Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Tambang Emas di China, 22 Pekerja Terjebak di Bawah Tanah Selama 15 Hari

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi ledakan.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah ledakan terjadi di tambang emas Hushan, di Qixia, Provinsi Shandong, sebelah timur China pada Minggu (10/1/2021).

Melansir Sky News, Jumat (22/1/2021), ledakan itu mengubur pintu masuk ke tambang, dan menyebabkan 22 orang pekerja terjebak ratusan meter di bawah tanah.

Para pekerja itu telah terjebak selama 15 hari, dan tim penyelamat masih berupaya untuk mengevakuasi para pekerja yang terjebak itu.

Mereka telah berhasil membuat lubang untuk menyalurkan bantuan makanan, obat-obatan, dan barang-barang lain yang dibutuhkan oleh para pekerja agar bisa bertahan hidup.

Akan tetapi, tim penyelamat masih membutuhkan waktu sedikitnya 15 hari lagi untuk mengebor tanah, dan membuat jalur yang cukup lebar agar bisa mengevakuasi korban.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keadaan pekerja

Dari 22 orang pekerja, satu orang dilaporkan tewas karena cidera kepala, sedangkan 11 orang dilaporkan masih hidup dan berhasil membuat kontak dengan tim penyelamat.

Sementara itu, 10 orang pekerja tambang lainnya masih belum ditemukan.

Tim penyelamat saat ini tengah berupaya menggali lubang yang lebih besar agar bisa menjangkau para pekerja yang terjebak lebih dari 600 meter dari pintu masuk tambang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Shaanxi Tewaskan 830.000 Orang di China

Pemerintah Kota Yantai, menyebutkan, pintu masuk tambang terkubur hingga 350 meter di bawah permukaan, akibat reruntuhan puing-puing tambang seberat 70 ton.

Sebanyak 600 orang dilibatkan dalam misi penyelamatan ini, termasuk ahli bedah, dan psikolog. 25 ambulans juga berjag-jaga di sekitar lokasi.

Manajer tambang telah ditahan pihak berwajib karena tidak segera melaporkan insiden itu. Penyebab runtuhnya tambang saat ini masih belum diketahui.

Mengirim pesan kepada penyelamat

Melansir BBC, Rabu (20/1/2021), kontak pertama antara tim penyelamat dan para pekerja yang terjebak di bawah tanah dilakukan menggunakan secarik kertas.

Tim penyelamat membuat lubang kecil dan menurunkan seutas tali ke dalam tambang. Para pekerja kemudian menautkan secarik kertas berisi pesan kepada tim penyelamat.

"Jangan berhenti mencoba menyelamatkan kami," demikian pesan yang ditulis tangan itu.

Wakil Sekretaris Kota Yantai, Chen Fei mengatakan, setelah adanya kontak itu, tim penyelamat berhasil memasang sambungan telepon dengan para pekerja yang terjebak.

Dia menyebut, para pekerja itu berada dalam kondisi yang sangat lemah.

"Setelah kami berhasil menggali lubang ketiga, para pekerja itu kembali bersemangat. Mereka sangat yakin dan sangat berharap bahwa mereka akan segera bisa keluar dari tambang," kata Fei dalam konferensi pers.

Baca juga: China Akan Sumbangkan 500.000 Dosis Vaksin Covid-19 ke Pakistan

Kecelakaan tambang kerap terjadi

Kecelakaan pertambangan di China kerap terjadi, dan seringkali disebabkan oleh peraturan keselamatan yang tidak ditegakkan dengan baik.

Kecelakaan yang terjadi di Hushan baru dilaporkan satu hari setelah kecelakaan tersebut terjadi.

Hal itu menyebabkan tim penyelamat kehilangan waktu yang berharga untuk memulai upaya mereka untuk menjangkau para penambang yang terjebak.

Sebelumnya, pada Desember 2020, 23 penambang tewas setelah kebocoran karbon monoksida di tambang batu bara.

Lalu, pada September 2020, 16 pekerja tewas di tambang lain di pinggiran Chongqing ketika conveyor belt terbakar, dan menghasilkan karbon monoksida tingkat tinggi.

Pada Desember 2019, ledakan di tambang batu bara di provinsi Guizhou, barat daya China, menewaskan sedikitnya 14 orang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC, Sky News
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi