Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Lalu Wuhan Lockdown 11 Juta Warga Selama 76 Hari, Begini Kondisinya Saat Ini...

Baca di App
Lihat Foto
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang perempuan warga kota Wuhan, China, mengenakan masker untuk menghindari terinfeksi virus corona yang mematikan saat berbelanja di sebuah pasar di kota Wuhan, Minggu (26/2/2020).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kota Wuhan di Provinsi Hubei, China, menjadi lokasi awal virus corona penyebab Covid-19 terdeteksi pada akhir 2019. 

Dari Wuhan, virus yang menyebabkan pneumonia atau menyerang saluran pernapasan ini menyebar hingga ke seluruh dunia. 

Saat kasus infeksi semakin meningkat, pada 23 Januari 2020, atau tepat setahun yang lalu, Wuhan menerapkan penguncian ketat atau lockdown. 

Baca juga: Setahun Lalu China Umumkan Kematian Pertama Covid-19, Ini Kondisi Wuhan Sekarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown 76 hari bagi 11 juta warga

Dikutip dari BBC, Jumat (22/1/2021), Pemerintah China memberlakukan penguncian ketat atau lockdown selama 76 hari terhadap 11 juta warganya. 

Lockdown dilakukan hanya berselang dua hari sebelum perayaan Imlek pada tahun 2020 itu tiba. 

Tak hanya penguncian wilayah, hingga Juni 2020, Wuhan juga menerapkan aturan yang begitu ketat, seperti mewajibkan penggunaan masker dan menjaga jarak demi bisa menekan laju penularan virus di tengah masyarakatnya.

Selama rentang waktu tersebut, akses dari dan menuju kota yang ada di Provinsi Hubei ini ditutup bagi masyarakat China yang berasal dari wilayah lain.

Setahun kemudian, China sering dianggap sebagai salah satu kisah sukses mengendalikan virus. Termasuk bagaimana tepatnya China memilih lockdown untuk membatasi penyebaran. 

Baca juga: Studi di Wuhan Temukan Gejala Covid-19 Dapat Bertahan hingga 6 Bulan

Jumlah kasus Covid-19 di China

Kini, melihat data Worldometer (23/1/2021), China ada di urutan ke 83 dari 221 negara, dengan total kasus infeksi sebanyak 88.911 kasus positif dan 4.635 korban meninggal.

Padahal, di awal tahun lalu, negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jin Ping ini menduduki peringkat atas dan menjadi titik merah penyebaran virus di dunia.

Saat ini kasus baru Covid-19 harian di China ada di kisaran 100 kasus per hari. 

Untuk jumlah kasus aktif, berdasarkan pembaruan data Kamis (21/1/2021), China memiliki total 1.598 pasien yang masih menjalani perawatan. 

Baca juga: Saat Infeksi Virus Corona di Wuhan Mungkin 10 Kali Lebih Tinggi dari yang Dilaporkan...

Kondisi Wuhan sekarang

Melihat data-data itu, tak heran jika China disebut sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.

Kini, warga Kota Wuhan sudah bisa mendapatkan kembali kehidupannya, saat masyarakat sejumlah negara dunia masih berjuang untuk bertahan menghadapi pandemi. 

Meski belum sepenuhnya pulih dan masih memberlakukan protokol kesehatan seperti memakai masker, beberapa waktu yang lalu warga di Wuhan sudah bisa menggelar perayaan dan berkumpul bersama di ruang publik.

Jauh sebelum itu, pada musim panas 2020, tersebar luas di media sosial bahwa warga di Wuhan sudah mengikuti pesta di wahana air, dalam kondisi acara tersebut diikuti oleh banyak orang.

Baca juga: Saat Wuhan Adakan Pesta Kolam Renang Besar-besaran, Apa Artinya?

Dikutip dari The Strait Times, Jumat (22/1/2021), untuk saat ini warga Wuhan sudah berani beraktivitas di bar-bar di kota itu.

Salah satu bar besar yang ada di Wuhan, Super Monkey, bahkan sudah buka dan mempersilakan siapa pun untuk masuk. Tidak ada persyaratan khusus, selain protokol kesehatan standar.

Misalnya, setiap pengunjung harus memakai masker saat memasuki bar, memiliki suhu di bawah 37,3 derajat celsius, dan menjaga jarak dengan pengunjung lain.

Namun, saat mereka merokok atau mengobrol dengan temannya, mereka sudah tidak ragu untuk melepaskan masker yang semula terpasang.

Baca juga: Ramainya Malam Pergantian Tahun di Wuhan...

Berterima kasih pada pemerintah

Untuk apa yang mereka rasakan sekarang, masyarakat mengaku terbantu atas segala upaya yang dilakukan pemerintah, meski mereka sendiri mengaku masih memiliki trauma atas apa yang terjadi di kotanya satu tahun yang lalu.

Trauma itu termasuk pada propaganda pemerintah yang "membungkam" setiap orang untuk menyebarkan informasi terkait virus di awal-awal Covid-19 merebak.

Misalnya yang disampaikan oleh Chen Qiang, laki-laki berusia 20 tahunan, kepada AFP.

"Pemerintah China itu baik. Pemerintah China melakukan segalanya untuk rakyatnya, dan rakyat adalah yang tertinggi, ini berbeda dengan negara asing," kata dia.

Di balik semua itu, ada dampak positif yang masyarakat rasakan.

Baca juga: Film Dokumenter Ungkap Dokter di Wuhan Diminta Bohong soal Covid-19

Salah satu mahasiswa yang memperkenalkan dirinya sebagai Li Xi mengatakan, sebelum ada pandemi, masyarakat kerap terlihat terburu-buru dengan urusannya masing-masing, memiliki sifat pemarah, dan tidak ramah satu sama lain.

Namun, setelah semua itu terjadi, kini masyarakat berubah menjadi orang-orang yang ramah terhadap satu sama lain dan lebih mensyukuri kehidupan yang mereka miliki.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi