Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Temukan Bukti Baru, Covid-19 Dapat Merusak Pembuluh Darah Otak

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/RUKSUTAKARN studio
Ilustrasi virus corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Para ilmuwan menemukan bukti baru bahwa virus corona menyebabkan kerusakan pembuluh darah otak.

Hal tersebut dikarenakan respons peradangan tubuh pada otak post-mortem pasien positif Covid-19.

Kendati demikian, tidak ditemukan jejak SARS-CoV-2 pada otak orang yang terpapar virus.

Baca juga: Update Daftar 54 Daerah Zona Merah Covid-19, Jawa Tengah Pimpin dengan 9 Wilayah

Penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine ini menunjukkan, virus secara tidak langsung dapat menyerang otak orang yang terinfeksi virus corona jenis baru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir Medical News Today, studi dilakukan para peneliti dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) di Bethesda dan institusi lain di seluruh Amerika Serikat.

Para ahli meneliti sampel jaringan otak post-mortem dari 16 pasien di New York City, serta tiga pasien di Lowa City yang telah meninggal antara Maret-Juli 2020 dan dinyatakan positif sebelum atau setelah kematian.

Usia pasien pada sampel berkisar antara 5-73 tahun, dengan memiiki riwayat kesehatan obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Baca juga: Benarkah Swab Test Bisa Merusak Otak? Simak Penjelasan Dokter

Para peneliti juga menggunakan gambar MRI untuk mendeteksi adanya kelainan pada jaringan otak, termasuk olfactory bulb, area pada tubuh yang terlibat dalam indera penciuman, karena hilangnya penciuman dikenal sebagai gejala Covid-19.

Wilayah otak lain yang diperiksa adalah batang otak.

Ini mempunyai fungsi mengatur kebiasaan tidur dan makan, serta mengontrol detak jantung dan laju pernapasan.

Para peneliti menggunakan metode pewarnaan yang disebut imunohistokimia, memungkinkan visualisasi protein di dalam sel dan jaringan.

Baca juga: Simak, Ini 15 Makanan yang Sebaiknya Dihindari agar Sistem Imun Kuat

Hasil penelitian

Dari 19 sampel jaringan otak, 13 dicitrakan, dan 10 di antaranya menunjukkan anomali otak.

Sementara itu, analisis lebih lanjut menunjukkan adanya kerusakan pembuluh darah.

Pada 9 pasien, terdapat lesi yang menunjukkan cedera pembuluh otak yang bocor. Terdapat pula tanda-tanda protein darah bocor atau fibrinogen di otak.

Baca juga: Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19

Para penulis mengatakan, ini menjadi bukti peradangan yang muncul dari sistem kekebalan yang terlalu aktif melawan infeksi.

Sedangkan, pada 10 pasien, gambar MRI-nya memperlihatkan hipointensitas yang sesuai dengan pembuluh darah yang tersumbat dan akumulasi fibrinogen di sekitar area itu.

"Hasil kami menunjukkan, ini mungkin disebabkan oleh respons peradangan tubuh terhadap virus," kata Direktur Klinis NINDS di National Institutes of Health (NIH) dan penulis senior studi Dr Avindra Nath.

Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Kesakitan Belum Tentu Usai...

Lebih lanjut, peneliti menemukan sel-sel kekebalan, seperti sel T, ada di sekitar otak, yang selanjutnya mendukung bukti respons peradangan di otak.

"Awalnya kami memperkirakan akan melihat kerusakan yang disebabkan kekurangan oksigen," ujar Nath.

"Sebaliknya, kami melihat area kerusakan multifokal yang biasanya dikaitkan dengan stroke dan penyakit peradangan sarah," lanjut dia.

Baca juga: Simak, Ini 7 Gejala Terkait dengan Varian Baru Virus Corona

Namun, karena virus corona baru tidak terdeteksi di jaringan otak pasien yang meninggal, masih terlalu dini mengetahui keterkaitan efek neurologis dan cedera pembuluh darah yang diamati dalam penelitian. 

Sebagai tambahan informasi, pada awalnya virus corona jenis baru ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, batuk, dan dispnea, yang semuanya merupakan manifestasi dari penyakit pernapasan.

Namun, telah dilaporkan sakit kepala, sakit perut, diare, hingga hilangnya rasa dan penciuman turut menjadi gejala infeksi virus corona.

Sementara orang dewasa muda yang tertular virus lebih banyak mengalami gejala neurologis, termasuk kebingungan mental, sakit kepala, pusing, kejang, dan peningkatan risiko stroke.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi