KOMPAS.com - Para pemimpin dunia pada Rabu (6/1/2020) menyatakan kemarahannya atas penyerbuan Gedung Capitol, Washington DC, AS oleh para pendukung Donald Trump.
Demo yang berlangsung ricuh itu pun menewaskan empat orang.
Kekacauan di Gedung Capitol terjadi setelah Trump berbicara kepada ribuan pengunjuk rasa dan mengulangi klaim tak berdasar atas terjadinya kecurangan dalam pemilu.
Berikut respons para pemimpin dunia atas aksi itu, dikutip dari AFP, Kamis (7/1/2021):
Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melalui akun Twitter-nya mengutuk aksi memalukan di Kongres AS.
"Amerika Serikat mendukung demokrasi di seluruh dunia dan sekarang penting bahwa harus ada transfer yang damai dan teratur," kata Johnson.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, melalui twitnya, menuliskan, bahwa AS sangat bangga dengan demokrasi, sehingga tak ada pembenaran upaya pun untuk menggagalkan transisi kekuasaan yang sah.
Baca juga: Donald Trump Baru Muncul Setelah Kerusuhan Capitol Hill, Serukan Pemulihan dan Rekonsiliasi
Uni Eropa
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengutuk serangan terhadap demokrasi AS.
"Di mata dunia, demokrasi Amerika malam ini tampak terkepung," tulis Josep Borrel dalam akun Twitter-nya.
Ia juga menyebut tindakan tersebut sebagai serangan terhadap demokrasi AS, institusi, dan supremasi hukum.
"Ini bukan Amerika, hasil pemilu 3 November harus dihormati sepenuhnya," tulisnya.
Perancis
Presiden Perancis Emmanuel Macron menegaskan tidak akan menyerah pada kekerasan orang-orang yang ingin mempertanyakan demokrasi.
"Apa yang terjadi hari ini di Washington bukanlah orang Amerika," kata dia dalam unggahan video di akun Twitter resminya,
Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian juga mengutuk aksi tersebut sebagai serangan serius atas demokrasi.
Jerman
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas meminta pendukung Trump untuk berhenti menginjak-injak demokrasi.
"Trump dan pendukungnya akhirnya harus menerima keputusan pemilih Amerika dan berhenti menginjak-injak demokrasi," kata Maas dalam Twitter-nya.
"Musuh demokrasi akan senang melihat gambar luar biasa ini dari Washington DC. Kata-kata yang meradang berubah menjadi tindakan kekerasan," sambungnya.
Sementara Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz yang juga Wakil Kanselir turut mengutuk "gambar-gambar yang mengganggu" dari Washington.
Baca juga: Gedung Capitol, Trending Hari Ini karena Penyerbuan oleh Pendukung Trump
Kanada
Perdana Menteri Justin Trudeau dalam Twitter-nya mengatakan, pemandangan di Gedung Capitol merupakan serangan terhadap demokrasi.
"Warga Kanada sangat terganggu dan sedih dengan serangan terhadap demokrasi di AS, sekutu dan tetangga terdekat kami," katanya.
Australia
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengutuk pemandangan yang sangat menyedihkan di AS.
"Kami mengutuk tindakan kekerasan ini dan menantikan transfer damai pemerintah ke pemerintahan yang baru terpilih dalam tradisi besar demokrasi Amerika," tulisnya dalam Twitter.
Selandia Baru
PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, demokrasi merupakan hak rakyat untuk melakukan pemungutan suara, suara mereka didengar, kemudian keputusan itu ditegakkan secara damai dan tidak boleh dibatalkan oleh massa.
Ia menambahkan, pikiran negaranya bersama semua orang hancur oleh peristiwa itu.
NATO
Kepala NATO Jens Stoltenberg menuyebut hasil pemilu demokratis AS harus dihormati.
"Pemandangan yang mengejutkan di Washington. Hasil demokratis ini harus dihormati," kata dia melalui akun Twitter-nya.
Belanda
"Pemandangan yang mengerikan dari Washington DC @realDonaldTrump, aku @JoeBiden sebagai presiden berikutnya hari ini," kata PM Belanda Mark Rutte di Twitter.
India
PM India Narendra Modi, sekutu dekat Trump, mengatakan bahwa ia tertekan melihat berita tentang kerusuhan dan kekerasan di Washington.
"Transfer kekuasaan yang tertib dan damai harus dilanjutkan. Proses demokrasi tidak boleh dibiarkan tumbang melalui protes yang melanggar hukum," kata Modi.
Turki
Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan menyerukan kepada semua pihak di AS untuk melakukan pengendalian dengan kehati-hatian.
"Kami mengikuti dengan seksama perkembangan internal yang terjadi di AS. Kami menyerukan kepada semua pihak di AS untuk menjaga pengendalian dan kehati-hatian," kata pernyataan itu.
"Kami yakin AS akan mengatasi krisis politik internal ini dengan cara yang matang," kata dia.
Baca juga: Joe biden Angkat Bicara, Sebut Kerusuhan Capitol Hill Sebagai Teroris Domestik
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.