Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Percikan Listrik dari Kabel Sutet, Ini Penjelasan Pakar Listrik ITB

Baca di App
Lihat Foto
Screenshot Instagram: makasar_info
Tangkapan layar video percikan listrik dari kabel SUTET
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria mendekatkan tangannya ke kabel listrik bertegangan ekstra tinggi (SUTET) mendapatkan perhatian dari warganet. 

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @makasar_info pada Senin (1/2/2021) dan telah dlihat sebanyak 11.425 kali.

Dalam video itu, alih-alih tersengat listrik, dari tangan pria itu justru muncul percikan-percikan listrik berwarna ungu, mirip dengan kekuatan pahlawan super dalam film-film superhero.

Beragam komentar disampaikan pada unggahan video itu. Sebagian besar mengungkapkan kekagumannya, tetapi ada juga yang meragukan keaslian video itu, dan menganggapnya hanya editan animasi saja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral Unggahan soal Apa Beda SKCK yang Dibuat Polres dan Polsek, Ini Penjelasannya

Apakah benar percikan listrik seperti itu bisa muncul? Atau hanya editan animasi saja?

Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, Syarif Hidayat, mengatakan, peristiwa dalam video itu adalah hal yang umum terjadi pada fase awal atau fase penyesuaian tegangan ketika petugas melakukan Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan (PDKB).

"Jadi si petugas itu tidak terhubung ke ground (tanah), dia harus terisolasi. Nah, muatan-muatan yang ada pada dirinya itu masih ada. Muatan statik," kata Syarif saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/2/2021).

"Pada tahap awal itu, ketika bagian tubuhnya atau perpanjangan bagian tubuhnya berdekatan dengan listrik, itu cukup tegangannya untuk loncat. Nah itulah partial discharge sebetulnya," jelas Syarif.

Baca juga: Foto Viral KK dengan Tanggal Lahir Sama 1 Juli, Ini Ceritanya

Syarif mengatakan, fenomena yang terjadi pada video itu disebut sebagai partial discharge, dan efeknya memang akan terlihat seperti kekuatan super dalam film-film superhero.

"Itu dalam istilah listrik, partial discharge. Itu pada dasarnya tidak berbahaya, tidak kesetrum memang. Justru sesudah loncatan listrik habis, tidak ada muatan, tangannya boleh menyentuh bagian yang bertegangan tadi," ujar Syarif.

Akan tetapi, Syarif mengingatkan, hal tersebut menjadi tidak berbahaya karena tidak ada bagian tubuh lain yang bersentuhan dengan Bumi. Dengan kata lain, petugas yang melakukan pengerjaan harus dipastikan terisolasi penuh.

"Pakai sepatu karet, lalu platform untuk ngangkat (petugas) juga terisolasi semua," kata Syarif.

Ia mengatakan, sesudah partial discharge atau muatan statik dalam tubuh habis, maka petugas boleh dikatakan aman untuk menyentuh kabel.

Baca juga: Viral Galon Isi Ulang Disebut Mengandung Zat Berbahaya, Ini Penjelasan BPOM

Eksposur maksimum Sutet

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi atau biasa disingkat Sutet, kerap dikaitkan dengan efek negatif bagi kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Namun, Syarif mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan standar tertentu tentang eksposur maksimum dari Sutet.

"Seingat saya, untuk penduduk yang terus menerus berada di dalam lingkungan (SUTET), yang terpapar, kuat medan maksimum yang diijinkan adalah 5 kilovolt per meter," kata Syarif.

"Sedangkan untuk petugas, yang hanya selama masa kerja saja, itu kalau tidak salah bisa sampai 10 kilovolt per meter," lanjut dia.

Penetapan standar tersebut telah melalui kajian-kajian terhadap efek kesehatan jangka panjang.

Dia menyebutkan, secara umum, saluran udara tegangan tinggi maupun ekstra tinggi, dirancang agar pada level tanah (kira-kira 2 meter dari tanah), tegangan atau kuat medan yang diizinkan tidak melampaui standar tersebut. 

Dengan demikian, selama rancangan Sutet mengikuti standar tersebut, maka tidak akan ada efek buruk bagi kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Baca juga: Viral Video Detik-detik Kereta Tabrak Pengendara Motor di Sukoharjo, Bagaimana Kejadiannya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi