Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Foto Air Banjir di Pekalongan Berwarna Hijau, Apa Sebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter @arifnurdiansah
Foto yang beredar di media sosial mengenai air banjir di Pekalongan berwarna hijau.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Baru-baru ini, beredar foto di media sosial Twitter yang memperlihatkan air banjir di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, berwarna hijau.

Foto tersebut diunggah oleh sejumlah warganet, salah satunya akun @arifnurdiansah pada Kamis (21/1/2021) pukul 7.28 WIB. 

Dia menyebutkan, foto air banjir berwarna hijau itu diambil di wilayah Pasir Sari, salah satu daerah di sebelah utara Kota Pekalongan.

Dalam utas-nya, @arifnurdiansah juga menyebut bahwa banjir berwarna hijau itu sudah menggenangi daerah tersebut selama empat hari.

Seperti diberitakan Antara, Selasa (19/1/2021), beberapa kelurahan di Pekalongan terendam banjir dengan ketinggian antara 30 centimeter hingga 1,5 meter.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir akibat hujan deras yang turun sejak Senin (18/1/2021) itu, berdampak kepada 3.000 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Pekalongan.

Baca juga: Viral Foto Angkringan Berjalan di Yogyakarta, Makanan Gratis untuk yang Membutuhkan

Apa penyebabnya?

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Saminta, membenarkan fenomena air banjir berwarna hijau yang terjadi di Pekalongan.

Dia mengatakan, banjir berwarna hijau itu terjadi di Dusun Clumprit, Desa Segayu.

"Air banjir di wilayah Pekalongan menjadi hijau biasanya apabila banjir/rob yang menggenangi wilayah yang dekat persawahan, rawa atau tambak," kata Saminta saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/1/2021).

Saminta menjelaskan, air banjir berwarna hijau disebabkan oleh tanaman azolla atau "mata lele", yang sebelumnya ada di sawah atau tambak, dan kemudian ikut menggenangi pemukiman karena terbawa arus banjir.

"Hal tersebut sangat lumrah, apabila air banjir di wilayah Clumprit menjadi seperti itu. Karena wilayah Clumprit secara geografis di kelilingi sawah dan tambak," ujar Saminta.

Fenomena yang sama juga sudah pernah terjadi sebelumnya di wilayah Pabean, Bandengan, dan Pajang.

Saminta mengatakan, banjir yang menggenangi beberapa wilayah di kota Pekalongan sejak sepekan lalu, kini sebagian besar sudah surut.

Baca juga: Viral Video Sopir Truk Sebut PJR di Tol Pasuruan Mengejar Tanpa Alasan, Ini Penjelasan Polisi

Tanaman mata lele

Mengutip Harian Kompas, 8 Juli 2005, tanaman mata lele atau paku air, memiliki nama latin Azolla pinnata. 

Drs Gutomo Priyatmono MHum, petani di Dusun Blembem Kidul, Sleman, Yogyakarta, mengatakan, tumbuhan ini mempunyai fungsi sebagai pengikat nitrogen bebas yang ada di udara.

"Azolla pinata sendiri sebenarnya tak mengandung unsur apa pun yang menguntungkan tanah. Tetapi, ketika disebarkan di tanah dan dibiarkan tumbuh, ia akan memperkaya tanah dengan nitrogen yang diikatnya. Selain itu, tanaman ini merupakan pupuk organik yang tidak merusak tanah," ujar Gutomo.

Setelah pembajakan, Azolla pinata tetap menjalankan fungsi sebagai pengikat nitrogen, meskipun posisinya berada di dalam tanah. Nitrogen yang diikat Azolla pinata akan diserap oleh tanaman padi.

Menurut Gutomo, Azolla pinata bisa membantu mengurangi ketergantungan tanah dari pupuk buatan pabrik.

Baca juga: Video Viral Aksi Penyelamatan Kucing Saat Banjir Kalsel, Bagaimana Ceritanya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi