Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moderna Kaji Adanya Reaksi Alergi terhadap Vaksin Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
CJ GUNTHER/EPA-EFE
Tanda masuk ke kantor Moderna di Norwood, Massachussets, Amerika Serikat. Moderna telah melakukan uji coba vaksin corona ke manusia pada awal Maret. Foto diambil pada 25 Februari 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Perusahaan bioteknologi yang menciptakan mRNA sintesis di Inggris, Moderna mengatakan bahwa pihaknya sedang mengkaji mengenai kemungkinan adanya reaksi pada vaksin Covid-19 buatannya.

Dilansir dari Reuters (20/1/2021), tanggapan itu muncul setelah Moderna menerima laporan dari Departemen Kesehatan California bahwa beberapa orang di sebuah pusat di San Diego dirawat karena kemunginan mengalami reaksi alergi terhadap vaksin Covid-19.

Adapun laporan itu diterima oleh pihak Moderna pada Selasa (19/1/2021).

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelumnya, para ahli epidemiologi California mengeluarkan pernyataan yang merekomendasikan penyedia untuk menghentikan vaksinasi dari lot no. 41L20A karena kemungkinan adanya reaksi alergi yang sedang diselidiki pada Minggu (17/1/2021).

"Jumlah kemungkinan reaksi alergi dilaporkan lebih tinggi dari biasanya, dengan jumlah vaksin Moderna tertentu yang diberikan di satu klinik vaksinasi komunitas," ujar ahli epidemiologi dalam sebuah pernyataan.

"Bahkan kurang dari 10 orang membutuhkan perawatan medis selama rentang waktu 24 jam," lanjut dia.

Baca juga: Melihat Perbedaan Vaksin Buatan AS dengan Vaksin Buatan China, Ini Rinciannya...

Mengonfirmasi hal tersebut, pembuat vaksin mengungkapkan bahwa mereka tidak mengetahui apakah ada kasus reaksi alergi serupa terjadi dan berdampak buruk dari pusat vaksinasi lain, yang mungkin mendapatkan vaksin dari lot sama atau dari lot lainnya.

Moderna menyampaikan, ada 307.300 dosis dari lot yang masih disimpan.

Adapun total vaksin yang diproduksi dalam batch tersebut sebanyak 1.272.200 dosis.

Di samping itu, Moderna juga mengungkapkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan regulator kesehatan AS untuk memahami kasus-kasus tersebut atau menghentikan penggunaan lot.

Baca juga: Melihat Efektivitas Vaksin Covid-19 yang Telah Diumumkan, dari Pfizer-BioNTech hingga Sinovac

Bagaimana vaksin Moderna bekerja

Dilansir dari situs resmi CDC, vaksin Moderna memiliki efektivitas tinggi dalam uji klinis (kemanjuran) di antara orang-orang dari berbagai kategori usia, jenis kelamin, ras, dan etnis dan di antara orang-orang dengan kondisi medis yang mendasarinya.

Berdasarkan bukti dari uji klinis, vaksin Moderna 94,1 persen efektif mencegah penyakit Covid-19 yang dikonfirmasi di laboratorium.

Adapun pengujian itu dikonfirmasi dari orang yang menerima dua dosis yang tidak memiliki bukti terinfeksi sebelumnya.

Meskipun beberapa orang dalam uji klinis dirawat di rumah sakit, namun hal ini lebih jarang terjadi pada orang yang mendapat vaksin Moderna dibandingkan dengan orang yang mendapat plasebo saline.

Baca juga: Mengenal Penyakit Stroke, dari Gejala hingga Pencegahannya

Efek samping vaksin secara umum

Selain itu, CDC mengungkapkan ada beberapa efek samping dari tindakan vaksinasi Moderna secara umum.

Efek samping yang muncul dibedakan pada lengan ketika Anda disuntik dan pada seluruh tubuh.

Di lengan ketika mendapat suntikan:

  • Rasa sakit
  • Pembengkakan
  • Kemerahan

Baca juga: 3 Negara yang Mulai Vaksinasi dengan Vaksin Sinovac, Mana Saja?

Di seluruh tubuh

  • Panas dingin
  • Kelelahan
  • Sakit kepala

Efek samping ini biasanya mulai dalam satu atau dua hari setelah mendapatkan vaksin.

Gejala ini mungkin terasa seperti gejala flu dan bahkan memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi gejala tersebut akan hilang dalam beberapa hari.

Baca juga: [HOAKS] Seseorang di NTB Pingsan Setelah Disuntik Vaksin Sinovac

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Gejala Covid-19 yang Berdampak pada Jantung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi