Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Gempa di Mamuju dan Majene, dari Dampak Kerusakan hingga Gempa Susulan

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/AKBAR TADO
Warga mengamati Gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang rusak akibat gempa bumi, di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021). Petugas BPBD SUlawesi Barat masih mendata jumlah kerusakan dan korban akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 tersebut.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dua gempa berkekuatan cukup besar mengguncang daerah Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat dalam 2 hari secara berturut-turut.

Gempa pertama terjadi pada hari Kamis (14/1/2021) pukul 14.45 WITA dengan kekuatan M 5,9. Gempa dengan kekuatan lebih besar kembali terjadi keesokan harinya, yakni pada Jumat (15/1/2021) dini hari pukul 02.28 WITA.

Selain berkekuatan cukup tinggi, gempa ini juga menimbulkan banyak kerusakan, serta jatuhnya sejumlah korban jiwa.

Baca juga: BMKG: Gempa Majene karena Sesar Aktif Mamuju-Majene Thrust

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut adalah 5 fakta terkait dengan gempa yang terjadi di Sulawesi Barat:

1. Informasi BMKG

Berdasarkan informasi dari Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Kimatologi, dan Geofisikaa (BMKG), Daryono, gempa pertama berkekuatan M 5,9 terjadi di darat, tepatnya di 4 km arah barat laut Majene, Sulawesi barat.

Penyebab dari gempa yang satu ini diduga kuat adalah aktivitas Sesar Naik Mamuju (Mamuju thrust).

Sementara gempa kedua dengan ukuran lebih besar kembali terjadi di daratan, dan memiliki sifat yang lebih merusak. 

 

Dilaporkan, guncangan gempa juga dirasakan hingga ke beberapa daerah seperti Palu, Mamuju Tengah, Mamasa.

Selain dua gempa tersebut, BMKG juga merekam terjadinya 28 gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil.

Kedua gempa besar yang telah terjadi tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Baca juga: Gempa Majene, Ini Update Dampak dan Data Terkini dari Basarnas

2. Dampak kerusakan

Guncangan kuat yang terjadi menyebabkan sejumlah kerusakan di wilayah kota Majene, Sulawesi Barat.

Berdasarkan Kompas.com (15/1/2021), gempa bumi kedua yang terjadi menyebabkan Gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang memiliki 4 lantai ambruk dan hanya menyisakan 10 persen bagian saja.

Beberapa gedung perkantoran, ruko, hotel, juga puskesmas dilaporkan ada yang mengalami kerusakan.

Tidak hanya itu, 300-an rumah milik warga juga rusak, mulai dari tingkat ringan hingga berat.

Gempa tidak hanya menghancurkan sejumlah bangunan, namun juga menimpa sejumlah kendaraan bermotor, baik sepeda motor, maupun mobil.

Akibat takut akan adanya bencana susulan, warga kini memilih untuk tinggal di pengungsian atau mendirikan tenda di depan rumah mereka masing-masing.

Masih banyak warga yang mengaku belum berani masuk ke dalam rumah mereka.

Tidak hanya itu, longsor juga terjadi di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju sehingga menyebabkan akses jalan terputus, akibat tertutup material longsoran.

Baca juga: Jumlah Korban Gempa Majene Bertambah, Sudah 27 Orang Ditemukan Tewas

3. Korban jiwa

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat, Darno Majid melaporkan, sementara ini ada 27 warga yang dilaporkan meninggal akibat tertimbun reruntuhan bangunan.

Dari jumlah tersebut, 18 terdapat di Kabuaten Mamuju dan 9 sisanya ada di Kabupaten Majene.

Jumlah ini dimungkinkan masih akan bertambah karena proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan.

Untuk jumlah warga yang mengungsi, Darno menyebut pihaknya belum mendapatkan data pasti, namun diperkirakan ada belasan ribu warga yang kini pindah ke pengungsian.

Baca juga: BNPB: Gempa Majene, Warga Rasakan Guncangan Kuat hingga 7 Detik

4. Gangguan komunikasi dan pemadaman listrik

Guncangan besar yang terjadi tidak hanya menimbulkan kerusakan bangunan, tapi juga jaringan listrik dan komunikasi.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB), Raditya Jati menyebut gangguan jaringan listrik dan komunikasi terjadi di Kabupaten mamuju.

"Jaringan listrik dan komunikasi selular juga terganggu di wilayah Mamuju," kata Jati, dikutip dari Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Berdasarkan perkembangan informasi di tayangan Breaking News Kompas TV, Jumat (15/1/2021), jaringan komunikasi terutama internet disebut masih mati, sementara untuk jaringan selular masih bisa meskipun tidak optimal.

Baca juga: Gempa Majene, Menara BTS Operator Seluler Kehilangan Pasokan Listrik PLN

5. Potensi gempa susulan

Meski dua gempa sebelumnya tidak berpotensi tsunami, BMKG menyebut ke depannya masih ada potensi terjadinya gempa dengan kekuatan lebih kecil atau sama dengan gempa dini hari tadi.

Jika gempa nantinya berukuran besar, terjadi di lokasi yang sama, dan menyebabkan longsoran di dasar laut, maka potensi untuk lahirnya tsunami dimungkinkan ada.

Bahkan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut gelombang tsunami itu bisa datang dengan cepat, hanya dalam kisaran 2-3 menit, seperti yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah beberapa tahun yang lalu.

"Potensi tsunami ada kemungkinan kalau terjadi gempa susulan yang dikhawatirkan dapat memicu tsunami akibat longsor ke laut ataupun tsunami akibat gempa itu," sebut Dwi Korita dalam konferensi pers, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: BMKG: Waspada Gempa Susulan dan Potensi Tsunami di Majene

(Sumber: Kompas.com/Himawan, Ellyvon Pranita, Dandyy Bayu Bramasta | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Bestari Kumala Dewi, Sari Hardiyanto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi