Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ribu Bendungan Besar Dunia Mulai Menua, Apa Dampaknya?

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/MUNIR UZ ZAMAN
Pemandangan dari udara menunjukkan rumah dan bangunan yang terendam banjir saat bendungan pecah setelah topan Amphan di Shyamnagar jatuh pada tanggal 21 Mei 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pada 2050, lebih dari setengah populasi global akan tinggal dan hidup di hilir dari puluhan ribu bendungan besar.

Sebuah penelitian dari Institut Air, Lingkungan, dan Kesehatan UN University menyebut bahwa hampir 59.000 bendungan besar di dunia dirancang untuk bertahan selama 50-100 tahun.

Sayangnya, mayoritas bendungan itu dibangun antara 1930-1970.

Baca juga: Laut Kaspia, Mengapa Danau Terbesar di Dunia Ini Disebut sebagai Laut?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini adalah risiko global yang sedang berkembang dan kami perhatikan," kata rekan penulis dan direktur institut Vladimir Smakhtin, dikutip dari AFP, Jumat (22/1/2021).

"Dalam hal bendungan yang berisiko, jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun, dekade ke dekade," tambahnya.

Bendungan yang dirancang, dibangun, dan dirawat dengan baik dapat dengan mudah berfungsi selama satu abad.

Akan tetapi, banyak dari bendungan besar dunia gagal memenuhi satu atau lebih kriteria ini.

Baca juga: Mengenal Sabo Dam, Solusi Penanggulangan Banjir Lahar Gunung Merapi...

Perubahan iklim

Puluhan orang telah menderita kerusakan besar atau kehancuran total selama dua dekade terakhir di Amerika Serikat, India, Brasil, Afghanistan dan negara-negara lain.

Jumlah itu cenderung meningkat.

Perubahan iklim kemudian memperparah semua risiko itu.

Baca juga: Melihat Cara Belanda Mengatasi Banjir...

"Karena perubahan iklim, curah hujan yang ekstrem dan peristiwa banjir menjadi lebih sering terjadi," kata penulis utama dari University of Ottawa dan McMaster University, Duminda Perera.

Kondisi ini tidak hanya meningkatkan risiko waduk meluap, tetapi juga mempercepat penumpukan sedimen yang berdampak pada keamanan bendungan.

Akibatnya, kapasitas dan produksi energi di bendungan juga akan semakin berkurang.

Baca juga: Disebut RK Mampu Kurangi Dampak Banjir Jakarta, Berikut Fakta soal Bendungan Ciawi dan Sukamahi

Konsekuensi bencana

Pada Februari 2017, saluran bendungan tertinggi di AS, Bendungan Oroville, California rusak selama hujan lebat dan mendorong evakuasi darurat lebih dari 180.000 orang di hilir.

Pada 2019, rekor banjir memicu kekhawatiran bahwa Bendungan Mosul, bendungan terbesar di Irak, bisa runtuh.

Bendungan yang sudah tua tidak hanya menimbulkan risiko yang lebih besar bagi penduduk di hilir, tetapi juga menjadi kurang efisien dalam menghasilkan listrik, dan jauh lebih mahal untuk pemeliharaannya.

Baca juga: Banjir di Indonesia, Benarkah karena Curah Hujan dan Cuaca Ekstrem?

Karena jumlah bendungan besar yang sedang dibangun atau direncanakan telah menurun tajam sejak 1960-an dan 1970-an, masalah ini akan berlipat ganda di tahun-tahun mendatang.

"Tidak akan ada revolusi pembangunan bendungan lagi, jadi rata-rata umur bendungan semakin tua. Karena banyak ditemukan sumber energi baru, seperti matahari dan angin, maka bendungan pembangkit listrik tenaga air yang direncanakan mungkin tidak akan pernah dibangun." kata Perera.

Lebih dari 60.000 bendungan tua juga menghadapi tantangan pembongkaran atau dekomisioning yang tak lagi aman atau berfungsi.

Baca juga: Mengapa Bandung Kerap Diterjang Banjir?

Lebih dari 150 tahun

Smakhtin mengatakan, beberapa lusin bendungan telah dirobohkan di AS, tapis semuanya berukuran kecil.

Lebih dari 90 persen bendungan besar, setidaknya 15 meter dari fondasi hingga puncak atau menahan tidak kurang dari tiga juta meter kubik air, terletak hanya di dua lusin negara.

China menjadi rumah bagi 40 persen dari jumlah itu, dengan 15 persen lainnya gabungan di India, Jepang dan Korea.

Baca juga: Mengenal Hokkaido, Provinsi Bersalju yang Menjadi Sarang Virus Corona di Jepang

Sementara 16 persen bendungan dunia lainnya berada di Amerika Serikat, dengan lebih dari 85 persen di antaranya sudah melewati harapan hidup mereka.

Menurut sebuah perkiraan, perlu biaya sekitar 64 miliar dollar AS untuk memperbarui bendungan.

Di seluruh dunia, ada sekitar 7.500 kilometer kubik air atau cukup untuk menenggelamkan sebagian besar Kanada dalam satu meter, tersimpan di balik bendungan besar.

Baca juga: Fenomena Hujan Salju di Gurun Sahara, Keempat Kalinya Sepanjang Sejarah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi