Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi Ditangkap, Apa Penyebanya?

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/AUNG SHINE OO
Foto arsip tertanggal 17 Desember 2019, menampilkan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, berbicara di konferensi pers dengan Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, setelah bertemu di Istana Kepresidenan Naypyidaw, Myanmar.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi bersama sejumlah tokoh senior Partai National League for Democracy (NLD) ditangkap dalam sebuah penggerebekan, Senin (1/2/2021). 

Penangkapan ini terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara pemerintahan sipil dengan militer dalam beberapa hari terakhir.

Pihak militer pun mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun untuk menjaga stabilitas negara. Selain itu, mereka juga menunjuk seorang jenderal sebagai pelaksana tugas Presiden Myanmar.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditahan, Ini Timeline Peristiwa Penting di Myanmar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa penyebab kudeta militer Myanmar dan ditangkapnya Aung San Suu Kyi?

Berawal dari pemilu

Melansir CNN, Minggu (31/1/2021), pangkal masalah ketegangan di Myanmar bermula dari Pemilu November 2020, pemilu demokratis kedua sejak negara itu keluar dari pemerintahan militer pada 2011.

Pihak militer menuduh adanya kecurangan dalam proses pemungutan suara, sehingga perolehan suara partai NLD jauh lebih besar dari yang diperkirakan banyak orang.

Sebelumnya pekan lalu, seorang juru bicara militer mengatakan, tak akan menutup kemungkinan adanya kudeta jika tuduhan itu tidak diselidiki dengan baik.

Pada Senin (1/2/2021), mereka kemudian bergerak untuk menindaklanjuti klaim itu dan menegaskan kembali otoritasnya dengan penangkapan sejumlah pemimpin partai politik karena dianggap gagal mengambil tindakan.

Komisi pemilihan Myanmar sebelumnya telah menolak tuduhan manipulasi pemilih.

Mereka menyebut, kesalahan seperti nama yang digandakan pada daftar pemilih, tak cukup untuk memengaruhi hasil pemungutan suara.

Baca juga: Pemilu Myanmar Jadi Pangkal Kudeta Militer, Begini Ceritanya Tahun Lalu...

 

Kudeta militer

Kudeta yang dilakukan secara tiba-tiba ini pun mengejutkan beberapa pengamat, dan menunjukkan bahwa militer telah memegang kekuasaan secara signifikan.

Pada 2008, pihak yang berkuasa merancang sebuah konstitusi dengan mengalokasikan 25 persen kursi legislatif untuk militer.

Militer juga memiliki wewenang untuk mengontrol kementerian utama, seperti pertahanan dan urusan dalam negeri, serta hak veto pada masalah-masalah konstitusional.

Baca juga: Respons PBB soal Penahanan Suu Kyi, Kecam Militer Myanmar

 

Penyelidik Hak Asasi Manusia PBB untuk Myanmar Tom Andrews mengatakan, kudeta merupakan sebuah misteri nyata.

"Mereka menulis konstitusi yang baru saja mereka gulingkan. Itu memberi mereka kekuatan yang sangat besar, kekuatan ekonomi, kekuatan politik," kata dia.

"Jadi bagaimana dan mengapa mereka membatalkan konstitusi mereka sendiri, itu sungguh luar biasa," tambahnya.

Baca juga: Deretan Kontroversi Min Aung Hlaing, Jenderal di Balik Kudeta Myanmar

Pandemi virus corona

Menurut dia, tindakan kudeta tersebut sangat merusak dan terjadi pada saat banyak warga Myanmar berada dalam kesulitan ekstrem akibat virus corona.

"Orang-orang Myanmar telah melalui begitu banyak hal. Mereka telah hidup melalui puluhan tahun pemerintahan militer yang brutal. Mereka sedang melalui pandemi," jelas dia.

"Perekonomian berada dalam kondisi yang sulit bagi banyak orang. Sangat tidak adil bagi mereka untuk harus melewatinya sekarang," lanjutnya.

Baca juga: Imbas Lockdown, Warga Miskin Myanmar Konsumsi Tikus dan Ular

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi