KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, menjelang terbit dan tenggelamnya Matahari merupakan waktu yang paling banyak ditunggu untuk berfoto.
Semburat merah yang tergores di langit memang sayang untuk dilewatkan, khususnya ketika senja.
Istilah 'sobat senja' pun mulai muncul dan disematkan bagi para pemburu senja.
Namun, pernahkah Anda berpikir mengapa warna matahari pagi dan sore berbeda dengan siang hari?
Adalah atmosfer Bumi yang membuat perbedaan warna itu.
Selain menyediakan sumber daya penting yang menjamin kelangsungan hidup semua bentuk kehidupan di Bumi, atmosfer juga menyebabkan beberapa fenomena menarik.
Fenomena itu di antaranya, aliran angin, warna biru langit, dan warna matahari yang beragam pada waktu berbeda.
Baca juga: Benarkah Nyamuk Lebih Tertarik pada Orang dengan Golongan Darah O?
Pada hakikatnya, sinar matahari murni berwarna putih karena merupakan kombinasi dari ketujuh warna pelangi dan semuanya memiliki panjang gelombang yang berbeda.
Melansir Science ABC, Minggu (17/1/2021), ketika sinar matahari mencapai Bumi dan menghantam atmosfer, partikel yang ada pada atmosfer cenderung menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek, seperti biru dan ungu.
Partikel itu juga membiarkan warna dengan ukuran gelombang lebih panjang, seperti merah, kuning, dan oranye, untuk lewat.
Karena panjang gelombang yang lebih merah dari benda-benda angkasa (seperti matahari atau bulan) menembus lapisan atmosfer kita lebih baik daripada warna lain, maka matahari tampak merah jika dilihat dari dekat cakrawala.
Saat matahari terbit dan terbenam, sinar matahari harus merambat melalui jumlah maksimum atmosfer untuk mencapai mata pengamat.
Oleh karena itu, lebih banyak cahaya biru yang tersebar dari matahari, sehingga terlihat lebih merah saat terbit dan terbenam.
Baca juga: Melihat Matahari Buatan yang Diciptakan China dan Korea Selatan
Fenomena alam ini dikenal sebagai hamburan Rayleigh, yaitu fenomena ketika panjang gelombang yang lebih pendek (biru) dari cahaya tersebar lebih mudah daripada yang lebih panjang (merah).
Inilah mengapa langit tampak biru dan matahari tampak merah atau jingga.
Dengan prinsip yang sama, warna putih matahari saat siang hari juga bisa dimengerti.
Dikutip dari Science Daily, 15 November 2017, saat matahari berada tepat di atas kepala, biru dan ungu dengan gelombang pendek yang lebih banyak tersebar oleh molekul di udara daripada warna spektrum lainnya.
Inilah alasan mengapa cahaya biru dan ungu mencapai mata kita dari segala arah pada hari yang cerah.
Akan tetapi, karena kita tidak bisa melihat ungu dengan baik, maka langit menjadi tampak biru.
Kesimpulannya, matahari tampak merah karena cahaya merah menembus atmosfer lebih efektif daripada warna lain.
Ini menyebabkan benda langit yang terlihat dari Bumi memiliki rona kemerahan atau oranye, tergantung pada waktu dan tempatnya di langit.