Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut Sederet Negara yang Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Kasus Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
AFP/JUSTIN TALLIS
Barisan polisi bermasker mengawal pengunjuk rasa yang menggelar aksi menentang aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah PM Inggris terkait penyebaran Covid-19, di Trafalgar Square di London, Inggris, Sabtu (26/9/2020). Aksi yang diikuti ribuan warga tersebut di antaranya menolak kebijakan lockdown, vaksinasi, dan kewajiban penggunaan masker.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus virus corona di berbagai negara belum bisa teratasi, bahkan jumlahnya semakin melonjak.

Hal itu semakin pelik setelah muncul beberapa varian baru virus corona yang menambah kekhawatiran karena disebut-sebut lebih cepat menular.

Adapun varian baru Covid-19 ini awalnya teridentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan sebelum kini mulai menyebar di negara-negara lain.

Sebagai konsekuensi, beberapa negara tersebut melaporkan adanya lonjakan kasus Covid-19 sehingga terpaksa memberlakukan kebijkan lockdown.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 10 Provinsi dengan Penambahan Kasus Covid-19 Terbanyak 4 Bulan Terakhir, Mana Saja?

Berikut adalah beberapa negara yang kembali memberlakukan lockdown:

Inggris

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa negaranya kembali memberlakukan lockdown karena Covid-19 hingga pertengahan Februari.

Melansir The Guardian, Senin (4/1/2021), Johnson memperingatkan bahwa minggu-minggu mendatang akan menjadi yang paling sulit.

Penguncian akan berlangsung setidaknya selama tujuh minggu.

Baca juga: Selain Inggris, Berikut Negara yang Telah Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer

Relaksasi apa pun tidak akan berlaku sebelum 22 Februari 2021.

Hanya sehari setelah mendorong jutaan siswa untuk kembali ke kelas, Johnson mengumumkan bahwa semua sekolah akan beralih ke pembelajaran jarak jauh hingga Februari.

Sekitar 44 juta orang atau tiga perempat populasi Inggris sudah hidup di bawah pembatasan paling ketat, saat negara itu mengalami salah satu tingkat kematian terburuk akibat Covid-19 di dunia.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Lebanon

Mengutip Arab News, 4 Januari 2021, Lebanon mengumumkan lockdown total selama tiga pekan, termasuk pemberlakuan jam malam.

Kebijakan tersebut diberlakukan demi menghentikan penyebaran virus corona yang terus bertambah di negara itu.

Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan mengatakan lockdown akan berlaku mulai Kamis, 7 Januari 2021 sampai 1 Februari 2021.

Saat yang sama, jam malam pun akan diberlakukan terhitung mulai jam 6 sore sampai jam 5 pagi.

"Jelas bahwa tantangan pandemi ini sudah mencapai batasnya, yang secara serius mengancam nyawa masyarakat Lebanon. Rumah sakit tidak mampu menyediakan lagi tempat tidur kosong," kata Hasan.

Baca juga: Saat Pemerintah Berjanji Tanggung Biaya Perawatan Efek Samping Vaksinasi Covid-19...

China

China juga kembali memberlakukan lockdown terhadap 11 juta orang di kota utara Shijiazhuang setelah lebih dari 100 kasus Covid-19 baru dikonfirmasi di sana.

Penduduk dilarang meninggalkan kota dan sekolah juga telah ditutup, seperti yang dilansir dari BBC, Jumat (8/1/2021).

Lebih dari 5.000 lokasi pengujian telah disiapkan, sehingga setiap penduduk dapat diuji.

Angka-angka baru tersebut adalah yang tertinggi, yang pernah dilihat China dalam lebih dari 5 bulan.

Provinsi Hebei, tempat Shijiazhuang berada, melaporkan 120 kasus baru pada Kamis (7/1/2021) dan semua, kecuali satu dari infeksi itu ada di kota.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Jerman

Mengurangi sebaran virus corona, Jerman telah menutup wilayahnya mulai 16 Desember 2020 lalu.

Semua sekolah, dan pelaku bisnis di Jerman, yang menjual kebutuhan non primer harus tutup.

Sedianya, Kanselir Angela Merkel dan Gubernur 16 negara bagian Jerman sepakat kembali melakukan penutupan wilayah mulai 16 Desember 2020, hingga 10 Januari 2021.

Dilansir dari DW, 5 Januari 2021, pemerintah negara bagian dan federal Jerman sepakat untuk memperpanjang dan memperluas aturan penguncian virus corona di negara itu.

"Kami harus sangat berhati-hati sekarang. Kami berada dalam situasi baru dan luar biasa," kata Kanselir Jerman Angela Merkel.

Baca juga: Tak Semua, Ini Daftar Daerah yang Terdampak Pengetatan Kegiatan di Jawa-Bali

Thailand

Pemerintah Thailand mengatakan mereka sedang mengetatkan pergerakan orang di seluruh negeri.

Seperti dilansir dari APNews, Thailand sedang mengatasi peningkatan Covid-19 yang mendadak muncul setelah berbulan-bulan hampir tidak ada kasus transmisi domestik.

Rumah sakit lapangan terus dibangun di beberapa bagian di lima provinsi yang memiliki kasus terbanyak.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Banyak bagian besar dari negara tersebut, termasuk ibu kota Bangkok, sedang berada di bawah aturan lockdown.

Dilansir Thai PBS World, lima provinsi di pesisir Thailand di-lockdown pemerintah.

Kelima provinsi tersebut adalah Samut Sakhon, Chon Buri, Rayong, Chanthaburi, dan Trat.

Perjalanan menuju kelima provinsi tersebut sama sekali dilarang kecuali perjalanan penting.

Baca juga: Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi