Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Gunung Merapi, Luncurkan 36 Kali Awan Panas dalam 14 Jam

Baca di App
Lihat Foto
Istimewa
Tangkapan layar dari media sosial Facebook terkait awan panas guguran Gunung Merapi pada Rabu (27/1/2021).
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Tanda pagar (tagar) #Merapi memuncaki trending topic Twitter pada hari ini, Rabu (27/1/2021) siang.

Setidaknya, lebih dari 4.000 warganet yang mengetwit topik soal Gunung Merapi.

Setelah ditelusuri, memuncaknya tagar #Merapi tersebut muncul tak lama setelah Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas.

Baca juga: Update Gunung Merapi: Terjadi Guguran Awan Panas 1.200 Meter dan Hujan Abu Tipis di Sejumlah Daerah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang mengatakan Gunung Merapi sedang mengalami erupsi dan mengimbau warga sekitar untuk berhati-hati.

Salah satunya, seperti yang diunggah oleh akun Twitter @kingshadowtae.

"Dapat kabar gunung merapi sedang erupsi, teman-teman daerah sana tolong stay safe ya. Semoga keadaan dapat segera membaik," tulis dia.

Baca juga: Gunung Merapi Muntahkan Lava Pijar dan Trending di Twitter, Sudahkah Masuk Fase Erupsi?

Berikutnya, adalah akun Twitter @upil_jaran67 yang juga mengunggah topik yang sama.

Dikatakannya, Merapi kembali mengalami erupsi pada Rabu (27/1/2021) siang.

"#merapi kembali erupsi siang ini. semoga menjadi berkah bagi semua dan di jauhkan dari malapetaka bencana," tulis dia.

Baca juga: Melihat Letusan Besar Gunung Merapi 10 Tahun Lalu...

Lantas, seperti apa penjelasan BPPTKG?

36 kali awan panas guguran

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi mengeluarkan 36 kali awan panas guguran pada Rabu (27/1/2021) sejak pukul 24.00-14.00 WIB.

Estimasi jarak luncur antara 500-3.000 meter ke arah barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

"Awan panas ini tercatat di seismogram dengan amplitudo antara 15-60 milimeter dan durasi 83-197 detik," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Selain Merapi, Berikut Daftar Gunung di Indonesia yang Berstatus Siaga

Adapun awan panas guguran tersebut, dikatakan Hanik, menyebabkan sejumlah lokasi melaporkan kejadian hujan abu dengan intensitas tipis.

Di antaranya beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, dan Boyolali Kota.

"Jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya yang direkomendasikan oleh BPPTKG, PVMBG, dan Badan Geologi, yaitu sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih," terang Hanik.

Baca juga: Keluarkan Awan Panas, Ini Letusan-Letusan Besar yang Pernah Terjadi di Merapi

Oleh sebab itu, Hanik mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang direkomendasikan tersebut.

Lebih lanjut, masyarakat juga diharapkan untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik, seperti menggunakan masker, menggunakan kacamata, dan menutup sumber air.

"Sehubungan dengan hujan abu yang masih sering terjadi di area puncak, maka masyarakat juga perlu mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi," jelasnya.

Mengenai rekomendasi, Hanik mengatakan bahwa potensi bahaya yang ada di Gunung Merapi saat ini adalah berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan barat daya.

"Sedangkan erupsi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan lontaran material vulkanik diperkirakan menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," pungkas Hanik.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Hebat Gunung Tambora yang Mengubah Dunia

Klaten hujan abu

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Pemkab Klaten Sip Anwar menyatakan, ada satu lokasi yang dilanda hujan abu akibat kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi.

Lokasi tersebut adalah Dukuh Gedong Ijo, Kecamatan Tegalmulyo, Kabupaten Klaten.

"Yang ada hujan abu itu di Tegalmulyo, Dukuh Gedong Ijo, memang ada hujan abu tetapi tidak begitu tebal sekitar jam 1 siang," ungkap Anwar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Merapi Kembali Erupsi, Jangan Panik, Ini yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Hujan Abu

Dia memastikan, tidak ada wilayah di Klaten selain Gedong Ijo yang dilanda hujan abu.

Pasalnya, sempat beredar informasi beberapa lokasi di Klaten dilanda hujan pasir dan hujan abu.

"Kalau yang diunggah di medsos itu kan ada yang menyampaikan hujan pasir-hujan pasir, itu kalau di Klaten, baik di Tegalmulyo, Sidorejo, Balerante itu tidak ada," tegas Anwar.

Baca juga: Letusan Gunung Semeru, Status Waspada, dan Potensi Ancaman Bahayanya...

Adapun informasi mengenai hujan abu itu Anwar terima dari salah seorang relawan yang berada di Dukuh Gedong Ijo.

"Ini informasinya dari relawan saya yang ada di sana, relawan yang juga sebagai perangkat desa. Hanya saja, di Tegalmulyo Dukuh Gedong Ijo ada hujan abu tipis," tambahnya.

Mengenai kondisi terkini, Anwar juga memastikan wilayah yang sempat dilanda hujan abu dalam kondisi yang baik-baik saja.

"Saat ini kondisinya bagus, mandali (aman terkendali) banget, warga masyarakat juga beraktivitas seperti biasa," kata Anwar.

Baca juga: Lava Pijar Mulai Terlihat, Kenapa Status Gunung Merapi Masih Siaga?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tahapan Status Gunung Merapi Beserta Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Masyarakat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi