Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapasitas Rumah Sakit Mulai Kritis, Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Aktivitas masyarakat saat berada di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (9/3/2020). Pemerintah resmi mengumumkan bertambahnya pasien yang dikonfirmasi positif tertular virus corona pada hari minggu, total ada 6 pasien kasus Covid-19.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, laporan mengenai penuhnya rumah sakit semakin banyak bermunculan.

Meningkatnya keterisian rumah sakit ini disebabkan oleh lonjakan kasus yang terjadi usai liburan panjang.

Bahkan, Indonesia kini memiliki kasus aktif sebanyak 114.766, jauh di atas negara Asia Tenggara lainnya.

Filipina yang berada di urutan kedua pun hanya mempunyai 23.675 kasus aktif.

Pada Selasa (5/1/2020), Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi dan ICU untuk pasien Covid-19 semakin menipis. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hal ini dapat menjadi alarm bagi kita bahwa kita saat ini dalam keadaan darurat yang ditandai dengan ketersediaan tempat tidur yang semakin menipis," ujar Wiku, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (6/1/2020).

Di beberapa daerah, berdasarkan data 2 Januari 2021, tempat tidur untuk ICU dan ruang isolasi sudah terisi lebih dari 70 persen.

Situasi ini terjadi di DKI Jakarta, Banten, DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Di media sosial, warganet juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan ruang perawatan Covid-19.

Baca juga: Persi Harap Pemerintah Sediakan Tempat Isolasi Covid-19 Selain Rumah Sakit

Dengan kondisi ini, apa yang harus dilakukan pemerintah?

Ahli epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan, menekan kasus infeksi merupakan hal pertama yang harus dilakukan pemerintah.

Jika kasus infeksi menurun, menurut dia, maka jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit juga akan berkurang.

"Salah satunya dengan PSBB lebih ketat, kemudian edukasi kepada masyarakat. Testing dan tracing juga harus diperkuat," kata Bayu kepada Kompas.com, Jumat (8/1/2021).

Untuk mengantisipasi kasus yang semakin melonjak, Bayu menyebutkan, pemerintah pusat dan daerah harus melakukan assessment di masing-masing wilayah.

Hal itu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keterisian rumah sakit.

Selain itu, perlu dilakukan alih fungsi fasilitas pemerintah yang tak terpakai menjadi rumah sakit darurat juga harus dipertimbangkan.

"Tujuannya, untuk mereka yang tidak terlalu berat dan tidak memakai alat khusus bisa ditempatkan di sana. Hanya yang berat saja yang masuk rumah sakit," kata dia.

Bayu mengatakan, tugas sulit lainnya adalah pemerintah harus menjaga agar tenaga kesehatan tidak sakit dan terinfeksi.

Baca juga: Cerita Covid-19 yang Menyayat Hati: Seorang Ibu Wafat di Sebelah Putrinya di Rumah Sakit

Pasalnya, sudah banyak dokter dan perawat yang berguguran di Indonesia.

"Kalau membangun infrastruktur sih bisa ditambah, tapi kalau SDM tidak segampang itu. Relawan hanya bertugas non nakes intensif, mereka tidak bisa menggantikan perawat," ujar Bayu.

"Kalau SDM sudah kewalahan, itu yang semakin berat nantinya. Makanya harus distop hulunya," lanjut dia.

PSBB Jawa-Bali masih "nanggung"

Upaya menerapkan PSBB ketat di sejumlah wilayah Jawa-Bali pada 11-25 Januari 2021, dinilai Bayu masih dilakukan setengah-setengah.

Menurut dia, seharusnya seluruh wilayah Jawa-Bali menerapkan PSBB, bukan hanya sebagian wilayah.

"Itu yang agak kami sesalkan, karena nanggung. Kembali ke komitmen pemerintah pusat dan daerah, seberapa berani mereka mengambil kebijakan yang tidak populer. Tapi itu harus, kalau setengah-setengah takutnya akan bocor," kata Bayu.

Dihubungi secara terpiah, Sekretaris Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya memastikan, pemerintah akan menambah rumah sakit darurat dan kapasitas yang RS yang sudah ada.

"Itu pasti kita tambah. Ada yang nambah RS darurat dan ada yang nambah tempat tidur dengan cara mengalihkan tempat tidur pasien non-Covid-19 untuk pasien Covid-19," kata Azhar, Kamis.

Akan tetapi, menurut dia, yang paling penting adalah menyelesaikan masalah di hulu, agar tidak semakin banyak pasien yang masuk rumah sakit.

Azhar mengatakan, penambahan RS darurat dan kapasitas tempat tidur akan percuma jika pasien Covid-19 terus bertambah setiap harinya.

Baca juga: Gara-gara Suami Dinyatakan Covid-19 Saat Meninggal, Warga Gugat Rumah Sakit Rp 5,3 Miliar, Ini Faktanya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencegahan Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi