Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Serum Institute of India, Pabrik Vaksin Terbesar di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Amazein Design
Ilustrasi vaksin corona, vaksin Covid-19, vaksin
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Vaksinasi virus corona kini telah berjalan di banyak negara, termasuk Indonesia.

Di balik kegembiraan itu, ada sebuah pabrik produsen terbesar vaksin di dunia sebagai pemain utama dalam perang melawan Covid-19 ini.

Adalah Serum Institute of India, perusahaan yang didirikan pada 1966 di Kota Pune dan memproduksi jutaan vaksin Covishield yang dikembangkan oleh AsraZeneca dan Oxford University untuk India serta negara berkembang.

Baca juga: Mengenal Vaksin Sinovac yang Telah Tiba di Indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak seperti vaksin buatan Pfozer/BioNTech, Covishield dapat disimpan dan diangkut menggunakan pendingin standar.

Vaksin ini juga jauh lebih murah daripada vaksin Pfizer dan Moderna yang membuatnya cocok untuk negara-negara dengan populasi miskin dan infrastruktur usang.

Bahkan perusahaan itu merupakan pemimpin vaksin dunia sebelum pandemi.

Serum Institute of India telah memproduksi 1,5 miliar dosis setahun dan menyuntik dua dari tiga anak di 170 negara untuk melawan penyakit, seperti polio, campak, dan meningitis.

Baca juga: Mengenal Polio, dari Jenis hingga Penyebabnya...

Sejarah awal

Dikutip dari AFP, Sabtu (23/1/2021), perjalanan perusahaan itu dimulai di sebuah peternakan milik keluarga Poonawalla yang membiakkan kuda pada 1946.

Peternakan itu berubah menjadi penghasil vaksin setelah percakapan mereka dengan dokter hewan yang memicu kesadaran bahwa serum anti-toksin yang diekstrak dari hewan dapat digunakan untuk membuat vaksin.

Serum Institute of India pun segera menjadi pemimpin pasar berkat obat-obatannya yang murah dan efektif.

Baca juga: [HOAKS] Video Puluhan Warga Disebut Bergelimpangan akibat Vaksin Sinovac

CEO Serum Institute of India Adar Poonawalla (40), telah menghabiskan hampir satu miliar dolar dalam beberapa tahun terakhir untuk memperbesar dan memperbaiki perusahaannya.

Hasilnya, ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, perusahaan itu berada di posisi terdepan untuk menuai usahanya.

Pada 2019-2020, perusahaan itu mencatat pendapatan tahunan lebih dari 800 juta dollar AS.

Baca juga: Berikut Negara-negara yang Menyetujui Penggunaan Vaksin Sinovac untuk Lawan Covid-19, Mana Saja?

Rencana perusahaan

Serum Institute of India merupakan rumah dari beberapa bangunan, tempat vaksin diproduksi dan diteliti kualitasnya sebelum disimpan ke dalam botol.

Dari Brasil hingga Afrika Selatan, mereka tak pernah kekurangan pelanggan.

Poonawalla bersumpah untuk mencadangkan 50 persen saham Covishield untuk pasar India serta New Delhi yang bermaksud untuk mengimunisasi 300 juta orang pada Juli 2021.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Ia juga sedang terlibat dalam pertarungan diplomasi vaksin dan berencana untuk memasok 20 juta dosis vaksin ke tetangganya di Asia Selatan.

Serum Institute of India juga berencana untuk memasok 200 juta dosis ke Covax.

"Kami terbiasa dengan tekanan semacam ini karena bahkan di masa lalu ada situasi ketika kami diminta untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi persyaratan masing-masing negara," kata Direktur Serum Institute of India Suresh Jadhav.

Bahkan kebakaran mematikan di gedung yang sedang dibangun minggu ini gagal untuk mengurangi kepercayaan publik.

Pandemi telah mengubah profil publik Poonawalla dari miliarder yang memiliki selera mahal pada mobil dan seni rupa menjadi taipan farmasi yang banyak dipuji.

Pasalnya, ia bersedia mengambil risiko dan komitmen pada vaksin yang terjangkau.

Baca juga: Melihat Efektivitas Vaksin Covid-19 yang Telah Diumumkan, dari Pfizer-BioNTech hingga Sinovac

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi