Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Sayur Bayam Dipanaskan? Ini Jawabannya!

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Ika Rahma
Sayur bening bayam.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sayur bayam mungkin salah satu sayur yang paling sering disajikan di meja makan.

Selain kandungan gizinya yang baik bagi tubuh, sayur bayam juga relatif mudah diolah.

Pertanyaan yang kerap muncul seputar sayur bayam, di antaranya, boleh enggak ya, dipanaskan saat akan disantap?

Menyantap makanan dalam keadaan hangat memang akan menambah kenikmatan. Tetapi, apakah sayur bayam boleh dipanaskan?

Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Hospital, Jakarta Selatan, dr Inge Permadhi, mengatakan, makanan olahan sayur tidak disarankan untuk dipanaskan ulang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Makanan seperti sayur sebaiknya memang dimasak dan tidak dihangatkan kembali," ujar Inge saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/1/2021).

Jika sayur mengalami proses pemanasan kembali, kandungan zat atau gizinya cenderung berkurang.

"Kandungan gizinya umumnya akan terlarut pada kuahnya. Jadi sebaiknya memang dikonsumsi kuahnya. Jadi, pasti akan mengurangi kandungan zat gizi, terutama vitamin yang peka terhadap pemanasan," lanjut dia.

Baca juga: 9 Tanda-tanda Tubuh Saat Kurang Makan Sayur

Ketika sayur bayam dimasak dan didiamkan

Sementara itu, Ahli Gizi Komunitas dr Tan Shot Yen mengatakan, sayur bayam mengandung senyawa nitrat, yang akan berubah menjadi nitrit dan nitrosamin saat dimasak, didiamkan, lalu dipanaskan kembali.

Ia menjelaskan, nitrosamin diyakini berfungsi sebagai karsinogen untuk orang yang antioksidan di dalam tubuhnya tidak mencukupi.

Sementara Nitrit, dapat berbahaya apabila dikonsumsi bayi berusia 6 bulan karena dapat menghalangi transportasi oksigen oleh Hemoglobin.

"Hb-nya berubah menjadi methemoglobin," ujar Tan saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Kamis (28/1/2021).

Meski demikian, lanjut Tan, masyarakat tidak perlu risau karena saat mengonsumsi bayam, nitrit yang terkandung sangat sedikit.

Nitrit baru dapat "meracuni" tubuh jika dalam jumlah yang sangat besar. 

Tan juga menganjurkan, sebelum memasak sayur bayam, ada baiknya memilih bayam yang segar dan dalam jumlah cukup agar sekali masak dapat langsung habis.

Memasak sayur bayam sebaiknya sebentar saja, sampai agak layu, kemudian segera matikan kompor.

Baca juga: Ingin Menanam Sayur Sendiri? Ketahui Jenis Sayur yang Cepat Panen

Kandungan dalam bayam

Ada dua jenis bayam yang dapat dikonsumsi yakni bayam hijau dan bayam merah.

Tan mengatakan, untuk 100 gram bayam hijau mengandung:

  • Energi 16 kkal (jika direbus menjadi 23 kkal, atau dikukus menjadi 30 kkal),
  • Protein 0.9 gram
  • Karbohidrat 2.9 gram
  • Kalsium 166 miligram
  • Fosfor 35 miligram
  • Besi (non heme) 5.7 miligram

Sementara, untuk bayam merah, per 100 gram mengandung:

  • Energi 41.2 kkal
  • Protein 2.2 gram
  • Lemak 0.8 gram
  • Karbohidrat 6.3 gram
  • Kalsium 520 miligram
  • Fosfor 80 miligram
  • Besi (non heme) 7 miligram

Adapun arti "non heme" merupakan senyawa zat besi yang berasal dari bukan hewan, yakni tanaman.

"Walaupun dibandingkan dengan telur yang zat besinya 3-4 miligram, kelihatannya bayam lebih banyak, tapi karena jenis zat besinya non heme, maka tubuh tidak bisa menyerap secara optimal," ujar Tan.

Menurut dia, jenis zat besi pada protein hewani sifatnya heme, lebih mudah diserap tubuh. Hal itu juga berlaku pada kalsium yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan.

Tan mengatakan, dua jenis bayam ini sama-sama memiliki manfaat yang baik. Sebab, sayur tersebut mengandung serat larut dan tidak larut.

"Serat tak larutnya menjadi prebiotik yang menghidupkan probiotik di usus besar," ujar Tan.

"Dengan probiotik seimbang maka selain menjaga imunitas, maka berat badan proporsional juga bisa dipertahankan," lanjut dia.

Meski demikian, ,makan sayur tidak semata-mata agar saluran pencernaannya lancar.

Selain itu, bayam juga tidak bisa dijadikan sumber karbohidrat protein apalagi lemak. Walau kandungan mineralnya cukup baik, tetapi masyarakat tetap harus mengimbanginya dengan protein hewani.

"Bayam tidak bisa disangkal sebagai sumber serat larut maupun tidak larut dan antioksidan bila tidak dimasak terlalu lama," ujar Tan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi