KOMPAS.com – Jumlah kasus infeksi virus corona di seluruh dunia masih menunjukkan peningkatan.
Hingga Jumat (22/1/2021) pagi, berdasarkan Worldometers, tercatat ada 98.015.441 kasus Covid-19.
Dari angka itu, sebanyak 2.097.350 orang meninggal dunia, dan 70.407.119 orang sembuh.
Berikut ini rincian kasus virus corona di 10 negara dengan kasus terbanyak:
- Amerika Serikat: 25.168.390 kasus, 419.550 orang meninggal dunia, dan 15.074.469 orang sembuh
- India: 10.625.420 kasus, 153.053 orang meninggal dunia, dan 10.281.391 orang sembuh
- Brazil: 8.697.368 kasus, 214.147 orang meninggal dunia, dan 7.580.741 orang sembuh
- Rusia: 3.655.839 kasus, 67.832 orang meninggal dunia, dan 3.054.218 orang sembuh
- Inggris: 3.543.646 kasus, 94.580 orang meninggal dunia, dan 1.586.707 orang sembuh
- Perancis: 2.987.965 kasus, 71.998 orang meninggal dunia, dan 214.538 orang sembuh
- Spanyol: 2.560.587 kasus, 55.041 orang meninggal dunia
- Italia: 2.428.221 kasus, 84.202 orang meninggal dunia, dan 1.827.451 orang sembuh
- Turki: 2.412.505 kasus, 24.640 orangmeninggal dunia, dan 2.290.032 orang sembuh
- Jerman: 2.108.895 kasus, 51.151 orang meninggal dunia, dan 1.762.200 orang sembuh.
Berikut ini sejumlah perkembangan yang terjadi di sejumlah negara di dunia:
India
Wali Kota India Barat, Murlidhar Mohol, mengatakan 5 orang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Mereka merupakan pekerja konstruksi.
Kebakaran saat ini telah dikendalikan. Pihak perusahaan menyebutkan, kebakaran yang terjadi disebut tidak memengaruhi produksi vaksin Covid-19.
SII bekerja sama dengan Universitas Oxford dan Astra Zeneca untuk memproduksi vaksin Covishield.
“Saya ingin meyakinkan semua pemerintah & publik bahwa tidak akan ada kerugian produksi #COVISHIELD karena beberapa gedung produksi saya lindungi untuk menangani kemungkinan seperti itu di @SerumInstIndia," ujar CEO perusahaan Adar Poonawalla melalui akun Twitter-nya.
Sejauh ini, belum diketahu penyebab kebakaran tersebut.
Baca juga: India Mulai Program Vaksinasi Covid-19 Terbesar di Dunia, Pekerja Sanitasi yang Pertama
Argentina
"Presiden menegaskan kembali keamanan dan kemanjuran vaksin dan menegaskan kembali bahwa prioritasnya adalah menjangkau mayoritas warga Argentina dalam waktu sesingkat mungkin," ujarnya, dikutip dari CNN, Jumat (22/1/2021)
Fernandez (61), menerima dosis tersebut di Rumah Sakit Posadas, Provinsi Buenos Aires.
Sebelumnya, pada Rabu (20/1/2021), Administrasi Nasional Obat, Pangan dan Teknologi Argentina (ANMAT) telah merekomendasikan penggunaan vaksin untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun.
Argentina saat ini telah menerima pengiriman 300.000 dosis Sputnik V pada 24 Desember 2020.
Amerika Serikat
Komentar Fauci tersebut keluar saat kematian Covid-19 di AS mencapai 407.111 pada Kamis (21/1/2021).
Peluncuran pasokan vaksin di AS saat ini jauh dari kata mulus. Berbagai negara bagian kehabisan pasokan vaksin virus corona.
Para pejabat bersikeras bahwa jumlah pengiriman vaksin yang sebelumnya dilaporkan administrasi Trump tidak sejalan dengan yang ada di lapangan.
Kebingungan terkait pasokan vaksin ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Biden yang baru dimulai.
Baca juga: Kematian Akibat Overdosis di Amerika Serikat Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Lebanon
Lebanon akan menjadi negara pertama yang mendapat bantuan dana untuk peluncuran vaksin Covid-19 dari Bank Dunia.
Bank Dunia saat ini telah menyetujui alokasi ulang 34 juta dollar AS (sekitar Rp 478 miliar) untuk program ini karena Lebanon menghadapi lonjakan kasus.
"Ini adalah operasi pertama yang didanai Bank Dunia yang mendanai pengadaan vaksin Covid-19," demikian pernyataan Bank Dunia yang menyebut suntikan akan diberikan kepada lebih dari 2 juta orang.
Vaksin diharapkan tiba di Libanon pada awal Februari 2021.
Program vaksin nantinya akan menyasar kelompok berisiko tinggi yaitu orang berusia di atas 65 tahun, staf epidemiologi, mereka yang berusia di atas 55 tahun dan 64 tahun.
Baca juga: Kemiskinan Ekstrem Landa Pengungsi Suriah di Lebanon, Bagaimana Kondisinya?
Inggris
Angka tersebut turun dari angka kematian pada Rabu di mana ada 1.820 korban. Jumlah total korban meninggal dunia dalam 28 hari terakhir mencapai 94.580 orang.
Angka tersebut adalah kematian tertinggi akibat Covid-19 di Eropa.
Saat ini, Inggris baru saja memperkenalkan hukuman baru yang lebih keras bagi mereka yang melanggar aturan lockdown negara itu.
Mulai minggu depan, mereka yang mengadakan pertemuan ilegal lebih dari 15 orang di rumah akan didenda 1.097 dollar AS (sekitar Rp 15 juta).
Untuk pelanggaran berulang, denda akan berlaku kelipatannya.
Baca juga: 60 Negara Melaporkan Strain Baru Virus Corona Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?