Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Puisi Cinta dan Benci yang Disebut Karya Chairil Anwar, Ini Klarifikasi Sutradara Film Binatang Jalang

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Tangkapan layar dari youtube tentang teaser film Binatang Jalang yang mengangkat puisi Chairil Anwar
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Film yang diangkat dari puisi-puisi karya Chairil Anwar berjudul Binatang Jalang, menjadi polemik di media sosial terkait keotentikan salah satu puisi yang digunakan sebagai sumber inspirasi.

Dalam pemberitaan Harian Kompas, Minggu (24/1/2021) disebutkan bahwa babak pembuka film Binatang Jalang dimulai dengan ungkapan bait-bait pembuka puisi Chairil Anwar yang berjudul "Cinta dan Benci".

Namun, melalui akun media sosialnya dua orang penulis Indonesia yaitu Saut Situmorang dan Eka Kurniawan, meragukan puisi tersebut sebagai karya dari Chairil Anwar.

Baca juga: Ramai soal Puisi Cinta dan Benci di Film Binatang Jalang, Bukan Karya Chairil Anwar?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah seorang warganet juga menemukan bahwa puisi tersebut ditulis oleh seseorang bernama Ari Ridho, dan dipublikasikan di sebuah blog pada 11 Juli 2014.

Dalam postingan blog itu, Ari Ridho menyebut bahwa puisi yang dia cantumkan bukanlah karya Chairil Anwar melainkan puisi buatannya sendiri.

"Di sini, saya tidak bermaksud mempersembahkan karya Chairil Anwar si penyair terkenal tersebut. Karena, itu melanggar hak cipta. Jadi, saya membuat sendiri puisi cinta ini,"

"Meskipun demikian, kumpulan puisi cinta karya saya ini terinspirasi dari puisi-puisi Chairil Anwar. Selamat menikmati. Maaf, bagi yang merasa tertipu," tulis dia.

Klarifikasi sutradara

Terkait polemik puisi Cinta dan Benci dalam film Binatang Jalang, Exan Zen selaku sutradara film tersebut, secara pribadi meminta maaf kepada semua pihak yang telah dibuat tidak nyaman atas masalah ini.

"Lebih dari sekedar permintaan maaf, saya juga perlu menyampaikan klarifikasi agar semua pihak menjadi jelas atas “kesalahan” saya mengambil puisi Cinta dan Benci menjadi bagian dari film puisi Binatang Jalang," kata Exan, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Exan mengatakan, dia mendapatkan puisi Cinta dan Benci dari hasil pencarian di Google Search, antara lain dari Gasbanter Journal. 

Baca juga: Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45

Di dalam web tersebut memberitakan soal “Penghargaan Dewan Kesenian Bogor (DKB) Award 2007 untuk kategori seniman sastra yang diterima oleh putrinya, Evawani Elissa Chairil Anwar”.

Selain itu ada pula kumpulan puisi karya Chairil Anwar paling populer dan menginspirasi, pada daftar urutan nomer 12 berjudul Cinta dan Benci, diapit oleh puisi Cintaku Jauh di Pulau di nomer 11 dan Sajak Putih di nomer 13.

"Saya mendapat info dari kawan wartawan lewat WA kalau puisi Cinta dan Benci adalah tulisan Ari Ridho. Dia bertanya apakah saya sudah bertemu Ari Ridho, saya menjawab belum. Saya justru baru mendengar soal ini dan saya meminta nomer Ari Ridho agar saya bisa bertanya langsung padanya," kata Exan.

Namun hingga saat ini, Exan belum berhasil menghubungi Ari Ridho yang disebut sebagai penulis asli puisi Cinta dan Benci, yang puisinya turut disertakan dalam film garapannya.

"Di tengah ketidakpastian soal puisi Cinta dan Benci karena saya belum menemukan kontak Ari Ridho, maka saya sebagai penulis skenario dan sutradara, dengan penuh kesadaran demi kebaikan bersama akan menghilangkan Cinta dan Benci dari dereten puisi karya Chairil Anwar dalam film puisi Binatang Jalang," kata Exan.

Baca juga: Puisi Aku Chairil Anwar

Festival film internasional

Selain meminta maaf terkait polemik yang timbul akibat puisi Cinta dan Benci, Exan juga membenarkan bahwa film Binatang Jalang rencananya akan diikutsertakan dalam festival film puisi internasional.

Meski demikian, film berdurasi 22 menit tersebut masih perlu diedit ulang agar sesuai dengan kriteria festival film puisi internasional, yang mensyaratkan durasi maksimal sebuah film adalah 15 menit. 

Dia mengatakan, pemadatan durasi film itu dilakukan dengan menghilangkan dua puisi, yaitu Sajak Putih, serta puisi Cinta dan Benci.

"Memang benar bahwa film puisi Binatang Jalang akan saya perpadat dengan durasi 15 menit dengan menghilangkan 2 puisi, yaitu Sajak Putih dan tentu saja puisi Cinta dan Benci yang kontroversial itu," kata Exan

Dia menambahkan, film puisi Binatang Jalang berdurasi 22 menit tidak pernah ditayangkan secara penuh untuk umum lewat media sosial manapun, kecuali penayangan teaser, video klip musikalisasi puisi Sajak Putih sebagai soundtrack, dan cuplikan tari dalam film.

Baca juga: Membaca Puisi Karya Chairil Anwar, Jawaban Soal TVRI 10 September

Film puisi Binatang Jalang hanya diputar sekali pada 30 Desember 2020 pukul 20.00 WIB saat acara tutup tahun di Jalan Veteran, Jakarta, dengan penonton terbatas (20 orang) untuk kebutuhan diskusi.

"Dari hasil diskusi hingga dini hari itulah, film puisi Binatang Jalang diputuskan durasinya dari 22 menit diperpendek menjadi 15 menit," kata Exan.

"Pun begitu, film puisi Binatang Jalang ini tidak akan ditayangkan di media sosial manapun termasuk YouTube. Film puisi ini akan diedarkan untuk umum setelah masa pandemi berlalu," imbuhnya.

Permintaan maaf

"Atas segala ketidak nyamanan rekan-rekan sastrawan di tanah air terkait polemik puisi Cinta dan Benci yang sangat kontroversi ini, saya sebagai penulis skenario dan sutradara sekali lagi meminta maaf,"

"Juga pada semua pihak yang mendukung maupun tidak mendukung film puisi Binatang Jalang ini, yang merasa terganggu oleh masalah ini, saya juga meminta maaf,"

"Kepada sahabat-sahabat saya di tim produksi yang sudah bekerja keras bersama saya dalam memproduksi film puisi ini, yang sempat dibuat resah atas segala polemik, saya juga meminta maaf dan tentunya mengucapkan banyak terima kasih,"

Baca juga: Arkeolog Temukan Koin Perak Era Romawi Kuno di Turki

"Apapun isi, maksud dan tujuan dari semua polemik yang terjadi, saya menganggap sebagai perhatian, sebagai masukan yang baik dan apresiatif. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas semua itu. Saya yakin dan percaya, niat baik, tujuan baik, jika dikritik secara baik akan menghasilkan sesuatu yang baik," kata Exan.

Klarifikasi dari sutradara Exan Zen juga dimuat di akun Facebook miliknya: Exan Zen

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi