Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan WhatsApp Mod atau "WA GB" Ramai di Medsos, Apa Dampaknya?

Baca di App
Lihat Foto
The Verge
Ilustrasi WhatsApp
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah twit berisi informasi mengenai WhatsApp vers mod atau disebut "WA GB" viral di media sosial pada Senin (1/2/2021).

Disebutkan, aplikasi WhatsApp mod cenderung mengganggu privasi antar pengguna WhatsApp lain.

Awalnya, kabar soal WhatsApp mod yang meresahkan ini diunggah oleh akun base Twitter @subtanyarl.

"Tanyarl gue di tiktok ngasih tau bahaya nya WA GB, ngasih tau privasi, tapi malah diserang wa gb user :") dikatain fisik, plesetin nama gue, sumpah dah pada kenapa," tulis admin @subtanyarl.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Status WA, Bagaimana Kebijakan Privasi di WhatsApp?

Kemudian, unggahan itu dikomentari oleh warganet yang merasa privasinya terganggu ketika berkomunikasi dengan pengguna WhatsApp mod.

"Eh gua penasaran wa gb itu, kl orgnya kita hide dari status tetep bisa keliatan ya? gua kaget soalnya ngehide anak kelas, trs tiba² dia whassap nanyain tuh status," tulis akun Twitter @aim_onlyhuman_ dalam twitnya.

Baca juga: 6 Cara Membuat Format Tulisan Unik di WhatsApp

"WA GB itu jelas ngelangar privasi sebenarnya , jujur ya temen ku makai WA GB katanya kalau kita bikin status terus kita hapus lagi di dianya gak hilang itupun kalau hilang 24 jam , padahal stts WA kita udah dihapus ! Terus lagi kalau kita hapus pesan karena pesannya. Gimana?? Bukankah itu ngelangar hak kita yg pakai WA biasa ?? , Jujur kesel bgt sama orang yg pakek WA GB !!" tulis akun Twitter @yeoll1992.

Baca juga: Kebijakan Privasi Baru WhatsApp Berlaku Mulai 8 Februari 2021, Haruskah Pengguna Setuju?

Hingga kini twit itu telah di-retwit sebanyak 1.860 kali dan telah disukai sebanyak lebih dari 21.800 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Ramai Dibahas karena Twit Viral Kristen Gray, Apa Itu Gentrifikasi?

Lantas, apa itu WhatsApp mod dan apakah ada dampak yang terjadi ketika memakainya?

Security Digital Trainer Yerry Niko Borang mengatakan, WhatsApp mod atau WA GB merupakan aplikasi di luar aplikasi resmi yang menawarkan fitur-fitur tambahan, dan dapat digunakan.

"Ada banyak WhatsApp mod. Beberapa menawarkan fitur berkirim gambar dan video dengan kualitas HD, artinya tanpa dikompresi seperti dalam aplikasi WhatsApp resmi," ujar Yerry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/2/2021).

Ia menambahkan, aplikasi WhatsApp mod ini tidak diperoleh berdasarkan unduhan yang ada di PlayStore, layaknya pengunduhan aplikasi secara resmi pada umumnya.

"Jadi harus mencari atau mengunduh file APK (terutama Android) di internet," lanjut dia.

Baca juga: Trending MyTelkomsel Error, Berikut Penjelasan serta Cara Beli Pulsa dan Internet Telkomsel...

Keamanan dan privasi WhatsApp mod

Yerry menjelaskan, sejauh ini perbedaan WhatsApp mod dan WhatsApp resmi hanya pada fitur tambahan saja.

Terkait keamanan, tentunya WhatsApp mod menjadi perhatian.

Sebab, karena aplikasi ini tidak resmi, maka jika terjadi suatu hal yang tidak diharapkan, pihak WhatsApp tidak bisa melindungi atau bertanggungjawab.

"Tentu ini praktek tidak aman, karena memakai aplikasi tidak resmi sebenarnya sangat berbahaya dan tidak direkomendasikan," ujar Yerry.

Baca juga: Hati-hati, Berikut Ciri-ciri WhatsApp yang Sedang Disadap

"Dan hampir semua aplikasi ini gratis, jadi sesungguhnya kita membayarnya ya dengan data kita," lanjut dia.

Selain itu, dengan memakai WhatsApp mod, artinya si pengguna telah memberi hak akses eksklusif kepada aplikasi tersebut layaknya menyerahkan diri.

Akibatnya, data password, nomor, dan semua data unik di WhatsApp telah diserahkan oleh pengguna.

Baca juga: 5 Aplikasi Pesan Selain WhatsApp, Apa Saja?

Menurut Yerry, umumnya tindakan ini dilakukan dalam perjanjian penggunaan yang berbahasa Inggris dan jalan sekali baca End User Aggreement (EUA).

"Karena biasanya kita akan mengklik 'OK' untuk segera bisa memakainya. Biasanya kita secara resmi menyerahkan segala data unik ke aplikasi," lanjut dia.

Sementara itu, Yerry mengatakan bahwa ada masyarakat yang ingin menggunakan WhatsApp mod cenderung berpikir "ah saya kan tidak punya data rahasia".

Namun, data mining ini lebih banyak bersifat global, anonim.

Baca juga: Berkaca dari Kasus WhatsApp dan Eiger, Bagaimana Seharusnya Brand Menyikapi Karakteristik Pengguna Medsos?

Ia menjelaskan, oknum WhatsApp mod mencari data ini dari adanya kecenderungan jutaan orang.

Tetapi, tentu saja data unik per pribadi juga disedot dan kita tidak tahu akan terjadi informasi-informasi seperti ini.

"Bayangkan jika foto sensitif kita muncul 20 tahun lagi saat seseorang mencalonkan diri jadi pejabat negara, nah ancamannya juga bisa seperti itu," terang Yerry.

Baca juga: Hati-hati Penipuan, Jangan Berikan Kode OTP kepada Siapa Pun!

Alternatif lain

Menilik keamanan data dan adanya fitur tambahan, Yerry menyarankan kepada masyarakat untuk menggunakan aplikasi resmi seperti WhatsApp business yang merupakan bawaan dari WhatsApp resmi.

Selain itu, masyarakat juga dapat bergabung dengan program Beta WhatsApp.

Diketahui, untuk menggunakan program Beta WhatsApp, calon pengguna harus mendaftar langsung melalui PlayStore.

Kemudian, pengguna akan diberi kesempatan menjajal dan meraaskan ditur-fitur eksperimental WhatsApp terkini.

Baca juga: Cara Registrasi Vaksinasi Covid-19 bagi Tenaga Kesehatan via WhatsApp

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Agar WhatsApp Tidak Disadap

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi