Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swab Anal untuk Deteksi Covid-19 di China, Bagaimana Cara Kerjanya?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi swab test Covid-19
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - China menerapkan metode baru dalam mendeteksi virus corona penyebab Covid-19, yakni dengan mengambil sampel dari anus seseorang atau disebut juga anal swab test/swab anal, untuk mendeteksi adanya jejak aktif virus corona.

Melansir India Today, Kamis (28/1/2021), tes swab anal untuk mendeteksi Covid-19 telah mulai dilakukan kepada warga negara China yang tinggal di Beijing.

Selain itu, kepada mereka yang tengah menjalani masa karantina di fasilitas pemerintah.

Bagaimana cara tes swab anal ini?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdasarkan informasi dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China, tes tersebut dilakukan dengan cara memasukkan kapas yang direndam air garam sekitar 3 sampai 5 sentimeter ke dalam anus untuk mengambil sampel kotoran.

Sampel kotoran tersebut kemudian diuji untuk menemukan adanya jejak aktif dari virus corona SARS-CoV-2. Metode tersebut diklaim memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibanding swab test pada hidung atau tenggorokan.

Akan tetapi, beberapa orang yang telah mengikuti tes tersebut mengaku merasa tidak nyaman dengan metode tes swab anal tersebut.

Baca juga: China Gelar Tes Swab Lewat Lubang Anus, Warga: Tak Sampai 10 Detik

Virus bertahan hidup lebih lama pada kotoran

Melansir Global Times, Sabtu (23/1/2021), Li Tongzeng, Wakil Direktur Divisi Penyakit Menular di Rumah Sakit You'an Beijing, mengatakan, penelitian telah menunjukkan bahwa virus corona bertahan lebih lama di dalam anus atau kotoran dibanding pada sampel yang diambil dari saluran napas bagian atas.

Selain itu, untuk beberapa kasus tanpa gejala, virus diketahui bertahan hidup di tenggorokan pasien hanya selama tiga hingga lima hari, sehingga memungkinkan beberapa tes memberikan hasil negatif palsu (false negative).

Dalam wawancara dengan China Central Television, Li menyebutkan, mengambil sampel dengan metode anal swab dapat meningkatkan akurasi pendeteksian Covid-19 pada kelompok-kelompok prioritas.

Akan tetapi, mengingat metode ini tidak senyaman usap tenggorokan, metode ini hanya akan diterapkan pada individu yang berada di pusat karantina, dan kota-kota tertentu yang diketahui memiliki risiko tinggi penularan.

Hanya diberlakukan di beberapa tempat

Metode anal swab test diterapkan sebagai metode pengujian massal, dan hanya digunakan di kota-kota tertentu di China, seperti Beijing dan Qingdao, pada kelompok berisiko tinggi, seperti kedatangan dari luar negeri.

Beijing dan Qingdao di Provinsi Shandong, China Timur, mewajibkan kedatangan internasional untuk melakukan tes swab anal sebelum menyelesaikan periode karantina.

Yangzhou di Provinsi Jiangsu, China Timur, juga mengadopsi metode ini dalam pemantauan rutin status kesehatan, terutama pada pekerja di sektor distribusi rantai dingin (cold chain).

Lu Hongzhou, Wakil Direktur Pusat Klinik Kesehatan Umum Shanghai, mengatakan, Shanghai menggunakan swab anal sebagai salah satu standar untuk memulangkan pasien Covid-19 dari rumah sakit pada awal 2020, tetapi kemudian mencabut persyaratan tersebut.

Menurut Lu, metode anal swab test lebih stabil dan akurat daripada usap hidung dan tenggorokan.

Dia mengatakan, dibanding swab anal, swab hidung dan tenggorokan lebih mungkin mendapatkan sampel yang tidak dapat digunakan dan hasil yang salah.

Lebih akurat dibanding swab hidung dan tenggorokan

Melansir Reuters, Rabu (27/1/2021), swab tenggorokan pada seorang pria berusia 52 tahun di Weinan, sebuah kota di Provinsi Shaanxi utara, menunjukkan hasil negatif, meski pria tersebut menunjukkan gejala seperti batuk dan kehilangan nafsu makan.

Seorang pejabat Kota Weinan mengatakan, pria itu kemudian dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah dites menggunakan metode swab hidung dan anus.

Dia menambahkan, pria tersebut, yang kini ditempatkan di fasilitas karantina terpusat, kemudian dikonfirmasi sebagai pasien Covid-19.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Swab Test atau PCR

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi