Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Stunting? Ketahui Penyebab dan Pencegahannya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Pizza Stereo
Ilustrasi stunting
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Apa itu stunting? Pernyataan ini kerap muncul ketika topik tentang stunting dibahas.

Bahaya stunting masih menghantui anak-anak Indonesia. Kondisi kesehatan yang mengganggu pertumbuhan anak ini, terus dikawal dari tahun ke tahun.

Stunting adalah ganggungan pertumbuhan fisiknya pada anak. Bertubuh pendek merupakan salah satu indikasi dari anak dengan kondisi stunting.

Selain ditandai dengan bertubuh pendek atau kerdil, stunting juga ditandai dengan terganggu perkembangan otak.

Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan pada 2018, menyebutkan, 3 dari 10 anak Indonesia bertubuh pendek.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdasarkan standar WHO, total persentase anak stunting di suatu negara maksimal 20 persen.

Di Indonesia, berdasarkan  Riset Kesehatan Dasar 2013, angka balita stunting di Indonesia mencapai 37,2 persen.

Selengkapnya soal stunting, berikut dirangkum dari sejumlah sumber di laman Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Cegah Stunting dengan Konsumsi Telur...

Dampak stunting

Apa dampak bagi anak yang mengalami stunting?

Ada dua dampak yang terjadi bila anak mengalami stunting, yaitu dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang.

Dampak jangka pendek stunting, meliputi:

Terganggunya perkembangan otak akan memengaruhi kemampuan dan prestasi anak di sekolah, produktivitas dan kreativitasnya di usia-usia produktif. Ini menjadi salah satu dampak jangka panjang.

Dampak jangka panjang dari stunting, yaitu:

Penyebab stunting

Secara medis, ada dua faktor utama yang menyebabkan seorang anak menderita stunting. Pertama, faktor dari ibu; dan kedua, masa awal pertumbuhan anak.

Kondisi ibu sangat memengaruhi kondisi anak yang dilahirkannya, baik saat mengandung, maupun ketika masih remaja.

Stunting dapat terjadi karena kondisi ibu yang kurang asupan gizi dan sering mengalami anemia (kurangnya sel darah merah).

Sementara, bila ibu tidak mendapat asupan gizi yang cukup saat hamil, dapat memperparah kondisi bayi.

Selain kondisi fisik ibu, stunting juga dipengaruhi oleh kebersihan dan lingkungan hidup yang sehat. Sanitasi yang kurang memadai, dapat menjadi faktor penyebab stunting.

Jika ditarik lebih luas, penyebab stunting juga karena faktor pendidikan, ekonomi, sosial, dan fasilitas kesehatan.

Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi, sebelum dan saat masa kehamilan, bisa terjadi karena fasilitas kesehatan yang minim serta tidak menjangkau semua kalangan.

Adapun faktor yang menjadi penyebab seorang anak mengalami stunting, ditentukan berdasarkan 1000 Hari Pertama Kehidupan atau balita di bawah tiga tahun.

Penyebab stunting balita di bawah tiga tahun adalah:

  • Tidak mendapat ASI eksklusif
  • Tidak menerima makanan pengganti ASI
  • Makan makanan yang kurang sehat

Cara mencegah stunting dan penanganannya

Berikut langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting pada anak:

1. Memenuhi gizi ibu

Kondisi kesehatan ibu perlu terus dipantau, baik sebelum, saat, maupun sesudah masa kehamilan. Gizi ibu dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna. Gizi juga dapat ditingkatkan melalui suplemen atas anjuran dokter.

Selain itu, ibu hamil disarankan rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.  

2. ASI eksklusif untuk bayi

Ibu perlu memberikan ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 6 bulan. Kebutuhan gizi dan pertumbuhan anak usia 0-6 bulan ditentukan oleh pemberian ASI eksklusif.

Dalam ASI, terdapat protein whey dan kolostrum yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.

3. Dampingi dengan MPASI sehat

Saat bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, maka mulai dibiasakan untuk makan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

MPASI dapat dibuat sendiri dengan menggunakan sayur berserat tinggi, seperti bayam, wortel, brokoli, dan sejenisnya. Tambahkan pula protein hewani dari daging ayam atau sapi.

Hati-hati dalam memberi suplemen atau produk penambah gizi pada anak. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau bidan.

4. Pantau perkembangan anak

Orangtua, baik ibu maupun ayah, wajib memantau tumbuh kembang anak. Pertumbuhan yang dapat dipantau, seperti tinggi dan berat badan anak.

Pergi ke Posyandu secara berkala dan rutin, atau mengunjungi klinik khusus anak. Hal ini dapat mencegah lebih dini bila terjadi gangguan pertumbuhan pada anak, serta dapat ditangani dengan tepat.

5. Jaga kebersihan

Sanitasi yang kurang baik adalah sumber dari banyak penyakit, salah satunya diare.

Dilansir dari laman kemkes.go.id, studi yang dilakukan Harvard Chan School menyebutkan, diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan stunting.

Anak-anak rentan terserang penyakit, termasuk diare. Menjaga kebersihan dan kualitas lingkungan hidup secara tak langsung menjadi faktor penting dalam mengatasi stunting di Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi