Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Covid-19 Dunia 23 Januari: Varian Baru Virus Corona 30 Persen Lebih Mematikan

Baca di App
Lihat Foto
AP/TOBY MELVILLE via ABC INDONESIA
Perdana Menteri Inggris akan memimpin rapat darurat hari Senin guna mengkoordinir langkah penanggulangan Covid-19 karena adanya varian baru. (AP: Toby Melville)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan.

Hingga Sabtu (23/1/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 98.681.586 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 2.114.027 orang meninggal dunia, dan 70.866.115 orang dinyatakan pulih.

Baca juga: [POPULER TREN] Vaksin Sinovac Tak Mungkin Sebabkan Infeksi Covid-19 | 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 25.362.851 kasus, 423.671 orang meninggal dunia, dan 15.198.474 orang pulih
  2. India: 10.640.544 kasus, 153.221 orang meninggal dunia, dan 10.300.063 orang pulih
  3. Brasil: 8.755.133 kasus, 215.299 orang meninggal dunia, dan 7.594.771 orang pulih
  4. Rusia: 3.677.352 kasus, 68.412 orang meninggal dunia, dan 3.081.536 orang pulih
  5. Inggris: 3.583.907 kasus, 95.981 orang meninggal dunia, dan 1.600.622 orang pulih
  6. Perancis: 3.011.257 kasus, 72.647 orang meninggal dunia, dan 215.822 orang pulih
  7. Spanyol: 2.603.472 kasus, dan 55.441 orang meninggal dunia
  8. Italia: 2.441.854 kasus, 86.674 orang meninggal dunia, dan 1.855.127 orang pulih
  9. Turki: 2.418.472 kasus, 24.789 orang meninggal dunia, dan 2.296.050 orang pulih
  10. Jerman: 2.125.261 kasus, 52.020 orang meninggal dunia, dan 1.780.200 orang pulih

Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara, dilansir dari The Guardian, Jumat (22/1/2021):

Inggris

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris dengan kode B117 kemungkinan 30 persen lebih mematikan.

Sebelumnya, pada Desember 2020, Johnson menyebut bahwa varian baru ini 70 persen lebih menular dibanding varian yang sebelumnya beredar.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Inggris, Diduga Lebih Menular

 

Pada saat itu, belum diketahui apakah varian baru tersebut lebih mematikan dibanding varian yang sudah beredar.

Namun baru-baru ini, hasil riset dari New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (Nervtag) menemukan, varian baru tersebut dapat meningkatkan tingkat kematian antara 30 sampai 40 persen.

Para peneliti mengatakan, langkah pembatasan yang lebih ketat mutlak diperlukan untuk mencegah penularan varian B117 semakin meluas, dan memperingatkan bahwa temuan ini berpotensi membawa kemunduran dalam upaya pengendalian Covid-19.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Strain Colombus Ditemukan di AS

Jerman

Jerman telah mendeteksi kasus Covid-19 pertama yang disebabkan oleh varian baru virus corona dari Brasil.

Berdasarkan laporan AFP, temuan varian baru itu dilaporkan oleh otoritas kesehatan regional di negara bagian Hesse.

Brasil

Brasil menerima suplai 2 juta dosis vaksin virus corona dari India pada Jumat (22/1/2021).

Menteri Kesehatan Brasil mengatakan, vaksin buatan AstraZeneca-Oxford itu tiba di Sao Paulo, sebelum dikirim ke Rio de Janeiro, tempat Fiocruz Institute berada.

Nantinya, vaksin tersebut akan diproduksi dan didistribusikan oleh Fiocruz.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Asal Brasil Terdeteksi di Jerman

Meski demikian, para pakar kesehatan Brasil menilai, dua juta dosis tersebut masih jauh dari kebutuhan Brasil untuk imunisasi kelompok prioritas, yang mencapai 210 juta orang.

"Menghitung dosis dari Butantan, dan dari India, tidak ada cukup vaksin, dan tidak ada kepastikan kapan Brasil akan bisa menambah dosis," Mario Scheffer, profesor di Universitas Sao Paulo.

Dia menyebut, kekurangan dosis vaksin akan menghambat kemampuan negara itu untuk mencapai kekebalan kolektif dalam waktu dekat.

Amerika Serikat

Pendiri Microsoft, Bill Gates, mengunggah foto ketika dirinya mendapatkan suntikan vaksin Covid-19, melalui akun Twitter miliknya.

Baca juga: Ramalan Steve Jobs, Bill Gates, dan Jeff Bezos yang Jadi Kenyataan

Sejak kemunculan pandemi Covid-19, nama Bill Gates kerap dikaitkan dengan teori konspirasi tentang virus corona dan vaksin untuk menangkal virus itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi