KOMPAS.com - Sebuah video dengan narasi pesisir Manado, Sulawesi Utara diterjang tsunami pada Minggu (17/1/2021), beredar di media sosial.
Dalam video itu tampak air laut meluber hingga menggenangi jalanan dan membuat kendaraan kesulitan berjalan. Sehingga membuat beberapa warga tampak menyelamatkan diri dan menjauh dari jalanan tersebut.
Namun dari konfirmasi yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang menyebut Manado diterjang tsunami pada Minggu (17/1/2021) adalah tidak benar.
Baca juga: [HOAKS] Mamuju Harus Dikosongkan karena Akan Ada Gempa Lebih Besar dan Tsunami
Narasi yang beredar
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan sebuah unggahan video dengan narasi Manado, Sulawesi Utara diterjang tsunami pada Minggu (17/1/2021).
Adapun unggahan tersebut dibagikan oleh akun Facebook Ember Turah Official, Minggu (17/1/2021) sekira pukul 22.16 WIB.
Berikut narasi yang dituliskan:
"TSUNAMI MANADO
TSUNAMI MANADO MINGGU 17 JANUARI 2021
MANADO - , Sulawesi Utara, Minggu (17/1/2021) sore. Kejadian sempat menghebohkan warga sekitar.
Hal itu terungkap setelah akun Instagram @ndrobeii mempostingnya sekira pukul 19.45 WIB. Dalam postingan terbagi tiga slide video itu terlihat betapa ganasnya ombak disana. Hingga masuk ke salah satu pusat perbelanjaan sekitar".
Baca juga: [HOAKS] Jakarta Zona Hitam Covid-19
Hingga Selasa (19/1/2021) siang, unggahan tersebut telah disukai 30 kali dan dibagikan 33 kali.
Baca juga: [HOAKS] Santri di Jember Menjadi Korban Vaksin Sinovac
Lantas, benarkah Manado diterjang tsunami pada Minggu (17/1/2021)?
Konfirmasi Kompas.com
Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi Kepala Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana.
Saat dikonfirmasi, Taufan menegaskan, narasi yang menyebut Manado, Sulawesi Utara diterjang tsunami pada Minggu (17/1/2021) adalah tidak benar alias hoaks.
"Hoax," kata Taufan saat dihubungi Tim Cek Fakta Kompas.com, Selasa (19/1/2021) siang.
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menyatakan, air laut yang meluap di Manado, Minggu (17/1/2021) tersebut, bukan tsunami.
Akan tetapi, salah satu kejadian cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Indonesia, karena itu masyarakat diimbau tidak panik.
"Peristiwa naiknya air laut yang menyebabkan banjir terjadi di pesisir Manado kemarin merupakan salah satu kejadian cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Indonesia," ujar Eko dalam keterangan tertulis, Senin (18/1/2021).
"Masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu mengungsi, tapi tetap waspada dan terus memantau serta memperhatikan update informasi cuaca terkini dari BMKG," tambahnya.
Penyebab naiknya air laut
Eko menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor, antara lain angin kencang hingga pasang air laut.
Dia menyatakan, angin kencang berkecepatan maksimum 25 knot berdampak pada peningkatan tinggi gelombang hingga mencapai 2,5-4 meter di Laut Sulawesi, perairan utara Sulawesi Utara, Perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud dan Laut Maluku bagian utara.
Baca juga: [HOAKS] Tolak Vaksin Covid-19, ATM, Rekening, dan Nomor HP Diblokir
Sementara itu, terdapat pula pengaruh kondisi pasang air laut maksimum di wilayah Manado yang menunjukan peningkatan pasang maksimum harian setinggi 170-190 cm dari rata-rata tinggi muka air laut (Mean Sea Level/MSL) pada pukul 20.00-21.00 WITA.
Eko menambahkan, berdasarkan analisis gelombang diketahui bahwa arah gelombang tegak lurus dengan garis pantai sehingga dapat memicu naiknya air ke wilayah pesisir.
"Akumulasi kondisi di atas yaitu gelombang tinggi, angin kencang di pesisir dan fase pasang air laut maksimum yang menyebabkan terjadi kenaikan air laut sehingga mengakibatkan banjir yang terjadi di Manado," tutur Eko.
Beberapa hari terakhir, lanjut dia, wilayah Sulawesi Utara dilanda hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi.
Fenomena cuaca tersebut merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi terutama pada saat puncak musim hujan seperti saat ini.
"Karena itu kami mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir selalu mewaspadai ancaman bahaya pesisir ketika fase pasang air laut berbarengan dengan gelombang tinggi," papar Eko.
Selain itu, masyarakat diharapkan mengambil langkah antispatif terhadap potensi masuknya air laut ke daratan pada saat fase pasang air laut yang bersamaan dengan gelombang tinggi dan angin kencang.
Kemudian, masyarakat juga diimbau untuk terus memperhatikan informasi cuaca terkini dari BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung dan mengikuti arahan dari BNPB/BPBD setempat.
Kesimpulan
Dari konfirmasi yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang menyebut Manado diterjang tsunami pada Minggu (17/1/2021) adalah tidak benar.
Faktanya, peristiwa tersebut adalah banjir rob yang merupakan imbas cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu ini.
Masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu mengungsi, tapi tetap waspada dan terus memantau serta memperhatikan update informasi cuaca terkini dari BMKG.
Baca juga: [HOAKS] Link Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 Dibuka
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.