Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Setelah Divaksin Tidak Perlu Pakai Masker dan Cuci Tangan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO
Ilustrasi hoaks.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah postingan yang menyebut setelah seseorang divaksin tidak perlu memakai masker, mencuci tangan, dan upaya pencegahan lain beredar di media sosial Facebook.

Unggahan itu juga menyebut apabila setelah disuntik vaksin namun masih melakukan upaya pencegahan virus, maka yang disuntik bukanlah vaksin.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan tim cek fakta Kompas.com, postingan tersebut adalah tidak benar.

Narasi yang beredar

Sebuah informasi yang mengatakan bahwa mereka yang telah suntik vaksin tak perlu lagi menggunakan masker, cuci tangan dan sebagainya beredar di media sosial facebook.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Postingan tersebut salah satunya diunggah oleh akun Facebook Gaes Pardi.

"VAKSIN ITU ARTINYA ZAT YG SENGAJA DIBUAT UNTUK MEMBUAT KEKEBALAN TUBUH TERHADAP PENYAKIT TERTENTU.
JADI,VAKSIN COVID19 YG DISUNTIKKAN KE DALAM TUBUH ANDA TUJUANNYA AGAR TUBUH ANDA KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.

JIKA ANDA SUDAH DISUNTIK VAKSIN COVID19, MAKA ANDA TIDAK PERLU LAGI PAKEK MASKER,CUCI TANGAN DAN SEBAGAINYA KARENA ANDA SUDAH KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.

TAPI,JIKA ANDA SUDAH DI SUNTIK VAKSIN COVID19, TAPI MASIH SAJA DISURUH PAKEK MASKER,DISURUH CUCI TANGAN,DUDUK BERJAUHAN DAN SEBAGAINYA,BERARTI YG DISUNTIKKAN KE ANDA ITU BUKAN VAKSIN TAPI VAKCIN(VALUTA KEUANGAN CINA)...

NAH,..JOKOWI SUDAH DI SUNTIK VAKSIN COVID19 KOK MASIH PAKEK MASKER,
TAPI SUDAH KEBAL DARI VIRUS COVID19????" tulisnya.

Konfirmasi Kompas.com

Dari penelesuran Kompas.com postingan yang mengatakan bahwa seseorang yang telah divaksin tidak perlu lagi melakukan upaya pencegahan virus seperti mencuci tangan dan memakai masker adalah tidak benar.

Hal tersebut sebagaimana telah diingatkan oleh sejumlah ahli, salah satunya oleh Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia Prof Dr dr Iris Rengganis.

Melansir Kompas.com (13/1/2021) Iris mengingatkan, vaksinasi Covid-19 hanyalah strategi pendukung untuk mencapai target memutus rantai kasus infeksi Covid-19 atau setidaknya mengendalian kasus infeksi.

Iris menjelaskan, strategi pertama yang wajib dan harus dilakukan sembari program vaksinasi dijalankan adalah pendekatan 3T+3M-3K.

Protokol 3T yakni Testing, Tracing, dan Treatment. Sementara 3M adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak 1,5 meter.

Adapun 3K yang harus dihindari adalah kontak erat, kerumunan dan kamar atau ruang tertutup.

Lebih lanjut ia mengatakan penyuntikan vaksin Sinovac diperlukan dua dosis dan jeda waktu minimal 14 hari untuk membuat antibodi utuh dalam tubuh.

Sehingga masih harus menjaga diri dengan disiplin protokol kesehatan setelah penyuntikan vaksin.

"Makanya penyuluhan ini penting, jangan sampai orang sekali vaksin, terus dia berpikir ini aman, lantas 3M nya tidak dia lakukan lagi," tegasnya.

Jangan sampai terinfeksi

Iris mengingatkan jangan sampai justru orang-orang terinfeksi sebelum mendapat vaksin yang kedua akibat ia mengabaikan protokol kesehatan yang ada.

Sementara itu, Dr. Preeti Malani, Kepala Petugas Kesehatan di Universitas Michigan juga mengatakan hal serupa.

"Masker dan jarak sosial perlu terus berlanjut di masa mendatang, sampai kita memiliki tingkat kekebalan kawanan tertentu," ujarnya dikutip dari USA Today.

Malani juga menjelaskan, seseorang yang divaksin juga masih memiliki potensi tertular.

Ia mengatakan meskipun uji klinis Moderna dan Pfizer memiliki efikasi 95 persen namun vaksin saat ini baru diuji dalam keadaan terkontrol dan masih perlu melihat keefektifannya di dunia nyata.

Kesimpulan

Dari penelusuran yang dilakukan Kompas.com informasi yang menyebut setelah vaksin tidak memerlukan masker, cuci tangan dan tindakan pencegahan lain adalah tidak benar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi