Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Merilis Pedoman Baru untuk Merawat Pasien Covid-19, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/wavebreakmedia
Ilustrasi pasien Covid-19 sembuh dari infeksi. Angka recovery rate (rasio kesembuhan) kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pedoman manajemen klinis baru untuk merawat pasien Covid-19.

Bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah, WHO menyarankan penggunaan oksimetri untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.

"Pasien Covid-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi yang mengukur kadar oksigen," Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan pada pengarahan PBB di Jenewa, dikutip dari Reuters, Selasa (26/1/2021).

"Sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah kondisi di rumah memburuk dan akan lebih baik dirawat di rumah sakit," tambahnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tim WHO Mulai Investigasi Asal-usul Covid-19 di Wuhan, Pemerintah China Bungkam Keluarga Korban

Pasien rawat inap

Untuk pasien rawat inap, WHO menyarankan penggunaan antikoagulan dosis rendah agar mencegah pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah (trombosis).

"Kami menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi karena dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah lain," kata Harris.

Sementara itu, pasien rawan inap yang menggunakan oksigen tambahan (termasuk oksigen hidung aliran tingg) atau ventilator non-invasif, WHO menyarankan agar menempatkan pasien dalam posisi tengkurap.

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan aliran oksigen.

Pedoman tersebut juga mencakup rekomendasi tentang penggunaan bundel perawatan untuk mensistematisasikan penyediaan perawatan bagi pasien Covid-19.

Baca juga: 6 Vaksin yang Akan Disetujui WHO, dari AstraZeneca hingga Sinovac

Akses perawatan lanjutan

WHO juga menyarankan agar pasien Covid-19, baik konfirmasi maupun probabel, harus memiliki akses ke perawatan lanjutan jika mereka bergejala terus-menerus, baru atau berubah.

Di sisi lain, organisasi yang bermarkas di Jenewa itu tengah mengumpulkan bukti tentang kondisi pasca Covid-19.

Pasca Covid-19 merupakan kondisi ketika orang yang telah pulih, tetapi terus mengalami masalah gejala jangka panjang, seperti kelelahan ekstrem dan batuk terus-menerus.

Pada Februari 2021, WHO akan menyelenggarakan serangkaian konsultasi untuk mencapai konsensus tentang gambaran kondisi ini dan subtipe-nya serta definisi kasus.

Pemahaman ilmiah ini akan menginformasikan nama dari kondisi tersebut. Konsultasi akan mencakup berbagai pemangku kepentingan, termasuk kelompok pasien.

Baca juga: Apakah Vaksin Dapat Melawan Varian Baru Corona? Ini Penjelasan WHO

Dalam pidatonya, Harris juga mengatakan bahwa tim ahli WHO di China telah selesai menjalani karantina dan akan melanjutkan pekerjannya dalam dua hari ke depan beserta para peneliti China.

Ia menolak berkomentar atas laporan penundaan peluncuran vaksin di Uni Eropa.

Harris menyebut tidak memiliki data spesifik dan prioritas WHO yang ditujukan pada petugas kesehatan di semua negara dalam vaksinasi 100 hari pertama tahun ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi