Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gelombang Tinggi di Beberapa Perairan Ini Tiga Hari Mendatang

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/AJI STYAWAN
Warga menembus jalan desa yang rusak akibat terjangan gelombang tinggi air laut di Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Senin (7/12/2020). BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi setinggi 2,5 - 4 meter dengan kecepatan angin 30 knot yang berpeluang terjadi pada Senin (7/12) - Rabu (9/12) di sejumlah wilayah perairan dan pesisir di Indonesia di antaranya yaitu laut Jawa bagian tengah, dengan imbauan kepada nelayan maupun warga yang bermukim di daerah tersebut agar waspada saat beraktivitas.
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.

"Saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 93 persen dari 342 Zona Musim telah memasuki musim hujan," kata Dwikorita seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (10/1/2021).

Deputi Bidang Klimatologi Herizal menambahkan, puncak musim hujan sebagian besar wilayah terutama Jawa, Bali, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 10-13 Januari 2021, BMKG mencatat adanya potensi gelombang tinggi di sejumlah daerah.

Diprediksikan tinggi gelombang 2,5-4,0 meter (rough sea) berpeluang terjadi di perairan berikut:

Baca juga: Benarkah Tsunami Rawan Terjadi di Bulan Desember?

Gelombang tinggi

Sementara gelombang dengan ketinggian 4,0-6,0 meter (very rough sea) berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, dan perairan utara Singkawang.

Sedangkan tinggi gelombang lebih dari 6,0 meter (extrem sea) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.

Bagi cuaca penerbangan, saat ini secara umum masih berpotensi tinggi terjadinya pembentukan awan-awan Cumulonimbus (CB) yang dapat membahayakan penerbangan.

Baca juga: Jadi Komponen Penting Pesawat, Bagaimana Cara Kerja Black Box?

Potensi pembentukan awan CB tersebut terutama di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Laut Natuna, dan Selat Karimata.

Selain itu, Laut Jawa, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Papua juga berpotensi terjadi pembentukan awan CB.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengimbau agar masyarakat dan pihak terkait selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.

"BMKG terus mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan sektor transportasi, untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan ini, demi mewujudkan keselamatan dalam layanan penerbangan," kata Guswanto.

Baca juga: Simak, Ini Aturan Perjalanan Menggunakan Transportasi Udara pada 9-25 Januari 2021

Untuk mempercepat dan memperluas layanan informasi cuaca penerbangan, BMKG menyampaikan update informasi prakiraan cuaca di seluruh bandara melalui aplikasi mobile phone Info BMKG.

Informasi dalam aplikasi Info BMKG tersebut meliputi informasi cuaca setiap jam hingga prediksi kondisi cuaca untuk 4 jam ke depan.

Sementara informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca untuk area maupun rute penerbangan seperti SIGWX (Significant weather Chart), SIGMET (Significant Meteorological Information) dapat diakses dalam laman aviation.bmkg.go.id.

Baca juga: 7 Temuan Sementara Diduga Terkait dengan Sriwijaya Air SJ 182

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara membersihkan rumah setelah banjir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi