Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 25 Januari: Presiden AS Joe Biden Larang Masuk WNA dari 30 Negara

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/EVAN VUCCI
Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif pertamanya di Gedung Putih pada Rabu (20/1/2021).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan.

Hingga Senin (25/1/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 99.727.941 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 2.137.827 orang meninggal dunia, dan 71.705.935 orang dinyatakan pulih.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 25.687.267 kasus, 429.287 orang meninggal dunia, dan 15.399.287 orang pulih
  2. India: 10.668.356 kasus, 153.503 orang meninggal dunia, dan 10.328.738 orang pulih
  3. Brasil: 8.844.577 kasus, 217.037 orang meninggal dunia, dan 7.653.770 orang pulih
  4. Rusia: 3.719.400 kasus, 69.462 orang meninggal dunia, dan 3.131.760 orang pulih
  5. Inggris: 3.647.463 kasus, 97.939 orang meninggal dunia, dan 1.631.400 orang pulih
  6. Perancis: 3.053.617 kasus, 73.049 orang meninggal dunia, dan 216.965 orang pulih
  7. Spanyol: 2.603.472 kasus, dan 55.441 orang meninggal dunia
  8. Italia: 2.466.813 kasus, 85.461 orang meninggal dunia, dan 1.882.074 orang pulih
  9. Turki: 2.429.605 kasus, 25.073 orang meninggal dunia, dan 2.307.721 orang pulih
  10. Jerman: 2.147.740 kasus, 52.777 orang meninggal dunia, dan 1.807.500 orang pulih

Baca juga: UPDATE: Hampir 1 Juta Kasus Covid-19 dan Terbatasnya Vaksin

Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara, dilansir dari The Guardian, Minggu (24/1/2021):

Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat Joe Biden melarang masuk warga negara asing yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Afrika Selatan, untuk menekan penyebaran varian baru virus corona.

Biden juga memberlakukan larangan masuk bagi pelancong non-AS yang memiliki riwayat perjalanan dari Brazil, Inggris, Irlandia, dan 26 negara Eropa lainnya.

Selain itu, sejumlah ketentuan bagi pelaku perjalanan juga akan mulai diberlakukan pada pekan ini, berdasarkan instruksi dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS.

CDC akan mewajibkan penggunaan masker pada penumpang pesawat, kapal feri, kereta api, subway, bus, taksi, dan ojek online.

Mulai Selasa (26/1/2021), CDC memberlakukan aturan yang mewajibkan semua pelancong internasional yang menggunakan jalur udara, dan berusia dua tahun ke atas, untuk menunjukkan hasil negatif tes Covid-19, yang diambil dalam tiga hari kalender perjalanan, atau bukti pemulihan dari Covid-19 untuk memasuki Amerika Serikat.

Pejabat CDC mengatakan, mereka akan mempertimbangkan pengecualian untuk beberapa pelancong dengan alasan kemanusiaan, berdasarkan kasus per kasus, jika diperlukan.

CDC juga mewajibkan para pelancong harus dikarantina selama tujuh hari setelah tiba di AS, dan mengimbau mereka melakukan tes Covid-19 baru dalam tiga hingga lima hari setelah masa karantina.

Baca juga: Kematian Akibat Overdosis di Amerika Serikat Meningkat Selama Pandemi Covid-19

Israel

Israel akan menutup penerbangan penumpang selama dua pekan, untuk mencegah penyebaran varian baru virus corona.

Menurut laporan Haaretz, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyebut langkah ini sebagai yang pertama di dunia.

"Kita berada di posisi terdepan dibanding negara lain di dunia. Tidak ada negara lain yang melakukan apa yang akan kita lakukan, kita akan 'menyegel' negara," kata Netanyahu dalam rapat kabinet.

Meski demikian, pesawat kargo asing, pesawat pemadam kebakaran, dan penerbangan darurat medis akan dibebaskan dari pembatasan tersebut.

Penutupan penerbangan ini terjadi setelah pemerintah Israel pada pekan lalu mengeluarkan peraturan yang mewajibkan semua kedatangan di bandara internasional Ben-Gurion untuk menunjukkan hasil negatif tes virus corona yang diambil kurang dari 72 jam sebelum mendarat.

Baca juga: Facebook Hapus Konten Palsu Vaksin Virus Corona di Israel

Ekuador

Kementerian Kesehatan Ekuador telah menyetujui vaksin virus corona buatan Oxford-AstraZeneca pada Minggu (24/1/2021).

Selain vaksin tersebut, negara itu juga telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech, yang telah mulai disuntikkan pada perawat panti jompo pekan lalu.

"Kementerian mengizinkan impor sekitar lima juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca, yang akan diberikan kepada 2,5 juta warga Ekuador,"

"Hal ini akan memungkinkan Ekuador untuk memperkuat proses pengendalian penyakit untuk mencapai kekebalan kelompok,"

Demikian pernyataan resmi dari Kemenkes Ekuador. Sementara itu, vaksinasi massal akan mulai dilakukan pada Maret 2021.

Serbia

Serbia telah mendeteksi kasus pertama varian virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris, pada seorang perempuan yang baru saja melakukan perjalanan dari London.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan, perempuan itu telah diisolasi. Sehubungan dengan temuan itu, Vucic menyebut, Serbia tidak akan menerapkan lockdown.

Kantor berita Serbia, Tanjug, mengutip pernyataan Vucic sebagai berikut:
"Varian baru terdeteksi tepat waktu dan tidak akan ada lockdown. Sangat penting untuk melanjutkan vaksinasi,"

Beberapa varian baru virus telah ditemukan di seluruh dunia, termasuk varian yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi di tenggara Inggris dan sekarang tersebar luas di Inggris Raya.

Berdasarkan laporan Reuters, sekitar 172.000 orang telah menerima vaksin di Serbia.

Ada tiga jenis vaksin yang disetujui penggunaannya oleh Serbia, yakni Pfizer-BioNTech, vaksin Sputnik V Rusia, dan Sinopharm China.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Penyebaran Virus Corona Melalui Udara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi