Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Yang Terjadi Saat Ini Akumulasi Pilkada, Liburan Nataru, Istilahnya "Panen" Kasus

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Petugas memakamkan jenazah suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Jumat (3/4/2020). Hingga hari ini, total ada 1.986 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Sebanyak 181 orang meninggal dan 134 orang sembuh.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia semakin menanjak. Pada Rabu (6/1/2020), kasus harian bahkan dilaporkan 8.854 kasus, angka tertinggi sejak kasus pertama dilaporkan pada awal Maret 2020.

Dengan peningkatan kasus yang semakin tak terkendali, akan diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat pada 11-25 Januari 2021.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto.

Pembatasan akan diterapkan di Jawa dan Bali. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pembatasan Kegiatan PSBB Jawa-Bali, Ini Kriteria dan Daftar Daerahnya 

"Panen" kasus karena pilkada, libur Natal, dan tahun baru

Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, pembatasan kegiatan di masyarakat memang harus segera dilakukan.

Menurut dia, keputusan ini seharusnya bisa dilakukan lebih cepat. 

"Ini kan terlambat, seharusnya pemerintah itu bisa antisipasi akan ada kenaikan kasus," ujar Pandu kepada Kompas.com, Kamis (7/1/2021).

Pandu menyebutkan, ia telah memprediksi akan terjadi peningkatan kasus yang signifikan pada akhir Desember 2020 hingga awal Januari 2021.

Hal ini juga menyebabkan kapasitas pada fasilitas layanan kesehatan meningkat melebihi kemampuan rumah sakit.

Akan tetapi, ia menggarisbawahi, pemerintah tak melakukan antisipasi dengan membiarkan momentum yang menimbulkan potensi lonjakan kasus tetap terjadi.

"Tetapi kan liburan Natal dan Tahun Baru tetap ada, semua kegiatan-kegiatan seperti pilkada tetap berjalan," kata dia.

Oleh karena itu, peningkatan kasus yang terjadi saat ini merupakan efek dari terjadinya mobilitas masyarakat pada akhir tahun.

"Akhirnya jadi akumulatif dari pilkada, libur panjang sebelum-sebelumnya, dan liburan Nataru kemarin sehingga meningkat seperti ini. Istilahnya saat ini panen kasus," kata Pandu.

Baca juga: Test Positivity Rate Indonesia Termasuk yang Tertinggi, Apa Artinya?

Masifkan testing, tracing, dan treatment

Dengan situasi saat ini, ia mengingatkan pemerintah untuk tidak hanya melakukan pembatasan kegiatan masyarakat, tetapi juga dibarengi dengan testing, tracing, dan treatment yang masif.

Pembatasan dinilainya tak akan efektif tanpa diikuti dengan tiga tindakan di atas. 

"Kalau cuma pembatasan ini saja, ya tidak akan efektif. Yang saya lihat selama ini belum ada kombinasi yang signifikan antara keduanya," ujar Pandu.

Pandu menekankan, penting untuk tidak menganggap masyarakat hanya sebagai objek semata.

Sebaliknya, masyarakat harus dilibatkan sebagai subjek.

"Masyarakat itu harus diajak untuk jadi garda terdepan dalam penanggulangan pandemi, bukan nakes. Kalau nakes itu dibelakang," kata dia.

Baca juga: Bagaimana agar Penyebaran Virus Corona Lebih Terkendali Tahun Ini?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencegahan Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi