Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Warna Matahari Pagi dan Sore Berbeda dengan Siang Hari?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi matahari
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, menjelang terbit dan tenggelamnya Matahari merupakan waktu yang paling banyak ditunggu untuk berfoto.

Semburat merah yang tergores di langit memang sayang untuk dilewatkan, khususnya ketika senja.

Istilah 'sobat senja' pun mulai muncul dan disematkan bagi para pemburu senja.

Namun, pernahkah Anda berpikir mengapa warna matahari pagi dan sore berbeda dengan siang hari?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adalah atmosfer Bumi yang membuat perbedaan warna itu.

Selain menyediakan sumber daya penting yang menjamin kelangsungan hidup semua bentuk kehidupan di Bumi, atmosfer juga menyebabkan beberapa fenomena menarik.

Fenomena itu di antaranya, aliran angin, warna biru langit, dan warna matahari yang beragam pada waktu berbeda.

Baca juga: Benarkah Nyamuk Lebih Tertarik pada Orang dengan Golongan Darah O?

Pada hakikatnya, sinar matahari murni berwarna putih karena merupakan kombinasi dari ketujuh warna pelangi dan semuanya memiliki panjang gelombang yang berbeda.

Melansir Science ABC, Minggu (17/1/2021), ketika sinar matahari mencapai Bumi dan menghantam atmosfer, partikel yang ada pada atmosfer cenderung menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek, seperti biru dan ungu.

Partikel itu juga membiarkan warna dengan ukuran gelombang lebih panjang, seperti merah, kuning, dan oranye, untuk lewat.

Karena panjang gelombang yang lebih merah dari benda-benda angkasa (seperti matahari atau bulan) menembus lapisan atmosfer kita lebih baik daripada warna lain, maka matahari tampak merah jika dilihat dari dekat cakrawala.

Saat matahari terbit dan terbenam, sinar matahari harus merambat melalui jumlah maksimum atmosfer untuk mencapai mata pengamat.

Oleh karena itu, lebih banyak cahaya biru yang tersebar dari matahari, sehingga terlihat lebih merah saat terbit dan terbenam.

Baca juga: Melihat Matahari Buatan yang Diciptakan China dan Korea Selatan

Fenomena alam ini dikenal sebagai hamburan Rayleigh, yaitu fenomena ketika panjang gelombang yang lebih pendek (biru) dari cahaya tersebar lebih mudah daripada yang lebih panjang (merah).

Inilah mengapa langit tampak biru dan matahari tampak merah atau jingga.

Dengan prinsip yang sama, warna putih matahari saat siang hari juga bisa dimengerti.

Dikutip dari Science Daily, 15 November 2017, saat matahari berada tepat di atas kepala, biru dan ungu dengan gelombang pendek yang lebih banyak tersebar oleh molekul di udara daripada warna spektrum lainnya.

Inilah alasan mengapa cahaya biru dan ungu mencapai mata kita dari segala arah pada hari yang cerah.

Akan tetapi, karena kita tidak bisa melihat ungu dengan baik, maka langit menjadi tampak biru.

Kesimpulannya, matahari tampak merah karena cahaya merah menembus atmosfer lebih efektif daripada warna lain.

Ini menyebabkan benda langit yang terlihat dari Bumi memiliki rona kemerahan atau oranye, tergantung pada waktu dan tempatnya di langit.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi