Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Januari 1964, Ahli Bedah Umum AS Publikasikan Kaitan Rokok dengan Kanker

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi rokok
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 57 tahun lalu, tepatnya pada 11 Januari 1964, Ahli Bedah Umum (Surgeon General) Amerika Serikat, Luther Terry, mengumumkan adanya kaitan antara merokok dengan kanker.

Ahli Bedah Umum adalah kepala petugas medis dari U.S. Public Health Service (USPS), lembaga yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat Amerika Serikat.

Melansir History, pada waktu itu, Terry sepenuhnya menyadari bahwa pengumumannya akan membawa dampak besar.

Oleh karena itu, dia dengan sengaja memilih tanggal 11 Januari, yang saat itu bertepatan dengan hari Sabtu, agar dampak pengumumannya tidak langsung mempengaruhi bursa saham.

Dalam laporannya yang berjudul Smoking and Health, Terry menegaskan, ada kaitan yang jelas antara merokok dengan timbulnya kanker paru-paru dan jantung pada pria.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan itu juga menyebut kaitan yang sama juga berlaku untuk perempuan, meskipun lebih sedikit perempuan yang merokok.

Oleh karena itu, hanya ada sedikit data mengenai hal itu.

Pengumuman Terry menjadi berita penting pada waktu itu, dan merupakan langkah awal dari otoritas kesehatan AS memerangi kebiasaan merokok pada masyarakat.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kebakaran Bioskop Laurier Palace di Kanada, 78 Anak Tewas

Rokok dan kanker

Para peneliti telah lama mencurigai adanya dampak kesehatan yang buruk dari merokok.

Pada tahun 1930-an, kecurigaan itu semakin menguat setelah para ahli kesehatan menemukan adanya peningkatan pada kasus kanker paru-paru.

Penelitian mengenai dampak buruk merokok pada kesehatan pertama kali dipublikasikan pada akhir tahun 1940-an di Inggris Raya.

Setelah adanya publikasi itu, perusahaan rokok AS berupaya keras melobi pemerintah untuk membuat rokok tetap legal, dan mempromosikan kadar nikotin dan tar yang lebih rendah pada produk yang mereka pasarkan.

Pada 1958, 44 persen warga AS percaya bahwa merokok dapat menyebabkan kanker.

Sejumlah asosiasi medis juga memperingatkan adanya kaitan antara merokok dengan kanker paru-paru serta jantung.

Meski demikian, hampir separuh dari warga AS pada waktu itu masih tetap mempertahankan kebiasaan merokok.

Merokok juga menjadi hal yang umum di restoran, bar, kantor, dan rumah tangga di seluruh AS pada waktu itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 31 Desember 2005, Ledakan Bom di Pasar Tradisional Palu

Dampak dari pengumuman Terry

Setelah kepala petugas medis dari USPS mengumumkan secara resmi adanya kaitan antara merokok dengan timbulnya kanker, perusahaan rokok melipatgandakan upayanya untuk membuat rokok tetap legal.

Mereka menghabiskan jutaan dolar untuk hal tersebut, dan berhasil menghambat kemunculan undang-undang anti merokok, hingga setidaknya tahun 1990-an.

Namun, pengumuman Terry rupanya membawa dampak yang lebih luas.

Sebuah penelitian menyebutkan, persentase warga AS yang percaya merokok dapat menyebabkan kanker meningkat hingga 70 persen.

Kebiasaan merokok juga dilaporkan turun sekitar 11 persen, antara tahun 1965 hingga 1985.

Pada 1995, California menjadi negara bagian pertama yang melarang merokok pada ruang publik tertutup.

Kebijakan itu kemudian diikuti oleh 25 negara bagiannya lainnya, termasuk 50 dari 60 kota besar di AS.

Pada 2019, USPS mengumumkan adanya dampak kesehatan buruk yang timbul akibat rokok elektrik, sebuah alternatif merokok yang disokong besar-besaran oleh perusahaan rokok konvensional.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 4 Januari 1990, Tabrakan Kereta Api di Pakistan

Kebijakan untuk membatasi rokok

Melansir laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, setelah pengumuman Terry, Pemerintah AS kemudian menyetujui serangkaian kebijakan untuk membatasi rokok.

Kongres AS mengadopsi Undang-Undang Pelabelan dan Iklan Rokok Federal tahun 1965, dan Undang-undang Kesehatan Masyarakat tentang Merokok tahun 1969.

Undang-undang tersebut mengatur beberapa hal, antara lain:

  • Perusahaan wajib mencantumkan peringatan kesehatan pada bungkus rokok
  • Melarang iklan rokok di media penyiaran
  • Meminta laporan tahunan tentang konsekuensi kesehatan dari merokok

Pada September 1965, USPS mendirikan unit kecil bernama National Clearinghouse for Smoking and Health.

Selama bertahun-tahun, Clearinghouse dan lembaga penerusnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk Dampak Kesehatan dari Merokok, telah merilis 29 laporan tentang konsekuensi kesehatan dari merokok.

Berkat upaya tersebut, CDC menyebutkan, populasi warga AS yang berhenti merokok mengalami peningkatan. Hampir setengah dari semua orang dewasa yang pernah merokok telah berhenti merokok.

Meski demikian, CDC juga menyatakan, ada lebih dari 45 juta orang dewasa AS yang masih merokok, dan lebih dari 8 juta orang hidup dengan penyakit serius yang disebabkan oleh merokok, serta sekitar 438.000 warga AS meninggal secara prematur setiap tahun akibat penggunaan tembakau.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Merebak Flu Burung, Hong Kong Musnahkan 1,2 Juta Ekor Ayam

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: CDC, History
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi