki karakteristik berbeda

Dewi mengatakan, klaster keluarga memiliki risiko penularan 10 kali lipat lebih tinggi dibanding klaster-klaster lain, seperti klaster perkantoran dan pasar.

Dewi mengatakan, faktor utama tingginya risiko penularan pada klaster keluarga adalah karena sulitnya menjaga jarak antar anggota keluarga pada saat berada di rumah.

Selain itu, pemakaian masker juga kemungkinan besar tidak akan optimal, karena saat berada di rumah masker cenderung tidak akan dipakai setiap waktu.

"Jadi memang klaster keluarga ini lebih didominasi karena nature atau karakteristik orang berinteraksi di dalam rumah memang lebih dekat," kata Dewi.

"Physical contact-nya sangat dekat, hal ini menyebabkan kesulitan untuk terjadinya pemutusan penularan pada saat dalam satu keluarga," imbuhnya.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Mencegah terjadinya klaster keluarga

Dewi mengatakan, secara umum ada dua jalur penularan virus corona dalam klaster keluarga, yakni dari orang luar rumah yang datang berkunjung dan dari anggota keluarga yang harus keluar rumah untuk kepentingan tertentu, seperti bekerja atau berbelanja ke pasar.

"Salah satu hal yang harus di-highlight adalah ketika ada orang di luar rumah yang hadir, meskipun itu saudara atau teman, salah satu kuncinya adalah tetap menerapkan protokol 3M ketika kedatangan tamu," kata Dewi.

"Kemudian, ketika keluar rumah, beraktivitas di luar karena memang tidak bisa dihindari, ini juga harus dipastikan kita menerapkan protokol 3M dengan sangat ketat di mana pun berada," imbuhnya.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Dewi menambahkan, untuk mengurangi potensi kemunculan keluarga, masyarakat sebaiknya membatasi aktivitas di luar rumah hanya untuk hal-hal yang penting saja.

"Misalnya, kalau tidak perlu sekali, tidak usah menghadiri pernikahan yang jumlah tamunya banyak. Ketika kita datang orangnya sangat membeludak, lebih baik kita balik lagi," ujar Dewi.

"Enggak usah melanjutkan lagi untuk ada di sana. Karena risikonya jauh lebih tinggi, terutama kalau di rumah kita ada orang-orang yang berisiko, seperti orang tua yang usianya sudah lanjut atau mungkin yang punya penyakit komorbid," kata Dewi melanjutkan.

Baca juga: Melihat Efektivitas Vaksin Covid-19 yang Telah Diumumkan, dari Pfizer-BioNTech hingga Sinovac

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Bagaimana Cara Isolasi Mandiri dan Merawat Saudara yang Positif Covid-19?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi