Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Sulitnya Mencari Kamar Kosong di RS untuk Pasien Covid-19...

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi rumah sakit
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 belum berakhir. Saat ini, kasusnya pun dilaporkan terus melonjak dan membuat rumah sakit kewalahan akibat menipisnya daya tampung yang dimiliki.

Sejumah warganet pun mengungkapkan keresahannya terkait kondisi rumah sakit yang penuh.

Diduga penuhnya beberapa rumah sakit di daerah dikarenakan membeludaknya pasien gejala berat Covid-19.

"Serius nanya, karena RS di mana-mana penuh bisa enggak sih alih fungsiin bangunan apa saja gitu jadi rumah sakit darurat?" tulis akun Twitter @cowmeh dalam twitnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

"Ini yang ditakutkan tatkala pandemi covid19 tidak mampu dikendalikan, RS dan tempat rujukan semuanya penuh, ini sangat berbahaya bagi rakyat," tulis akun Twitter @sukri_mohamadd dalam twitnya.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

"Tetanggaku ada yang sakit harus dirawat di RS tapi enggak bisa soalnya penuh," tulis akun Twitter @reddayvelvet6 dalam twitnya.

Baca juga: Ramai soal Patung Merlion di Madiun, Ini Penjelasannya...

Baca juga: Foto Viral Kalender 1971 Disebut Kembar dengan 2021, Apa Penjelasannya?

Bagaimana tanggapan pemerintah?

Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19, Hery Trianto mengungkapkan, ketersediaan tempat tidur di sejumlah rumah sakit memang sedang padat-padatnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menunggu dan bersabar sampai ada cukup tempat tidur untuk menampung pasien selanjutnya.

"Saat ini tempat tidur sejumlah rumah sakit memiliki tingkat keterisian di atas 70 persen. Jadi masyarakat memang perlu bersabar," ujar Hery saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/1/2021).

Baca juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Tiba di Indonesia, Kemenkes: Nakes Dulu Ya!

Menurutnya, lama masa inap pasien yang terinfeksi Covid-19 baik dari RS rujukan maupun RS swasta berkisar antara 10-14 hari.

Hal ini juga bergantung pada kondisi ketahanan tubuh pasien.

Selain itu, Hery juga menyarankan kepada masyarakat untuk menghubungi puskesmas terdekat agar mendapatkan rujukan ke RS mana yang sudah tersedia kamar untuk pasien.

Baca juga: Berikut Sederet Negara yang Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Kasus Covid-19

"Silakan hubungi puskesmas terdekat, dari sana akan mendapatkan rujukan ke RS mana saja yang kamar perawatannya tersedia," lanjut dia.

Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak seminggu terakhir sudah mengupayakan agar rumah sakit menambah kapasitas perawatannya hingga 40 persen.

Tak hanya itu, dari Satgas Covid-19 juga terus mendukung untuk merekrut relawan medis.

Baca juga: Melihat Efektivitas Vaksin Covid-19 yang Telah Diumumkan, dari Pfizer-BioNTech hingga Sinovac

Pasien bergejala berat tidak boleh di rumah

Di sisi lain, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa pasien bergejala berat tidak boleh melakukan isolasi mandiri di rumah.

Pasien yang dapat dirawat di RS hanya pasien yang mengalami gejala sedang sampai berat.

Apabila pasien Covid-19 hanya bergejala ringan, tidak wajib dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Perkembangan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, dari Pendistribusian Vaksin hingga Tahapannya...

Ia menjelaskan, ketika terasa gejala sebaiknya langsung mencoba mendaftarkan pasien ke puskesmas.

"Kadang kalau (butuh) isolasi datang ke puskesmas, nanti di sana akan dikaji dulu apakah perlu isolasi terpusat atau isolasi mandiri," ujar Siti saat dihubungi terpisah, Jumat (8/1/2021).

"Dan kalau setelah diperiksa di puskesmas tidak ada gejala, tidak dirawat di rumah sakit, karena rumah sakit untuk yang bergejala sedang dan berat," lanjut dia.

Baca juga: Simak, Ini 7 Gejala Terkait dengan Varian Baru Virus Corona

Sementara itu, gejala sedang sampai ringan yang dimaksud, antara lain:

Gejala sedang Covid-19

  • Demam lebih dari atau sama dengan 38 derajat celsius
  • Sesak napas, batuk menetap, dan sakit tenggorokan
  • Batuk-batuk
  • Anak dengan pneumonia ringan mengalami batuk atau kesulitan bernapas dan napas cepat, frekuensi napas kurang dari 2 bulan yakni sekitar 60 kali napas per menit; 2-11 bulan mengalami napas sekitar 50 kali per menit; dan anak usia 1-5 tahun memiliki napas sekitar 40 kali per menit dan tidak ada tanda pneumonia berat.

Selain itu, dapat juga disertai diare, mual, muntah, sakit kepala, mulut kering, badan terasa nyeri dan linu, dan berkurangnya nafsu makan.

Gejala ini berlangsung selama sekitar 7-14 hari.

Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Gejala berat Covid-19

Gejala infeksi berat dari Covid-19 yakni:

  • Demam lebih dari atau sama dengan 38 derajat celsius yang menetap
  • Ada infeksi saluran napas dengan tanda-tanda peningkatan frekuensi napas (lebih dari 30 kali per menit) hingga sesak napas, dan batuk
  • Penurunan kesadaran
  • Dalam pemeriksaan lanjut, ditemukan saturasi oksigen kurang dari 90 persen udara luar
  • Dalam pemeriksaan darah, leukopenia, peningkatan monosit, dan peningkatan limfosit atipik

Adapun penderita gejala berat juga mengalami nyeri dada, bibir, kulit, dan wajah tampak kebiruan, kulit pucat, dan keringat dingin.

Khusus pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dapat dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 atau rumah sakit lain yang memiliki fasilitas sesuai standar pelayanan yang telah ditentukan.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dimulai 13 Januari, Bagaimana jika Izin Edar Vaksin Belum Terbit?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: PSBB Ketat Jawa-Bali

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi