KOMPAS.com - Suara dentuman misterius kembali terdengar, kali ini dari sejumlah wilayah di Malang dan Pasuruan, Jawa Timur.
Laporan ini banyak disampaikan warga melalui media sosial pada Selasa (2/2/2021) malam hingga Rabu (3/2/2021) subuh.
Berbeda dengan suara-suara dentuman yang dilaporkan di beberapa kota lain sebelumnya, suara yang terdengar kali ini diketahui berulang dan dalam rentang waktu yang cukup panjang.
Baca juga: Suara Dentuman Misterius Terdengar di Malang, Ini Penjelasan BMKG
Viral di media sosial
Berikut ini sejumlah twit warga terkait dentuman yang terjadi di Malang:
Akan tetapi suara dentuman berulang itu dipastikan bukan berasal dari gempabumi.
Baca juga: Heboh Suara Dentuman Misterius di Malang, Kesaksian Warga hingga Penjelasan BMKG
Penjelasan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan apabila dentuman itu bukan berasal dari aktivitas gempa.
apabila dentuman berasal dari gempa, maka bunyinya tidak terdengar berulang.
Hal itu seperti disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Pernah di jogja th 2006? Saat itu gempa Joga sering bunyi. Ya dentuman 'dunggg!' gitu, tidak 'blang blung' (bunyi berulang)," jelas Daryono.
Untuk itu dirinya memastikan suara dentuman yang dilaporkan terdengar di sebagian wilayah Jawa Timur bukan berasal dari aktivitas gempa.
Baca juga: PVMBG: Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru Masih Tinggi, Status Waspada
Penjelasan PVMBG
Suara dentuman misterius ini juga disebut bukan berasal dari aktivitas vulkanik gunung berapi yang ada di sekitar Malang.
Hal itu sebagaiamana disampaikan oleh Kepala Subbidang Mitigasi Bencana Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani.
"Dentuman di wilayah Malang kemungkinan tidak terkait aktivitas vulkanik," kata Nia saat menjawab pertanyaan Kompas.com via WhatsApp.
Baca juga: Selain Raung, Berikut 5 Gunung yang Dinilai Mulai Aktif di Indonesia, Mana Saja?
Ia menjelaskan ada sejumlah gunung berapi di sekitar Malang yang memang tengah beraktivitas.
Mulai dari Gunung Raung, Gunung Semeru, dan Gunung Bromo. Namun aktivitas ketiganya diperkirakan tidak menimbulkan suara dentuman yang terdengar hingga Malang.
"Dari Semeru sepertinya bukan, karena walaupun masih erupsi tapi intensitasnya relatif sedang mengecil. Arjuno saat ini tidak ada aktivitas erupsi, levelnya Normal. Untuk Bromo saat ini aktivitas dominasi hembusan gas," jelas Nia.
Gunung Raung
Sementara untuk Gunung Raung yang ada di Banyuwangi, memang dilaporkan menimbulkan suara di kawasan sekitar kaki gunung. Suara itu pun terpantau di pos pengamatan.
"Laporan masyarakat suara dari Gunung Raung terdengar hingga Kalipuro, Banyuwangi, 20 km dari titik erupsi kawah puncak Gunung Raung. Kalau posisinya dekat titik erupsi bisa saja (terdengar)," jelas Nia.
Baca juga: Status Gunung Raung Naik dari Normal Jadi Waspada
Namun dentuman dari aktivitas vulkanik Gunung Raung yang terpantau dari pos jaga, tidak terdengar secara terus-menerus.
"Dentuman dari erupsi Gunung Raung terdengar tidak menerus dari Pos PGA Raung yang berjarak 14 km dari kawah aktif. Sudah tiga hari terakhir ini dentuman sering terdengar, tetapi tidak menerus," ungkap dia.
Untuk itu, Nia tidak bisa mengatakan bahwa suara dentuman yang terdengar terus-menerus di Malang, Pasuruan dan sekitarnya adalah berasal dari Gunung Raung.
"Saya tidak bisa memastikan apakah suara yang terdengar di Malang dan Pasuruan berasal dari Raung. Harus dibuktikan dulu ya itu dari Raung, saya tidak bisa memastikan untuk saat ini," ujar dia.
Baca juga: Terdengar Suara Gemuruh dari Gunung Raung, BPBD Jember Minta Warga Tak Panik
Penjelasan Lapan
Sementara itu dikutip dari Kompas.com (3/2/2021), Peneliti di Pussainsa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Andi Pangerang, menyebutkan sejauh ini tidak ada catatan asteroid yang tiba pada Rabu (3/2/2021) tengah malam.
Hal itu berdasarkan pengecekan dengan menggunakan NEO Earth Close Approaches dengan alamat https://cneos.jpl.nasa.gov/ca/ selama 2-3 hari terakhir.
"Belum ada," katanya pada Kompas.com, Rabu (3/2/2021).
Andi juga menjelaskan bahwa terdapat dua asteroid yang melintas dekat dengan bumi, tetapi waktu tiba di Bumi bukan tengah malam tadi.
"Kalau dari database Close-Approached Center of Near Earth Object Studies (CNEOS) NASA, asteroid yang melintas dekat dengan bumi dengan jarak kurang dari 1 jb (jarak bulan) hanyalah asteroid 2020 SO," kata dia.
Andi mengatakan, asteroid 2020 SO memiliki jarak kurang lebih 225.900 km dan bergerak dengan kecepatan 36.864 km/jam.
Baca juga: Ramai soal Suara Dentuman Misterius di Malang, Ini Penjelasan Lapan...
Pemicu suara dentuman
Sebelumnya pihak BMKG telah menjelaskan bahwa ada sejumlah kejadian gempabumi yang bisa memicu munculnya suara dentuman.
Seperti misalnya akibat adanya gerakan tanah berupa rayapan cepat di bawah permukaan yang dipicu gempabumi. Atau bisa juga terjadinya gempabumi tektonik yang berasosiasi dengan aktivitas sesar.
"Dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang berlangsung sangat cepat hingga timbul suara dentuman," jelas Daryono.
"Apalagi jika terjadinya deformasi batuan dekat dengan kawasan lembah dan ngarai yang curam dan berrongga sehingga memungkinkan pukulan gelombang seismik bergema menimbulkan resonansi," tambah Daryono.
Baca juga: Ramai soal Dentuman Misterius di Malang, Kalaksa BPBD: Saya Tak Mendengar atau Rasakan Apa Pun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.