Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Virus Nipah

Baca di App
Lihat Foto
dreamerb/Shutterstock
Ilustrasi virus.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Virus nipah belakangan menjadi pembahasan di tengah pandemi virus corona yang belum selesai. 

Virus nipah disebut-sebut berpotensi untuk menjadi pandemi baru.

Pandemi merupakan wabah penyakit yang terjadi pada geografis yang luas atau menyebar secara global.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

 

Menurut WHO, pandemi tidak ada hubungannya dengan tingkat keparahan penyakit, jumlah korban atau infeksi, namun pada penyebaran geografisnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri telah mengimbau kepada para pihak terkait untuk mewaspadai adanya potensi penyebaran virus nipah di Indonesia.

"Indonesia harus selalu waspada terhadap potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto dikutip dari Antara, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: IDI: Kematian Tenaga Medis Indonesia akibat Covid-19 Tertinggi di Asia, Tercatat 647 Meninggal

Berikut ini sejumlah hal yang perlu diketahui seputar virus nipah:

1. Asal virus nipah

Virus Nipah adalah virus yang ditemukan di kawasan Asia.

Ia ditemukan oleh pemburu virus asal Thailand, Supaporn Wacharapluesadee.

Mengutip BBC (12/1/2021), Wacharapluesadee adalah peneliti di Chulalongkorn University, Bangkok.

Ia telah mengambil ribuan sampel kelelawar dan mendeteksi banyak jenis virus.

Di antara jenis virus corona yang banyak ia temukan, ada jenis virus lain yang berhasil ia dapatkan, itu adalah virus nipah yang dapat menular kepada manusia dan belum ada vaksinnya.

Baca juga: Pandemi Virus Corona dan Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Moderna di AS...

2. Belum terdeteksi di Indonesia

Sejauh ini virus nipah belum pernah dilaporkan di Indonesia.

Meskipun pada 1999 wabah virus nipah pernah merebak di Malaysia.

Virus nipah ketika itu menyebar di Semenanjung Malaysia pada ternak babi dan manusia.

Baca juga: Bagaimana Kemungkinan Flu Babi Baru G4 Menular pada Manusia?

Didik mengatakan, Indonesia harus selalu waspada penyebaran virus dari babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah.

Hal ini karena dari sejumlah penelitian kelelawar buah bergerak teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatera khususnya Sumatera Utara yang berdekatan dengan negeri Jiran tersebut.

Baca juga: Indonesia sudah Datangkan Vaksin Sinovac, Bagaimana dengan Malaysia?

"Sehingga ada kemungkinan penyebaran virus nipah melalui kelelawar atau melalui perdagangan babi yang ilegal dari Malaysia ke Indonesia, " kata Didik.

Ia mengatakan pemerintah telah melakukan pengetatan ekspor dan impor komoditas babi dan produk antara Indonesia dan Malaysia.

"Menurut Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia, pemerintah Indonesia hanya menerima kiriman yang disertai dengan sertifikat kesehatan dan dikeluarkan oleh Departemen Layanan Hewan Malaysia untuk menyatakan bahwa babi yang diekspor sehat," kata dia.

Baca juga: Mengenal Demam Babi Afrika dan Hog Cholera di Sumut

3. Belum ada vaksin

Mengutip Kompas.com (26/1/2021) virus nipah dimasukkan WHO dalam daftar panjang patogen yang dapat menyebabkan darurat kesehatan masyarakat.

Virus nipah adalah salah satu virus yang belum ada vaksinnya.

Ada sejumlah alasan yang membuat virus nipah begitu mengancam yakni:

  • Periode inkubasi yang lama dilaporkan setiap kasus perlu waktu hingga 45 hari, sehingga ada kesempatan bagi inang yang terinfeksi, tidak menyadari bahwa mereka sakit sehingga bisa menyebarkan.
  • Dapat menginfeksi banyak jenis hewan yang makin menambah kemungkinan penyebarannya.
  • Dapat menular baik langsung maupun konsumsi makanan yang terkontaminasi.

Baca juga: Waspada Penyebarannya, Ini yang Perlu Diketahui soal Demam Babi Afrika

4. Gejala virus nipah

Virus nipah berasal dari inang kelelawar buah.

Virus ini disingkat dengan nama NiV dan dapat menyebabkan kematian di antara 40-75 persen orang yang terinfeksi

Sejumlah gejala mereka yang terinfeksi yakni infeksi saluran pernapasan akut, kejang, ensefalitis fatal hingga koma dalam waktu 24-48 jam.

Adapun gejala umumnya adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah dan sakit tenggorokan.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Virus Nipah, Gejala, Cara Penularan dan Pencegahannya

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi