Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Terbaru Menunjukkan Vaksin Covid-19 Efektif untuk Varian Baru Afrika Selatan

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Vaksin Covid-19
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Data uji klinis terbaru pada dua vaksin Covid-19 menunjukkan kemanjurannya dalam mencegah keparahan akibat varian baru virus corona dari Afrika Selatan.

Oleh karena itu, para ilmuwan menggarisbawahi perlunya vaksinasi dalam jumlah besar secepat mungkin.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (30/1/2021), dua vaksin itu adalah Novavax Inc dan Johnson & Johnson.

Akan tetapi, vaksin itu secara signifikan kurang efektif dalam mencegah Covid-19 pada pasien uji coba di Afrika Selatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jelas, varian baru Covid-19 memiliki efek yang semakin berkurang pada kemanjuran vaksin. Kami dapat melihat bahwa kami akan ditantang," kata Direktur Institut Nasional Penyakit Alergi dan Infeksi Anthony Fauci.

Novavax melaporkan hasil uji coba pada Kamis (28/1/2021) yang menunjukkan vaksinnya 50 persen efektif secara keseluruhan dalam mencegah Covid-19 di antara orang-orang Afrika Selatan.

Baca juga: Perjuangan Relawan Mengantarkan Vaksin ke Daerah-daerah Pelosok

Hasil itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan hasil tahap akhir dari Inggris yang memiliki efektifitas hingga 89,3 persen dalam mencegah Covid-19.

Pada Jumat (29/1/2021), J&J mengatakan, satu suntikan vaksin 66 persen efektif secara keseluruhan dalam uji coba besar-besaran di tiga benua.

Akan tetapi, ada perbedaan besar berdasarkan masing-masing wilayah.

Di AS, tempat varian Afrika Selatan pertama dilaporkan minggu ini, kemanjuran mencapai 72 persen. Angka itu lebih tinggi daripada di Afrika Selatan yang hanya 57 persen.

Temuan baru ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa efektif vaksin dari Pfizer dan Moderna akan bersaing dengan varian baru Covid-19.

Kedua vaksin menunjukkan kemanjuran sekitar 95% dalam uji coba yang dilakukan terutama di Amerika Serikat sebelum versi virus baru diidentifikasi di negara lain.

"Ini pandemi yang berbeda sekarang," kata seorang peneliti di Harvard University Medical School’s Beth Israel Deaconess Medical Center, Dr Dan Barouch.

Menurut dia, sekarang ada banyak varian baru yang beredar, termasuk di Brazil, Afrika Selatan, dan bahkan AS yang secara substansial kebal terhadap antibodi yang diinduksi oleh vaksin.

Chief Executive Pfizer Albert Bourla mengatakan, ada kemungkinan besar bahwa varian yang muncul pada akhirnya dapat membuat vaksin perusahaan tidak efektif.

"Ini belum terjadi, tapi saya pikir itu kemungkinan yang sangat tinggi bahwa suatu hari hal itu akan terjadi," jelas dia.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Umumkan Angka Efikasi

Berpotensi meredam keparahan

Para ahli mengatakan, keempat vaksin tersbeut masih memiliki nilai besar meredam tingkat keparahan yang diakibatkan oleh Covid-19.

"Permainan akhirnya adalah menghentikan kematian, mencegah rumah sakit agar tidak mengalami krisis dan semua vaksin ini, bahkan termasuk terhadap varian Afrika Selatan, tampaknya melakukan itu secara substansial," kata ahli penyakit menular di Johns Hopkins Center for Health Security, Dr Amesh Adalja.

Kepala Ilmiah J&J Dr Paul Stoffels mencurigai jenis reaksi sistem kekebalan yang disebut respons sel-T memainkan peran perlindungan dan mungkin membantu mencegah penyakit parah.

Meski demikian, Fauci mengatakan, penurunan tingkat kemanjuran menggarisbawahi kebutuhan untuk mengikuti varian dengan cermat dan mempercepat upaya vaksinasi sebelum muncul mutasi baru yang lebih berbahaya.

"Cara terbaik untuk mencegah evolusi lebih lanjut dari virus adalah dengan mencegahnya berkembang biak. Anda melakukannya dengan vaksinasi secepat mungkin," kata Fauci.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 9 Syarat Penerima vaksin Covid-19 di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi