Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Majene, 10 Titik Pengungsian, dan Potensi Tsunami...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/JUNAEDI
Warga Majene Mengungsi Ke Dataran Tinggi Pasca Gempa
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, diguncang gempa berkekuatan magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1/2021) pukul 01.28 WIB.

Menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa ada di 6 kilometer timur laut Majene dengan kedalaman 10 kilometer.

Sebelumnya, terjadi gempa awal yang berkekuatan magnitudo 5,9, yakni pada Kamis (14/1/2021).

Baca juga: Gempa Majene Magnitudo 6,2, Ini Hasil Monitoring dan Analisis BMKG

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setidaknya 34 orang meninggal akibat gempat bumi tersebut. Perinciannya yakni 26 di Kabupaten Mamuju dan 8 lainnya di Kabupaten Majene.

 

Selain itu, 637 warga mengalami luka-luka dan 15.000 lainnya mengungsi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (15/1/2021), berikut 10 titik lokasi pengungsian di Kabupaten Majene:

  1. Desa Kota Tinggi
  2. Desa Lombong
  3. Desa Kayu Angin
  4. Desa Petabean
  5. Desa Deking
  6. Desa Mekata
  7. Desa Kabiraan
  8. Desa Lakkading
  9. Desa Lembang
  10. Desa Limbua

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Kondisi jaringan listrik

Adapun titik pengungsian tersebut berada di Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda, dan Kecamatan Sendana.

Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian yang berada di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.

Hingga pukul 14.00 WIB korban meninggal dunia akibat gempa Sulawesi Barat sebanyak 34 orang.

Baca juga: Update Terbaru Gempa Majene Magnitudo 6,2: 4 Orang Meninggal, 637 Luka-luka, dan 3.000 Lainnya Mengungsi

Adapun rinciannya 26 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane.

Kondisi jaringan listrik hingga Jumat (15/1/2021) siang masih padam dan komunikasi seluler tidak stabil di kedua kabupaten tersebut.

Menurut data Pusat Pengendali Operasi BNPB per 15 Januari 2021, pukul 11.10 WIB terdapat sekitar 637 orang yang mengalami luka-luka dan 15.000 orang lainnya mengungsi di Kabupaten Majene.

Baca juga: Mengenal Sabo Dam, Solusi Penanggulangan Banjir Lahar Gunung Merapi...

Rusak berat

Sedangkan kerusakan bangunan di Kabupaten ini mencakup 62 unit rumah rusak, 1 unit puskesmas rusak berat, 1 kantor danramil Maluda rusak berat, dan longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju.

Sedangkan pada Kabupaten Mamuju, BPBD setempat menginformasikan kerusakan berat (RB) antara lain Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulawesi Barat, dan sebuah mini market.

Jaringan listrik dan komunikasi selular juga terganggu di wilayah Mamuju.

Baca juga: Mengapa Bandung Kerap Diterjang Banjir?

Kebutuhan yang diinformasikan oleh BPBD setempat antara lain sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, terpal, alat berat/eksavator, alat komunikasi, makanan siap saji, dan masker.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (15/1/2021), menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, gempa bumi yang terjadi di Majene merupakan gempa bumi pengulangan.

Berdasarkan sejarah episenter gempa Majene 14-15 Januari 2021, sangat berdekatan dengan sumber-sumber gempa yang memicu tsunami, hingga mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa.

Dia berharap masyarakat tetap waspada, memastikan tempat tinggal aman dan menghindari area yang berpeluang terjadi longsoran.

Baca juga: Gempa Susulan di Ambon Terjadi hingga 1.120 Kali, Apa Analisisnya?

Sementara itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan bahwa ada potensi terjadinya gempa bumi susulan hingga tsunami di Majene.

"Potensi tsunami itu terjadi kemungkinan kalau terjadi gempa susulan yang dikhawatirkan dapat juga memicu tsunami akibat longsor ke laut ataupun tsunami akibat gempa itu," jelasnya.

Selain itu, pihaknya mewanti-wanti kepada masyarakat agar menghindari perbukitan dengan tebing curam, karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

"Hindari juga area pesisir," imbuhnya.

Baca juga: Benarkah Tsunami Rawan Terjadi di Bulan Desember?

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Tsunami, Tanda-Tanda dan Cara Menghadapinya

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi