Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Link untuk Pantau Aktivitas Gunung Merapi

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/RANTO KRESEK
Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang tampak dari Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Selasa (5/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan saat ini Gunung Merapi telah mengalami fase erupsi.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hingga hari ini, Jumat (8/1/2021), Gunung Merapi masih terpantau melontarkan guguran awan panas.

Status gunung Merapi telah dinaikkan dari waspada ke siaga pada 5 November 2020 pukul 12.00 WIB, karena peningkatan aktivitas vulkaniknya, yang dapat berlanjut ke erupsi.

Staf Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang Triyono mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi belum menunjukkan penurunan.

"Secara umum aktivitas Gunung Merapi masih tinggi," kata Triyono dalam siaran langsung, Jumat (8/1/2021).

Triyono menyebutkan, erupsi Gunung Merapi dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diimbau menghindari daerah-daerah berbahaya dan mengikuti perkembangan aktivitas gunung yang berada di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

 

Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memberikan fasilitas yang dapat digunakan masyarakat untuk memantau perkembangan Gunung Merapi.

Selain memberikan informasi mengenai perkembangan aktivitas Merapi, akan disampaikan laporan pengamatan secara langsung.

"Setiap pagi kurang lebih pukul 08.30 WIB akan ada siaran dari pos pengamatan yang akan melaporkan informasi aktivitas merapi periode hari sebelumnya," kata Triyono.

Berikut link yang bisa diakses: Link pantau aktivitas Gunung Merapi.

Baca juga: Awan Panas di Gunung Merapi, Simak Penjelasan BPPTKG

Aktivitas Merapi

Pengamatan pada Kamis (7/1/2021), teramati empat kali awan panas guguran dengan jarak luncur 300-400 meter mengarah ke barat daya.

"Guguran lava pijar teramati 19 kali dengan jarak luncur maksimum 900 meter (ke) arah Kali Krasak," ujar Triyono.

Tercatat, terdapat 45 gempa vulkanik dangkal, beramplitudo 35-75 mm, dengan durasi 10.9-37.9 detik.

Triyono mengimbau masyarakat untuk menghentikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III.

Sementara itu, wisatawan dilarang melakukan kegiatan di KRB II, termasuk pendakian ke gunung yang terletak di Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta ini.

Sedangkan, prakiraan daerah berbahaya meliputi:

  • Kabupaten Sleman

a. Kabupaten Sleman, Kecamatan Cangkringan: Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), dan Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).

  • Provinsi Jawa Tengah

a. Kabupaten Magelang, Kecamatan Dukun: Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar), Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono), dan Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2)

b. Kabupaten Boyolali, Kecamatan Selo: Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang), Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur), dan Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi)

c. Kabupaten Klaten, Kecamatan Kemalang: Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur), Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles), dan Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang).

Baca juga: Gunung Merapi Muntahkan Lava Pijar dan Trending di Twitter, Sudahkah Masuk Fase Erupsi?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tahapan Status Gunung Merapi Beserta Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Masyarakat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi