Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Elon Musk yang Jadi Orang Terkaya di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Getty Images via DW Indonesia
CEO Tesla, Elon Musk.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Elon Musk menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih lebih dari 185 miliar dollar AS atau sekitar Rp2.600 triliun.

Mengutip CNBC, kenaikan harga saham Tesla pada Kamis (7/1/2021), menjadikan Elon menjadi orang terkaya melewati Jeff Bezos yang menjadi orang terkaya di dunia sejak 2017.

Lonjakan kekayaan Elon selama setahun terakhir menandai kenaikan kekayaan tercepat dalam sejarah.

Lebih jauh, ini profil dan rekam jejak Elon Musk dengan segala lini bisnisnya

Dari mobil hingga roket

Elon Musk adalah CEO perusahaan mobil listrik Tesla, perusahaan roket Space, dan salah satu pendiri perusahaan pembayaran elektronik PayPal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir Britannica, Elon Musk lahir di Afrika Selaran pada 28 Juni 1971.

Ayahnya seorang dari Afrika Selatan, sementara ibunya dari Kanada. 

Sejak muda, Elon telah menunjukkan bakatnya di bidang komputer dan kewirausahaan.

Saat berusia 12 tahun Elon Musk membuat video game dan menjualnya ke sebuah majalah komputer.

Pada tahun 1988, setelah memiliki paspor Kanada, Elon meninggalkan Afrika Selatan karena menolak mengikuti wajib militer dan ingin mencari peluang ekonomi yang lebih besar.

Ia kemudian kuliah di Queen's University di Ontario.

Akan tetapi, pada tahun 1992, ia pindah ke University of Pennsylvania, Philadelphia, dan mendapatkan gelar sarjana di bidang fisika dan ekonomi pada tahun 1997.

Elon kemudian mendaftarkan dirinya di sekolah pasca sarjana bidang fisika di Stanford University, California.

Namun, ia hanya bertahan dua hari menjalani pendidikan di sana karena berpikir bahwa internet lebih memberikan banyak peluang mengubah masyarakat dibanding bekerja di bidang fisika.

Baca juga: Jadi Orang Terkaya di Dunia, Berapa Harta Kekayaan Elon Musk?

Mendirikan perusahaan pada 1995

Pada 1995, Elon Musk mendirikan Zip2, sebuah perusahaan yang menyediakan peta dan direktori bisnis untuk surat kabar online.

Empat tahun kemudian, tepatnya 1999, perusahaan itu dibeli oleh produsen komputer Compaq seharga 307 juta dollar AS.

Elon melanjutkan petualangan bisnisnya dengan mendirikan perusahaan jasa keuangan online X.com yang kemudian dikenal sebagai PayPal.

Pada tahun 2002, lelang online eBAY membeli PayPal seharga 1,5 miliar dollar AS.

Mendirikan SpaceX pada 2002

Dalam hidupnya, Elon memiliki keyakinan bahwa untuk bertahan hidup, umat manusia harus menjadi spesies multiplanet.

Oleh karena itu, melihat mahalnya biaya peluncuran roket, pada 2002, Elon mendirikan Space Eploration Technologies (SpaceX).

Perusahaan itu ingin membuat harga roket menjadi terjangkau. Roket pertamanya adalah Falcon 1 yang meluncur pada 2006.

Sementara, Falcon 9, roket berukuran lebih besar dari sebelumnya, meluncur pada 2010 yang dibuat dengan biaya lebih rendah daripada roket pesaingnya.

Elon juga membuat roket Super Heavy, yang mampu mengangkat muatan 100.000 kg untuk mengorbit.

Adapun muatannya adalah Starship, pesawat ruang angkasa yang dirancang untuk menyediakan transportasi cepat antara kota-kota di bumi dan membangun pangkalan di bulan dan mars.

Selain sebagai CEO di SpaceX, Elon adalah kepala perancang dari roket ciptaan perusahaannya yakni Falcon, Dragon, dan Grasshopper.

Mobil listrik Tesla

Sementara, mengenai Tesla, hal ini berangkat dari ketertarikan Elon terhadap mobil listrik.

Ia menjadi penyandang dana terbesar di Tesla Motors (nama awal Tesla) yang didirikan oleh pengusaha Martin Eberhard dan Marc Tarpenning .

Elon dianggap membawa kemajuan bagi Tesla. Melansir Biography, strategi Elon berhasil membuat Tesla memproduksi 5.000 mobil Model 3 per minggu pada akhir Juni 2018, dan mengeluarkan produk 2.000 sedan Model S, serta SUV Model X

Hubungannya dengan Donald Trump

Pada Desember 2016, Elon bergabung dalam Forum Strategi Kebijakan Presiden Trump.

Meski kadang pemikirannya bertentangan dengan Trump, Elon merasa dirinya memiliki kesamaan dengan Trump ketika Trump mengumumkan rencana untuk mengejar pembangunan infrastruktur besar-besaran.

Ia mengatakan, tujuannya bergabung dalam pemerintahan Trump adalah untuk mempercepat transisi dunia ke energi berkelanjutan dan membantu umat manusia menuju peradaban multi-planet.

Konsekuensinya, terciptanya ratusan ribu pekerjaan dan lebih banyak inspirasi untuk masa depan.

Akan tetapi, saat Trump mengumumkan menarik diri dari perjanjian iklim Paris, Elon memutuskan mengundurkan diri dari perannya sebagai tim penasihat.

Baca juga: Tanggapi Tawaran Jokowi, Elon Musk Kirim Tim ke Indonesia Januari 2021

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi