Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Tak Piawai Jadi MC, Nia Ramadhani Jadi Sorotan, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Revi C Rantung
Nia Ramadhani di stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat pada Rabu (15/1/2020).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Nia Ramadhani menjjadi bahan perbincangan warganet saat membawakan acara TikTok Awards Indonesia 2020, pada Sabtu (30/1/2021).

Ia mendapat kritikan dari warganet lantaran dianggap tidak piawai dalam memandu acara.

Salah satunya seperti yang disampaikan oleh Elsya Sandria melalui akun Twitter-nya @elsyandria.

Baca juga: Profil 7 Artis Indonesia yang Masuk Daftar Wanita Tercantik 2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Menilik Fenomena Artis dalam Bursa Pilkada...

Hal serupa juga disampaikan oleh @ApriliaRiefa.

Baca juga: Menilik Fenomena Pemilih di Pilkada yang Pasang Pasfoto dan Artis Korea...

Dalam cuplikan video yang beredar di Internet, Nia beberapa kali mengucapkan "apa namanya" dan mengucapkan kata-kata yang kurang jelas untuk didengar.

Saat membawakan acara tersebut, Nia mengatakan bahwa dirinya malu dan mengaku tidak pernah jadi pembawa acara sebelumnya.

Lantas, mengapa seseorang dapat kehabisan kata-kata di atas panggung? Atau, apa yang membuat kata-kata yang diucapkannya jadi kurang jelas?

Kurang persiapan

Salah satu penyebab umum dari buruknya penyampaian seseorang di depan publik adalah kurang persiapan.

The Guardian, 4 Februari 2019, merangkum pendapat para ahli mengenai ketakutan pembicara publik.

Salah satunya disampaikan oleh mantan pengacara Graham Davies.

Ia telah beberapa kali memberikan pembinaan presentasi dan tips pemolesan pidato kepada banyak politisi senior.

“Salah satu hal yang dianggap menakutkan tentang berbicara di depan publik adalah tidak adanya proses untuk persiapan. Saya memberi proses pada orang. Berbicara berkaitan dengan dua hal: memutuskan apa yang akan dikatakan, dan mengatakannya," kata Davies.

Baca juga: Menilik Peran Artis yang Kini Beralih Menjadi YouTuber, Ada Apa?

Tongue-tie

Selain kurang persiapan, saat berbicara di depan umum ada istilah tongue-tie yang sering diartikan dengan lidah kaku, salah bicara, atau kehabisan kata-kata.

Tongue-tie dikaitkan dengan rasa malu dan grogi saat berada di depan publik.

Akan tetapi, dalam ilmu medis, tongue-tie lebih dari sekedar metafora untuk menyebut orang yang tersandung kata-kata.

Baca juga: Selain Suami BCL, Ashraf Sinclair, Berikut Artis yang Meninggal karena Serangan Jantung

Dilansir dari Healthline, tongue-tie merupakan kondisi mulut yang dapat memengaruhi banyak hal mulai dari proses menyusui saat bayi, mengganggu saluran pernapasan, kesulitan bicara, hingga mengganggu kesehatan gigi.

Tongue-tie dan bibir berkembang di dalam rahim, dapat disebabkan mutasi gen yang diturunkan sebagai sifat dominan.

Bayi yang lahir dengan tongue-tie, atau ankyloglossia, akan memiliki frenulum yang terlalu pendek atau tebal sehingga membatasi gerakan lidah.

Baca juga: Kenapa Banyak Artis Kerap Terlibat Prostitusi?

Frenulum adalah pita kecil jaringan yang memanjang dari dasar mulut ke dasar lidah.

Ada beberapa tipe tongue-tie.

  • Sulit mengangkat lidah ke gigi atas atau menggerakkan lidah ke kanan-kiri
  • Sulit menjulurkan lidah melewati gigi depan bawah
  • Lidah tampak berlekuk, ada lipatan, atau berbentuk hati saat dijulurkan

Baca juga: Ahli Sebut Masalah Lidah dan Mulut Bisa Jadi Gejala Baru Covid-19

 

Beberapa fasilitas kesehatan mengklasifikasikan tongue-tie menurut sistem klasifikasi Coryllos 1-4.

Pengklasifikasian tersebut memudahkan dalam memberi diagnosis dan perawatan.

Perawatan dan penanganan tongue-tie tergantung pada tingkat keparahannya.

Beberapa layanan kesehatan akan memilih untuk menunggu dan memantau perkembangan untuk kasus yang sangat ringan. Sedangkan tingkat yang parah dapat melakukan frenotomi, yaitu prosedur yang digunakan untuk melepaskan frenulum lingual.

Baca juga: Populer sebagai Tanaman Obat, Apa Saja Manfaat Lidah Buaya?

Latihan berbicara

Terlepas dari kurangnya periapan dan tongue-tie, penyampaian yang buruk di hadapan publik dapat diatasi dengan latihan berbicara.

Dilansir dari ABC, 29 Februari 2020, penyampaian yang buruk di depan publik merupakan masalah umum yang dapat dialami oleh siapa saja.

Profesor Sekolah Bisnis London Alex Edmans merekomendasikan beberapa teknik untuk jadi pembicara publik.

Baca juga: Artis Banyak Terjerat Narkoba, Fenomena Apa?

 

Menurutnya menjadi pembicara yang baik tidak lahir begitu saja, tetapi perlu kerja keras.

"Bagi banyak orang, berbicara di depan umum adalah perjuangan yang nyata dan itu berlaku untuk saya selama bertahun-tahun," kata Edmans.

Beberapa teknik tersebut meliputi:

  • Berlatih
  • Praktik bicara di depan publik
  • Rekam diri sendiri, perhatikan gerakan tangan, jeda, dan fokus pada hal-hal yang perlu ditingkatkan
  • Belajar dari pembicara publik lainnya
  • Tahu kapan harus tangan dan bahasa tubuh
  • Jangan takut diam
  • Pelajari teknik pidato

Baca juga: Selain Imam Nahrawi, Berikut Artis, Politisi hingga Pejabat yang Ditahan di Jumat Keramat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi