Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

60 Negara Melaporkan Strain Baru Virus Corona Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris memiliki mutasi pada bagian receptor-binding domain, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel tubuh manusia.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan varian baru virus corona di Inggris atau VOC 202012/01 telah terdeteksi di 60 negara.

Melansir AFP melalui The Guardian, Rabu (20/1/2021), dibandingkan minggu lalu, jumlah tersebut bertambah 10 negara.

Strain baru virus corona di Inggris, pertama kali terdeteksi pada pertengahan Desember, oleh WHO diperkirakan antara 50 dan 70 persen lebih menular daripada aslinya.

Baca juga: Selain Inggris, Berikut Negara yang Telah Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah kematian global sudah melampaui dua juta jiwa dan varian baru virus corona menyebabkan keprihatinan mendalam.

Negara-negara di seluruh dunia bergulat dengan cara memperlambat infeksi sampai vaksin tersedia secara luas.

Sementara itu strain atau varian baru virus corona Afrika Selatan (501Y.V2) telah dilaporkan di 23 negara dan wilayah, menurut laporan mingguan WHO. Jumlah itu bertambah 3 negara dari pekan sebelumnya.

Baca juga: Melihat Perbedaan Vaksin Buatan AS dengan Vaksin Buatan China, Ini Rinciannya...

Rekor tertinggi jumlah kematian

Selain itu jumlah kematian juga naik ke rekor tertinggi yakni 93.000 selama 7 hari terakhir dengan 4,7 juta kasus baru dilaporkan.

Amerika Serikat masih menjadi yang terburuk dalam wabah dengan kasus dan kematian tertinggi di dunia.

Dalam laporan mingguan WHO, 19 Januari 2021, daftar negara yang telah mengonfirmasi adanya varian baru virus corona Inggris maupun varian baru Afrika Selatan ditunjukkan dalam sebuah peta.

Baca juga: Berikut Sederet Negara yang Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Kasus Covid-19

Indonesia tidak termasuk dalam daftar negara tersebut. Namun negara-negara di sekitarnya sudah melaporkan keduanya.

Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam sudah melaporkan adanya varian baru virus corona Inggris.

Sementara itu Australia dan New Zealand bahkan sudah melaporkan kedua varian baru virus itu.

Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...

Varian baru

Secara rinci diperlihatkan terdapat 40 negara yang melaporkan varian baru virus corona Inggris, 3 negara melaporkan varian baru virus corona Afrika Selatan, dan 20 negara melaporkan varian baru virus corona Inggris sekaligus Afrika Selatan.

Dalam laporan juga disebutkan langkah-langkah WHO untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Salah satunya pada 14 Januari, Direktur Jenderal WHO mengadakan pertemuan keenam Komite Darurat tentang Covid-19, yang mencakup diskusi tentang dampak munculnya varian SARS-CoV-2 dan pembatasan perjalanan tambahan yang diberlakukan oleh banyak negara.

Baca juga: Berkaca dari Airlangga Hartarto, Bisakah Orang yang Belum Terinfeksi Covid-19 Jadi Donor Plasma Konvalesen?

Sekretariat WHO mempresentasikan Kerangka Pemantauan Risiko untuk mengidentifikasi, memantau dan menilai mutasi SARS-CoV-2, varian minat dan varian yang menjadi perhatian.

Komite Darurat mendukung seruan untuk upaya global untuk mengurutkan dan berbagi data untuk memantau evolusi virus dan berkolaborasi secara ilmiah untuk meningkatkan pemahaman global tentang varian dan pengaruhnya terhadap vaksin, terapi, dan kemanjuran diagnostik.

Komite menyarankan WHO untuk mengembangkan nomenklatur standar dan definisi varian virus SARS-CoV-2 yang secara geografis netral, area yang telah mulai dikerjakan WHO.

Baca juga: Jalan Panjang Wisma Atlet Kemayoran Sebelum Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Gejala Covid-19 yang Berdampak pada Jantung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi