Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Mamuju Harus Dikosongkan karena Akan Ada Gempa Lebih Besar dan Tsunami

Baca di App
Lihat Foto
FACEBOOK
Tangkapan layar unggahan dengan narasi masyarakat dapat sesegera mungkin meninggalkan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan dengan narasi masyarakat harus sesegera mungkin meninggalkan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), beredar di media sosial.

Narasi itu beredar tak lama setelah Mamuju dan sekitarnya diguncang rentetan gempa beberapa waktu lalu.

Dalam unggahan itu diklaim, juru bicara (Jubir) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat menjelaskan akan ada gempa dan tsunami seperti yang terjadi di Palu pada 2018 lalu. 

Selain itu, diklaim juga bahwa BMKG menyebut akan ada gempa lebih dari 7,0 skala richter yang berpotensi tsunami dan likuifaksi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari konfirmasi yang dilakukan Kompas.com, narasi yang menyebut masyarakat harus meninggalkan Mamuju, Sulbar karena akan ada gempa yang lebih besar diikuti tsunami, adalah tidak benar alias hoaks.

Baca juga: [HOAKS] Santri di Jember Menjadi Korban Vaksin Sinovac

Narasi yang beredar

Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan sebuah unggahan di media sosial dengan narasi ajakan kepada masyarakat untuk sesegera mungkin meninggalkan Mamuju, Sulbar tersebut.

Adapun narasi itu salah satunya oleh akun Facebook Diena Aqila, Minggu (17/1/2021).

Dalam unggahanya, akun Facebook Diena Aqila membagikan sebuah gambar percakapan di WhatsApp yang berisi ajakan untuk meninggalkan Mamuju.

Berikut isi pesan di dalam WhatsApp tersebut:

"[17/1 00:50] Ahmad Riyadi BPTP Sul Bar: Sdh tepat bu kabalai menginstruksikan kami utk keluar mamuju.....hasil rakor malam ini bbrapa jam yang lalu yang dihadiri Gub, forkopimda, BMKG pusat, Kepala BNPB pusat....semua yg mengikuti rapat trsebut trmasuk insan pers berubah tegang setelah mndengar pnjelasan Jubir BMKG pusat bahwa bencana ini akan lbh brpotensi melebihi Palu....jd mmang dharapkan tmn2 bisa mninggalkan mamuju sesegera mungkin.....

[17/1 00:53] Ahmad Riyadi BPTP Sul Bar: Bhwa BMKG menarget akan ada gempa 7.0 SR atau bisa lebih....dan ada potensi tsunami dan likuifaksi.....

[17/1 00:55] Ahmad Riyadi BPTP Sul Bar: Maaf bu kabalai dan tmn2 skalian bhwa tdk ada maksud sy membuat rasa cemas atau menakut2i tp sy merasa info ini wajib sy share utk kewaspadaan dan bahan prtimbangan tmn2....."

Selain gambar pesan di WhatsApp tersebut, akun Facebook Diena Aqila juga menuliskan kalimat narasi seperti ini:

"Ya Allah sesak lagi denger kabar dari kk' berita ini... mamuju harus di kosongkan..."

Baca juga: [HOAKS] Informasi yang Menyebut Presiden Joko Widodo Disuntik Vaksin Buatan Eropa

Hingga hari ini Selasa (19/1/2021), unggahan tersebut telah disukai 65 kali, 26 kali dikomentari, dan 1 kali dibagikan.

Baca juga: [HOAKS] Tolak Vaksin Covid-19, ATM, Rekening, dan Nomor HP Diblokir

Konfirmasi Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi Kepala Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana.

Saat dikonfirmasi, Taufan menegaskan, narasi yang menyebut masyarakat harus meninggalkan Mamuju, Sulbar karena akan ada gempa yang lebih besar diikuti tsunami, adalah tidak benar alias hoaks.

"Hoax mas," tegas Taufan ketika dihubungi Tim Cek Fakta Kompas.com, Selasa (19/1/2021) pagi.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya juga menegaskan, pihaknya tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju pascagempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut, Jumat (15/1/2021).

"BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju," kata da.

Imbauan tersebut disampaikan saat rakor Gempa Mamuju-Majene Sabtu (16/1/2021) malam.

Sehingga tidak benar jika beredar teks percakapan WhatsApp yang berisi informasi seolah BMKG menginstruksikan meninggalkan Mamuju sesegera mungkin.

"Informasi ini tidak benar dan dapat dikategorikan sebagai berita bohong (hoax)," tegas Dwikorita.

Namun ia mengingatkan bahwa gempa susulan masih dapat terjadi seperti lazimnya pasca terjadinya gempa kuat.

Oleh karena itu, masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan dengan kekuatan yang signifikan.

Baca juga: [HOAKS] Link Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 Dibuka

Masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, diimbau untuk tidak menempati lagi karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan dapat roboh.

Kemudian, warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada 1969.

"Segera melakukan evakausi mandiri dengan cara menjauh dari pantai, dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami," ujar Dwikorita

"Hal ini akan efektif menyelamatkan masyarakat pesisir jika sumber gempa kuat yang terjadi berada dekat pantai, karena waktu emas penyelamatan tsunami sangat singkat," tambah dia.

Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

Kondisi tersebut juga sangat berisiko terlebih lagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil setelah diguncang dua kali gempa kuat.

Untuk itu masyarakat diminta agar tidak percaya dengan berita bohong (hoaks), tetapi terus memantau dan mengikuti informasi resmi yang bersumber dari lembaga resmi seperti BMKG dan arahan dari BNBP/BPBD.

Kesimpulan

Dari konfirmasi yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang menyebut masyarakat harus meninggalkan Mamuju, Sulbar karena akan ada gempa yang lebih besar diikuti tsunami, adalah tidak benar alias hoaks.

BMKG tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju pascagempa bumi yang beberapa waktu lalu mengguncang wilayah itu.

BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju.

Baca juga: [HOAKS] Jakarta Zona Hitam Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi