Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Covid-19 yang Masih Dirasakan Pasien Sembuh hingga 6 Bulan

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/wavebreakmedia
Ilustrasi pasien Covid-19 sembuh dari infeksi. Angka recovery rate (rasio kesembuhan) kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Tiga dari empat pasien Covid-19 disebutkan masih menderita setidaknya satu gejala dalam enam bulan setelah jatuh sakit karena infeksi virus corona. 

Sebuah penelitian menemukan beberapa gejala yang paling banyak dirasakan (76 persen) adalah kelelahan atau kelemahan otot, kecemasan atau depresi setelah 6 bulan sembuh dari Covid-19.

Masalah umum pasca infeksi lainnya adalah kesulitan tidur (26 persen), dan kecemasan atau depresi (23 persen). Pada kondisi ini, perempuan lebih banyak terpengaruh dibandingkan laki-laki. 

Baca juga: Bagaimana Covid-19 Ditularkan oleh Orang Tanpa Gejala? Ini Risetnya...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian

Dikutip dari Straitstimes (13/1/2021), temuan di atas adalah hasil penelitian terhadap 1.733 pasien dengan usia rata-rata 57 tahun dari Rumah Sakit Jin Yin-tan di Wuhan, Cina.

Riset itu merupakan penelitian terbesar yang dilakukan hingga saat ini dan telah diterbitkan dalam jurnal The Lancet minggu lalu.

Penelitian itu melibatkan kohor berasal dari 2.469 pasien Covid-19 yang masuk ke RS pada rentang bulan Januari-Mei 2020, kemudian diteliti pada Juni-September 2020. 

Namun 736 pasien dikeluarkan karena mereka tidak menghadiri janji tindak lanjut karena berbagai alasan, termasuk demensia.

Ada juga 33 orang yang "meninggal setelah pulang terutama karena eksaserbasi penyakit paru, jantung dan ginjal".

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Gejala diabetes, jantung hingga otak

Beberapa pasien memiliki masalah terus-menerus dengan fungsi ginjal mereka. Dalam enam bulan sejak terinfeksi, beberapa menderita diabetes, atau mengalami pembekuan darah yang memengaruhi jantung atau otak mereka.

Tercatat bahwa beberapa masalah yang berlanjut mirip yang diderita oleh pasien yang selamat dari SARS, atau sindrom pernafasan akut yang parah, pada tahun 2003, yang juga disebabkan oleh virus corona.

Para peneliti di Kanada yang memiliki 250 infeksi SARS dan 38 kematian menemukan bahwa sepertiga dari penderita SARS mengeluhkan kesehatan mental yang lebih buruk setahun setelah infeksi, dan 40 persen mengalami kelelahan kronis selama rata-rata 41,3 bulan.

Sebuah komentar di The Lancet tentang studi China mengatakan, bukti dari wabah virus corona sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa tingkat kerusakan paru-paru dapat bertahan, seperti yang ditunjukkan pada pasien yang pulih dari SARS.

"38 persen di antaranya telah mengurangi kapasitas difusi paru-paru 15 tahun setelah infeksi," tulis penelitian tersebut. 

Baca juga: Parosmia Disebut sebagai Gejala Baru Covid-19, Apa Itu?

Long covid

Dr Asok Kurup, ketua dari Academy of Medicine's Chapter of Infectious Disease Physicians, mengatakan gejala yang begitu panjang setelah infeksi parah diketahui terjadi, meskipun hal itu tidak umum.

Ia mengatakan, influenza parah, terutama pada mereka yang berakhir dengan gagal napas, dapat diikuti oleh masalah pernapasan yang membutuhkan waktu lama untuk pulih.

"Beberapa jenis adenovirus kadang-kadang dapat menyebabkan gagal pernapasan dan bahkan gagal ginjal, dan kami telah melihat beberapa kasus membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih," kata dia. 

Dia juga menambahkan, beberapa pasien yang telah pulih dari Covid-19, tetapi mengalami masalah pernapasan. 

Profesor Dale Fisher, konsultan penyakit menular senior di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura, mengatakan, apa yang disebut 'Long Covid' ada, tetapi sulit untuk mengakui gejala sepenuhnya ke Covid-19 secara khusus tanpa penelitian lebih lanjut.

Baca juga: Halusinasi Cium Bau Menyengat Jadi Ciri Baru, Berikut 6 Gejala Covid-19 Selain Batuk dan Demam

Kelelahan hingga gangguan tidur

Dia juga mengatakan kecemasan dan depresi, serta gangguan tidur lebih umum saat ini bahkan pada orang tanpa Covid-19.

"Saya tidak tahu mengapa orang lebih khawatir tentang vaksin dibandingkan dengan mengkhawatirkan Covid-19 itu sendiri dan risiko efek jangka panjang: kelelahan, sesak napas, gangguan tidur, kecemasan, depresi, kerusakan ginjal dan paru-paru yang terluka," jelas dia. 

Bin Cao dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang di Beijing mengatakan, pihaknya mulai memahami adanya beberapa efek jangka panjang Covid-19.

"Analisis kami menunjukkan bahwa sebagian besar pasien terus hidup dengan setidaknya beberapa efek virus setelah meninggalkan rumah sakit," kata dia. 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Virus Corona dan Cara Mencegahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi