Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selandia Baru Terbaik Tangani Covid-19, seperti Apa Penanganan di Sana?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona di Selandia Baru.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - The Lowy Institute, sebuah lembaga yang berbasis di Sydney, New South Wales, Australia, membuat peringkat kinerja negara-negara dalam menangani pandemi Covid-19. Selandia Baru ada di urutan pertama.

Lembaga tersebut membuat peringkat 98 negara dalam menangani pandemi virus corona melalui publikasi yang berjudul Covid Performance Index.

Adapun Indonesia menduduki peringkat 85, terpaut satu peringkat di atas India.

Seperti diberitakan Reuters, Senin (28/1/2021), The Lowy Institute tidak memasukkan China ke dalam daftar tersebut karena kurangnya data yang terbuka secara umum.

Sebagai negara di peringkat teratas, apa saja yang dilakukan Pemerintah Selandia Baru dalam menangani pandemi Covid-19?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan aktivitas sejak dini

Berdasarkan data Worldometers, hingga Jumat (29/1/2021) pukul 12.30 WIB, jumlah kasus Covid-19 di Selandia Baru tercatat 2.305 kasus dengan angka kematian 25 kasus.

Negara dengan populasi 5 juta penduduk ini dikatakan berhasil karena mampu menekan angka kematian sejak awal Covid-19 menyebar.

Baca juga: Berbulan-bulan Nol Kasus, Selandia Baru Laporkan Kasus Baru Covid-19

Sejak Maret 2020, Pemerintah Selandia Baru menetapkan aturan tegas mengenai penutupan, perbatasan dan lockdown. Meski kala itu baru tercatat 102 kasus di Selandia Baru, masyarakat menjalani aktivitas tanpa kerumunan.

Kebijakan ini tidak lepas dari peran Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.

Meski demikian, penanganan yang diterapkan Selandia Baru bukan tanpa hambatan. Pada Agustus 2020, muncul kasus di wilyah Auckland.

“Kami pikir kami telah melalui yang terburuk. Jadi itu merupakan pukulan psikologis yang nyata bagi orang-orang. Dan saya merasakannya juga. Jadi itu sangat-sangat sulit,” kata Ardern, dilansir dari The Guardian, 16 Desember 2020.

Baca juga: Selandia Baru Akan Gratiskan Vaksin Covid-19 bagi Warga dan Negara Sekitarnya

Sistem peringatan empat tahap

Pada akhir Maret 2020, untuk mempersiapkan publik menghadapi situasi yang berubah dengan cepat, pemerintah Selandia Baru memperkenalkan sistem peringatan empat tahap.

Sistem peringatan ini ditujukan untuk mengelola dan meminimalkan risiko penyebaran Covid-19 di Selandia Baru.

Sistem ini membantu orang memahami tingkat risiko saat ini dan batasan yang secara hukum harus diikuti. Keempat tahapnya meliputi:

Sistem ini dimulai dari level 2. Pada 25 Maret 2020, naik ke level 4 sehingga Selandia Baru melakukan lockdown nasional. Hanya layanan penting yang berjalan dan semua orang diminta untuk tetap tinggal di rumah.

Melarang perjalanan internasional

Selandia baru menerapkan pelarangan perjalanan internasional sejak pertengahan Maret 2020. Arden dengan tegas menutup perbatasan Selandia Baru, sampai seluruh masyarakatnya menerima vaksinasi dan terlindungi.

"Selandia Baru hanya akan benar-benar kembali normal ketika ada tingkat normalitas tertentu di belahan dunia lainnya juga,” ujar Arden, melansir The Guardian, Selasa (26/1/2021).

Untuk perjalanan internasional, beberapa warga negara asing mendapatkan pengecualian untuk masuk kembali ke Selandia Baru.

Pengecualian itu hanya jika mereka memiliki keahlian khusus yang tidak dapat ditemukan secara lokal, anggota keluarga, atau memiliki pasangan dari warga negara Selandia Baru.

Komunikasi yang efektif

Berbeda dengan negara-negara yang mendeklarasikan 'perang melawan Covid-19', pemerintah Selandia Baru memberi pesan pada negaranya untuk 'bersatu'.

Melansir BBC, dalam komunikasi publiknya, Ardern telah berulang kali menyebut "lima juta tim kami", sebagai bentuk pujian atas kerja keras 5 juta warga Selandia Baru.

"Karena dia telah mengkomunikasikan dengan jelas arah kami dalam menghadapi peningkatan jumlah kasus, ketika Jacinda Ardern mengatakan kami akan lockdown, orang-orang mengerti mengapa," kata Sarah Robson, jurnalis senior di Radio New Zealand, dilansir dari BBC, 20 April 2020.

Pelacakan dan kepatuhan publik

Selain pembatasan kegiatan yang ketat, Selandia baru juga menerapkan pelacakan kontak (contact tracing).

Ketika kasus pertama Covid-19 terkonfrmasi di Selandia Baru, pemerintahnya melakukan 10.000 tes sehari.

Pelacakan kontak berguna untuk mengetahui siapa saja yang berinteraksi dekat dengan penderita Covid-19, kemudian meminta mereka untuk isolasi.

Kepatuhan warga Selandia Baru juga berperan besar dalam keberhasilan penanganan Covid-19.

"Mereka benar-benar melibatkan pikiran dan hati penduduk untuk melakukan hal yang tidak terpikirkan, mengatakan 'pulang dan tinggal di sana selama bagian terbaik dari enam minggu'," kata epidemiolog ternama dari Selandia Baru, Michael Baker, dilansir dari BBC, 9 Juli 2020.

Baca juga: Mengenal Tato Maori yang Dimiliki Menlu Selandia Baru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi