Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Gunung Merapi: Catatan BPPTKG soal Awan Panas dan Guguran Lava

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO
Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang terlihat dari Tunggul Arum, Wonokerto, Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (6/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DI Yogyakarta mencatat pada periode pengamatan Rabu ini pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi mengalami guguran lava pijar sebanyak dua kali dengan intensitas kecil arah kali Krasak sejauh 400 meter dari puncak.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Gunung Merapi masih dalam status siaga. Hingga hari ini, Senin (18/1/2021), Gunung Merapi masih terus menyemburkan awan panas dan lava pijar.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan beberapa kali terjadi luncuran awan panas Merapi.

"Statusnya masih siaga, kondisinya sekarang luncuran awan panas ada beberapa kali. Kemudian, yang jelas guguran lava yang sering terjadi," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat dihubungi Kompas.com pada Senin (18/1/2021).

Berdasar laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan pada 18 Januari 2021, muncul awan panas guguran pada pukul 05.43 WIB.

Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 22 mm dan durasi 112 detik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarak luncur awan panas guguran tersebut kurang lebih mencapai1000 meter, mengarah ke arah Barat Daya, tepatnya Kali Krasak.

Baca juga: Aktivitas Gunung Api Indonesia, Sinabung, Semeru, hingga Gunung Merapi

Sementara itu, kondisi angin terpantau bertiup ke tenggara. 

Oleh karena itu, BPPTKG merekomendasikan penghentian aktivitas di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.

KRB III merupakan kawasan yang sering dilanda awan panas, aliran lava, lontaran vulkanik, gas beracun maupun guguran batu atau pijar.

Untuk kolom awan panas guguran, BPPTKG mencatat ketinggiannya mencapai 50 meter di atas puncak Gunung Merapi.

Adapun guguran lava pijar terjadi sebanyak 6 kali, dengan jarak luncur mencapai 600 meter ke Barat Daya.

Hanik menjelaskan, area yang dilewati guguran lava pijar akan menjadi rusak akibat panas.

"Guguran lava pijar itu kan material panas ya, akan merusak bagian yang terlewati lava pijar," kata Hanik.

Adapun untuk gas dari aktivitas Gunung Merapi, Hanik menjelaskan, sejauh ini tidak ada efek yang membahayakan masyarakat.

"Pada saat kenaikan aktivitas, beberapa komposisi gas vulkanik juga naik. Tapi untuk Merapi tidak ada efek untuk asapnya, tidak berefek ke masyarakat kalau untuk gasnya," ujar dia. 

Baca juga: Update Terkini Gunung Merapi: Awan Panas Guguran pada Sabtu Pagi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tahapan Status Gunung Merapi Beserta Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Masyarakat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi