KOMPAS.com - Kasus virus corona di berbagai negara belum bisa teratasi, bahkan jumlahnya semakin melonjak.
Hal itu semakin pelik setelah muncul beberapa varian baru virus corona yang menambah kekhawatiran karena disebut-sebut lebih cepat menular.
Adapun varian baru Covid-19 ini awalnya teridentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan sebelum kini mulai menyebar di negara-negara lain.
Sebagai konsekuensi, beberapa negara tersebut melaporkan adanya lonjakan kasus Covid-19 sehingga terpaksa memberlakukan kebijkan lockdown.
Baca juga: 10 Provinsi dengan Penambahan Kasus Covid-19 Terbanyak 4 Bulan Terakhir, Mana Saja?
Berikut adalah beberapa negara yang kembali memberlakukan lockdown:
Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa negaranya kembali memberlakukan lockdown karena Covid-19 hingga pertengahan Februari.
Melansir The Guardian, Senin (4/1/2021), Johnson memperingatkan bahwa minggu-minggu mendatang akan menjadi yang paling sulit.
Penguncian akan berlangsung setidaknya selama tujuh minggu.
Baca juga: Selain Inggris, Berikut Negara yang Telah Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer
Relaksasi apa pun tidak akan berlaku sebelum 22 Februari 2021.
Hanya sehari setelah mendorong jutaan siswa untuk kembali ke kelas, Johnson mengumumkan bahwa semua sekolah akan beralih ke pembelajaran jarak jauh hingga Februari.
Sekitar 44 juta orang atau tiga perempat populasi Inggris sudah hidup di bawah pembatasan paling ketat, saat negara itu mengalami salah satu tingkat kematian terburuk akibat Covid-19 di dunia.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?
Lebanon
Mengutip Arab News, 4 Januari 2021, Lebanon mengumumkan lockdown total selama tiga pekan, termasuk pemberlakuan jam malam.
Kebijakan tersebut diberlakukan demi menghentikan penyebaran virus corona yang terus bertambah di negara itu.
Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan mengatakan lockdown akan berlaku mulai Kamis, 7 Januari 2021 sampai 1 Februari 2021.
Saat yang sama, jam malam pun akan diberlakukan terhitung mulai jam 6 sore sampai jam 5 pagi.
"Jelas bahwa tantangan pandemi ini sudah mencapai batasnya, yang secara serius mengancam nyawa masyarakat Lebanon. Rumah sakit tidak mampu menyediakan lagi tempat tidur kosong," kata Hasan.
Baca juga: Saat Pemerintah Berjanji Tanggung Biaya Perawatan Efek Samping Vaksinasi Covid-19...
China
China juga kembali memberlakukan lockdown terhadap 11 juta orang di kota utara Shijiazhuang setelah lebih dari 100 kasus Covid-19 baru dikonfirmasi di sana.
Penduduk dilarang meninggalkan kota dan sekolah juga telah ditutup, seperti yang dilansir dari BBC, Jumat (8/1/2021).
Lebih dari 5.000 lokasi pengujian telah disiapkan, sehingga setiap penduduk dapat diuji.
Angka-angka baru tersebut adalah yang tertinggi, yang pernah dilihat China dalam lebih dari 5 bulan.
Provinsi Hebei, tempat Shijiazhuang berada, melaporkan 120 kasus baru pada Kamis (7/1/2021) dan semua, kecuali satu dari infeksi itu ada di kota.
Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia
Jerman
Mengurangi sebaran virus corona, Jerman telah menutup wilayahnya mulai 16 Desember 2020 lalu.
Semua sekolah, dan pelaku bisnis di Jerman, yang menjual kebutuhan non primer harus tutup.
Sedianya, Kanselir Angela Merkel dan Gubernur 16 negara bagian Jerman sepakat kembali melakukan penutupan wilayah mulai 16 Desember 2020, hingga 10 Januari 2021.
Dilansir dari DW, 5 Januari 2021, pemerintah negara bagian dan federal Jerman sepakat untuk memperpanjang dan memperluas aturan penguncian virus corona di negara itu.
"Kami harus sangat berhati-hati sekarang. Kami berada dalam situasi baru dan luar biasa," kata Kanselir Jerman Angela Merkel.
Baca juga: Tak Semua, Ini Daftar Daerah yang Terdampak Pengetatan Kegiatan di Jawa-Bali
Thailand
Pemerintah Thailand mengatakan mereka sedang mengetatkan pergerakan orang di seluruh negeri.
Seperti dilansir dari APNews, Thailand sedang mengatasi peningkatan Covid-19 yang mendadak muncul setelah berbulan-bulan hampir tidak ada kasus transmisi domestik.
Rumah sakit lapangan terus dibangun di beberapa bagian di lima provinsi yang memiliki kasus terbanyak.
Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Banyak bagian besar dari negara tersebut, termasuk ibu kota Bangkok, sedang berada di bawah aturan lockdown.
Dilansir Thai PBS World, lima provinsi di pesisir Thailand di-lockdown pemerintah.
Kelima provinsi tersebut adalah Samut Sakhon, Chon Buri, Rayong, Chanthaburi, dan Trat.
Perjalanan menuju kelima provinsi tersebut sama sekali dilarang kecuali perjalanan penting.
Baca juga: Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19