Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langka, Malam Tanpa Bayangan Bulan di Kabah, Saatnya Luruskan Arah Kiblat

Baca di App
Lihat Foto
STR
Jemaah berbaris ketika keluar setelah mereka mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Arab Saudi, Rabu, 29 Juli 2020.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Fenomena langka, Malam Tanpa Bayangan Bulan (MTBB) akan terjadi di Kabah, Mekkah, Arab Saudi, pada Jumat (29/1/2021) besok.

Ketika dikonfirmasi, Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) membenarkan fenomena Malam Tanpa Bayangan Bulan di Kabah.

"Betul sekali," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/1/2021).

Penjelasan lengkap, kata Andi, dimuat Lapan pada laman edukasi.sains.lapan.go.id.

Menurut laman itu, MTBB adalah malam ketika Bulan memasuki fase purnama. Posisi Bulan berada tepat di atas kepala kita sehingga seolah-olah tidak ada bayangan yang terbentuk.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi orang-orang yang berada di Masjid Al-Haram, Mekkah, Arab Saudi, fenomena ini akan terjadi pada pertengahan bulan Jumadil Akhirah 1442 Hijriah yang bertepatan pada Jumat, 29 Januari 2021 pukul 00.43 waktu Saudi atau pukul 04.43 WIB atau 05.43 WITA.

Fenomena ini terjadi 147 menit setelah puncak fase purnama yang terjadi pada pukul 22.16 waktu Saudi, sehingga piringan Bulan yang menghadap Bumi akan bercahaya dengan luasan 99,87 persen dan diameter sudut 0,52 derajat.

Baca juga: Fenomena Hujan Salju di Gurun Sahara, Keempat Kalinya Sepanjang Sejarah

Meluruskan kiblat

Menurut Lapan, fenomena ini dapat digunakan untuk meluruskan arah kiblat bagi belahan dunia yang mengalami malam hari selama Bulan belum terbenam.

Alasannya, ketika Bulan terletak tepat di atas Kabah atau kiblat umat Muslim di seluruh dunia, posisi Bulan akan mengarah ke Kabah bagi pengamat di luar Kabah.

Untuk masyarakat Indonesia, berikut beberapa hal yang perlu diketahui:

Baca juga: Fenomena Waterspout di Waduk Gajah Mungkur, Apa Bahayanya?

Terakhir terjadi pada 1974

Fenomena MTBB di Kabah atau Bulan purnama di atas Kabah pernah terjadi pada pertengahan bulan Zulhijjah 1394 Hijriah yang bertepatan pada Minggu, 29 Desember 1974, pukul 00.05 waktu Saudi atau pukul 04.05 WIB atau 05.05 WITA.

Fenomena ini pernah terjadi juga pada pertengahan bulan Muharram 1335 Hijriah, tepatnya pada Jumat, 10 November 1916, pukul 00.00 waktu Saudi atau pukul 04.00 WIB atau 05.00 WITA.

Fenomena MTBB akan terjadi kembali pada pertengahan bulan Zulhijjah 1459 Hijriah yang bertepatan dengan pada Kamis, 21 Januari 2038, pukul 00.17 waktu Saudi pukul 04.17 WIB atau 05.17 WITA.

Berikutnya, fenomena ini juga akan terjadi pada pertengahan bulan Rajab 1479 Hijriah atau tepat pada Minggu, 21 Januari 2057, pukul 00.36 waktu Saudi pukul 04.36 WIB atau 05.36 WITA.

Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak, Kenapa Bisa Terjadi?

Ketika cuaca berawan, bagi belahan dunia yang mengalami siang/sore hari, umat Muslim yang terletak jauh dari Masjid Al-Haram dapat mengandalkan posisi Bulan yang mengarah ke Kabah ketika malam hari untuk meluruskan atau mengecek ulang arah kiblat mereka masing-masing.

Tingkat akurasi arah kiblat yang diukur dengan posisi Bulan ketika MTBB Kabah sama dengan arah kiblat yang diukur dengan posisi Matahari ketika Hari Tanpa Bayangan Matahari (HTBM) Kabah. Bahkan, menyamai tingkat akurasi pada aplikasi pada gawai.

Mengukur arah kiblat menggunakan posisi Bulan pada dasarnya sama ketika menggunakan bayangan Matahari, yakni memenuhi tiga prinsip yaitu tegak lurus, rata, dan tepat waktu.

Akan tetapi, mengingat intensitas cahaya Bulan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Matahari, maka cukup dengan menghadapkan badan dan mengarahkan pandangan ke Bulan di waktu yang sudah ditentukan.

Jika ingin lebih presisi, dapat menggunakan teodolit ataupun tongkat berbentuk L terbalik.

Khusus untuk fase Bulan antara dua hari sebelum dan dua hari setelah purnama (luas piringan yang bercahaya 95,5 persen dengan kecerlangan 87,5 persen atau 7/8 kali kecerlangan Bulan purnama), ketika cuaca cerah dan tidak ada polusi cahaya buatan di sekeliling pengamat (seperti sorot lampu, dsb), Bulan akan menghasilkan bayangan meskipun tidak setajam
bayangan benda oleh sinar Matahari.

Bayangan Bulan ini akan mengarah ke kiblat ketika Bulan terletak di atas Ka’bah.

Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Ciamis, Apa Sebabnya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi