KOMPAS.com - Artis Raffi Ahmad menjadi sorotan publik setelah fotonya tengah berkumpul dengan sejumlah artis tanpa menggunakan masker beredar di media sosial, Rabu (13/1/2021).
Raffi menjadi sorotan karena ia merupakan salah satu figur publik yang mendapatkan kesempatan menjadi penerima vaksin Covid-19 tahap awal.
Ia mendapatkan suntikan Covid-19 di Istana Negara, Jakarta, setelah Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
Setelah fotonya menyebar dan mendapatkan beragam respons, Raffi mengunggah video klarifikasi dan permintaan maaf melalui akun instagram @raffinagita1717, Kamis (14/1/2021).
Bagaimana melihat keramaian ini, dan memahami apa yang harus dilakukan ketika kita telah menerima vaksin Covid-19?
Baca juga: Raffi Ahmad, Elvis Presley, dan Kampanye Vaksinasi...
Tetap patuh protokol kesehatan
Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan, seseorang yang sudah divaksin Covid-19 bukan berarti aman dari infeksi virus corona.
"Vaksin itu bukan segala-galanya. Apalagi vaksin yang ada sekarang sifatnya hanya memberi proteksi pada individu dan itu pun baru tercapai setelah penyuntikan kedua," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).
Ia mengingatkan, mereka yang sudah divaksin tetap punya potensi untuk terpapar virus corona maupun menularkan virus.
Oleh karena itu, menerapkan dan patuh protokol kesehatan harus tetap dilakukan.
"Bahwa dia bisa menularkan, masih bisa. Dia terinfeksi, bisa. Menularkan tapi dia enggak bergejala, bisa. Jadi 5M-nya itu wajib, kemudian 3T-nya sangat wajib," ujar Dicky.
Lima M adalah memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan. Sementara, 3T adalah testing, tracing, dan treatment.
Dicky mengingatkan, masih banyak orang yang belum mendapatkan vaksinasi dan ada yang tidak divaksin.
Jika 5M dan 3T tidak dijalankan, bukan tidak mungkin kematian dan kasus tetap meningkat walau vaksinasi telah berjalan.
Baca juga: Tak Ikut Vaksinasi di Istana, Dokter Tirta Minta Divaksin di Puskesmas Sleman
Butuh antibodi yang cukup
Windhu mengatakan, seseorang yang sudah disuntik vaksin Covid-19 harus mencapai antibodi yang cukup untuk bisa melindungi dari infeksi.
Dia menjelaskan, vaksin Sinovac butuh dua dosis untuk mencapai kekebalan.
Mereka yang sudah menerima suntikan pertama tidak boleh melupakan jadwal vaksinasinya.
"Jaraknya harus 2 minggu dan itu tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lambat," kata Windhu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Simak, 4 Tahapan Vaksinasi dan Reaksi yang Mungkin Terjadi Setelah Divaksin, Apa Saja?
Windhu mengatakan, antibodi atau kekebalan tidak serta merta muncul di tubuh. Artinya, jika kemarin disuntik, pada hari ini belum muncul antibodinya.
Respons imun atau kekebalan baru muncul dua minggu setelah penyuntikan kedua karena vaksin Sinovac menggunakan dua dosis.
"Jadi kita tidak bisa merasa setelah disuntik sekarang dan saya kebal. Herd immunity tidak akan tercapai kalau banyak orang yang salah di dalam prosedur," kata dia.
Selain itu, lanjut Windhu, perlu diingat bahwa tidak ada vaksin yang efikasinya 100 persen. Vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia memiliki efikasi 65 persen.
"Itu hanya mampu mengurangi risiko hingga 65,3 persen. Jadi masih ada kemungkinan tertular sebesar 34,7 persen, karena efikasinya tidak 100 persen," ujar Windhu.
Karena masih ada kemungkinan tertular, 5M dan 3T masih wajib diterapkan bagi semua orang.