Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat "Warisan" Peracik Bumbu Indomie Nunuk Nuraini di Arab Saudi

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Nunuk Nuraini peracik bumbu Indomie
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pencipta varian rasa Indomie Nunuk Nuraini meninggal dunia pada Rabu (27/1/2021) pekan lalu. 

Tak hanya penggemar Indomie di Indonesia, kepergian Nunuk juga menjadi perhatian dunia, tak terkecuali di Arab Saudi.

Hal itu setelah Nunuk dinilai meninggalkan warisan abadi yang berdampak besar pada rumah tangga di seluruh Arab Saudi.

Baca juga: Nunuk Nuraini, Peracik Bumbu Indomie, Meninggal Dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingatkan kampung halaman

Varian rasa Indomie yang diciptakan oleh Nunuk mengingatkan para pekerja rumah tangga Indonesia di Arab Saudi akan kampung halaman mereka.

Tak hanya itu, mereka juga berbagi Indomie dengan para majikan, sehingga menjadikan mi instan itu sebagai warisan yang akan selalu disyukuri oleh banyak rumah tanggi di Arab Saudi.

Melansir Arab News, Senin (1/2/2021), banyak penggemar Indomie mengungkapkan penghargaan mereka kepada Nuraini dan kreasinya di media sosial.

Bahkan jika bertanya kepada orang Saudi mana pun tentang merek mi instan favorit mereka, jawabannya hampir dipastikan adalah Indomie.

Baca juga: 3 Fakta Seputar Nunuk Nuraini, Peracik Bumbu Indomie yang Meninggal pada Usia 59 Tahun

Sejak 1986

Indomie pertama kali mendarat di Arab Saudi pada 1986 dan dipopulerkan oleh pekerja rumah tangga Indonesia yang mendambakan cita rasa Indonesia.

Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang unik, tak butuh waktu lama untuk meraih penggemar di kalangan warga Saudi dan ekspatriat.

Popularitas Indomie di Arab Saudi kemudian mengarah pada pembangunan tiga pabrik di negara itu untuk memenuhi permintaan produk yang tinggi.

Pabrik utama Indomie di Jeddah, terbesar di kawasan Timur Tengah, memproduksi hingga 2 juta bungkus dalam sehari.

Baca juga: Pencipta Varian Rasa Indomie Nunuk Nuraini Meninggal Dunia, Bagaimana Sejarah Indomie?

Kata mereka

Seorang pekerja rumah sakit bernama Sarah al-Suqair mengatakan, sejak lama Indomie telah menjadi bagian integral dari dapurnya.

"Saya ingat saat Indomie sedang menggila di sekolah. Ada banyak Indomie untuk ditukar dengan uang, mainan, pernak-pernik, video game, film, dan bahkan bantuan mengerjakan PR," kata dia.

"Itu adalah bentuk selundupan paling enak di sekolah, terutama ketika para guru sudah mengetahui kegilaan itu dan mulai melarang mereka," sambungnya.

Selundupkan Indomie ke sekolah

Sarah juga menceritakan bagaimana para siswa menyiapkan Indomie di sekolah secara sembunyi-sembunyi.

Beberapa temannya, bahkan diskors karena menyelinap ke laboratorium kimia dan menggunakan pembakar bunsen untuk merebus air.

"Trik favorit lainnya adalah dua siswa masuk ke ruang guru, salah satu dari mereka akan mengalihkan perhatian guru dengan sesuatu yang kasar, sementara yang lain diam-diam mencoba mengambil air dari ketel mereka," jelas dia.

Baca juga: Wafatnya Nunuk Nuraini Peracik Bumbu Indomie Diberitakan Media Asing, dari Inggris sampai Malaysia

Sementara itu, ahli gizi Leila Bakri mengaku kelemahan nomor satu yang ia miliki adalah semangkuk Indomie goreng.

Itu merupakan sesuatu yang tak bisa ia tolak, meski tidak sehat.

"Mi instan pada umumnya bukanlah makanan yang benar-benar sehat, karena kandungan natrium, MSG, dan bahan olahan di dalamnya. Tapi aku benar-benar tidak bisa menahannya," kata dia.

"Saya bahkan mencoba membuat versi saya sendiri, tetapi kenyataannya, sekeras apa pun saya mencoba, saya tidak akan pernah bisa menciptakan kembali rasa Indomie yang otentik," lanjutnya.

Baca juga: Sebagai Peracik Bumbu Indomie, seperti Apa Peran Nunuk Nuraini?

Budaya pop

Indomie sebagai merek juga telah mengamankan tempatnya di ranah budaya pop Saudi. Sebab, logo tersebut telah menemukan jalannya ke merchandise, seperti kaos oblong, peralatan dapur, pin, dan stiker.

Maka, tak heran jika banyak warganet yang mengirim persembahan berupa semangkuk mie dan berbagi foto untuk menghormati Nunuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi