Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 83 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kereta Api Terparah di Australia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi kecelakaan kereta api
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 44 tahun lalu, tepatnya pada 18 Januari 1977, insiden kereta api terparah dalam sejarah Australia terjadi di Granville, negara bagian New South Wales.

Melansir BBC, kecelakaan kereta api itu merenggut nyawa 83 orang, dan mengakibatkan 213 orang lainnya terluka.

Kereta api itu tergelincir keluar jalur di dekat stasiun Granville, menghantam sebuah jembatan hingga runtuh, dan menimpa dua gerbong kereta.

Musibah itu terjadi hanya dalam hitungan detik, namun penyebab kecelakaan itu sebenarnya telah terakumulasi selama bertahun-tahun.

Insiden Granville mengungkapkan kekurangan besar dalam pemeliharaan kereta api di New South Wales, yang akhirnya berbuah malapetaka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta menghantam penyangga jembatan

Kereta api berangkat pukul 06.09 waktu setempat dari Mount Victoria, di Blue Mountains, ke Sydney.

Kereta api tersebut membawa sedikitnya 469 penumpang saat meninggalkan stasiun Parramatta.

Pukul 08.10, lokomotif kereta yang bertenaga listrik itu tergelincir di sebuah jalur tikungan tajam di Granville dalam kecepatan 80 km/jam.

Akibatnya, lokomotif menghantam penyangga jembatan Bold Street di atas rel.

Lokomotif terbalik dan menyeret dua gerbong pertama keluar dari rel.

Delapan orang tewas di gerbong satu, yang hancur saat menabrak tiang penyangga kabel listrik. Sementara itu, semua orang di gerbong kedua selamat dari maut.

Akan tetapi, petaka tidak berhenti di situ. Jembatan, dengan empat mobil di atasnya, terhuyung-huyung selama beberapa detik, lalu menghujani gerbong tiga dan empat dengan beton dan baja seberat 470 ton.

Beban tersebut meremukkan atap gerbong berbingkai kayu hingga gepeng. Beberapa area gerbong bahkan hancur hingga rata.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa M 6,9 Guncang Kobe, 6.434 Orang Meninggal

Penyelamatan besar-besaran

Dalam beberapa menit, regu penyelamatan besar, yang terdiri dari polisi, pemadam kebakaran, kru ambulans, dokter, perawat, insinyur, dan pekerja kereta api berkumpul untuk melakukan evakuasi.

Kondisi lapangan saat itu menyulitkan akses awal evakuas, sampai akhirnya tangga darurat dapat didirikan.

Kecelakaan itu menarik perhatian warga sipil, beberapa masih remaja, untuk membantu proses evakauasi. 

Namun, kebanyakan warga sipil yang hadir saat itu justru menyulitkan regu penyelamat melakukan tugasnya.

Menarik perhatian warga sekitar

Pada pukul 08.50, 1.500 orang memadati lokasi kejadian.

Warga yang ingin menonton insiden itu berdesak-desakan di dekat rel. Beberapa bahkan menyamar sebagai petugas penyelamat dan naik ke reruntuhan jembatan yang tidak stabil untuk melihat lebih dekat.

Situasi ini menyulitkan proses evakuasi, dan membahayakan nyawa penumpang kereta yang terjebak di bawah reruntuhan, serta regu penyelamat.

Dokter, perawat, dan kru penyelamat polisi, harus merangkak ke ruang kecil di antara puing-puing jembatan untuk menjangkau korban yang terluka.

Pada akhir evakuasi, regu penyelamat mencatat total 83 orang tewas, terdiri dari delapan orang di gerbong satu, 44 orang di gerbong tiga, dan 31 orang di gerbong empat.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Luar Angkasa Mendarat di Titan

Rel kereta dalam kondisi buruk

Pasca-insiden itu, sebuah penyelidikan untuk mengungkap penyebab kecelakan yang dipimpin oleh hakim ketua Pengadilan Distrik NSW, James Staunton, dimulai pada Februari 1977.

Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa insiden kereta api tergelincir di jembatan Bold Street telah terjadi dua kali sebelumnya, yakni oleh lokomotif pada 1967 dan kereta batu bara pada 1975.

Jalur rel kereta di wilayah itu dilaporkan berada dalam "kondisi sangat tidak memuaskan". Jalur itu telah melebar lebih luas dari ukuran standar.

Pada saat terjadinya kecelakaan, hal ini menyebabkan roda kiri depan lokomotif jatuh ke dalam lintasan dan membuatnya melaju ke penyangga jembatan.

Trauma yang tidak akan hilang

Tina Morgan, korban termuda yang selamat dari bencana tersebut, mengatakan, ingatan kelam akan insiden hari itu tidak akan pernah bisa hilang.

"Ini tidak akan pernah hilang. Bagi ribuan orang yang terlibat, ini tidak akan pernah hilang, ini trauma besar," katanya kepada Australian Associated Press.

Morgan, yang saat itu berusia 14 tahun, terperangkap setidaknya selama lima jam dengan punggung terluka dan sepotong kayu menusuk dadanya.

Pada peringatan 40 tahun tragedi itu, Menteri Transportasi Australia Andrew Constance menyatakan permintaan maaf dari negara untuk seluruh korban peristiwa itu.

"Ini adalah tragedi yang tidak seorang pun akan pernah bisa melupakannya dan sulit bagi banyak dari kita untuk membayangkan kesedihan yang dialami orang-orang seumur hidupnya karena apa yang telah terjadi," katanya kepada Australian Broadcasting Corp.

Setiap tahun sejak bencana Granville, orang-orang yang selamat, anggota regu penyelamat saat insiden, dan orang-orang terkasih dari mereka yang tewas, berkumpul di jembatan Bold Street pada 18 Januari untuk memperingati tragedi itu.

Mereka menaburkan 83 tangkai mawar untuk mengenang mereka yang telah tiada.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Jamarat Mina, 362 Jemaah Haji Meninggal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi