Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Penanganan Covid-19 di India...

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/REUTERS/ANUSHREE FADNAVIS
Tenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) membawa jenazah seorang warga yang meninggal dunia akibat penyakit virus corona (COVID-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India, Rabu (24/6/2020).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, penanganan pandemi Covid-19 di India jadi perbincangan warganet. Negara dengan populasi lebih dari 1,3 miliar jiwa ini dinlai mampu menurunkan jumlah kasus aktif. 

Berdasarkan data dari Covid Performance Index, yang dikutip Kompas.com pada Senin (1/2/2021), penanganan India ada di urutan 86, tepat satu tingkat di bawah Indonesia.

Sementara itu, berdasarkan data Worldometers, hingga Kamis (4/2/2021) pukul 13.05 WIB, jumlah kasus Covid-19 di India tercatat 10.791.123.

Dari jumlah itu, 155.926 kasus merupakan kasus aktif.

Angka kasus Covid-19 aktif di India lebih rendah daripada Indonesia yang hingga Kamis siang ini tercatat 175.236 kasus aktif. Adapun, jumlah total kasus di Indonesia berjumlah 1.111.671 kasus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana penanganan Covid-19 di India?

Puncak tertinggi

Dilansir dari Aljazeera, 28 Agustus 2020, sejak awal Agustus, India telah melaporkan penyebaran Covid-19 tertinggi di dunia dalam satu hari yaitu antara 60.000 hingga 70.000 kasus.

Virus ini menyebar sangat cepat di daerah perdesaan. Sementara, kondisi lockdown saat itu telah dilonggarkan dan bisnis dibuka kembali di sebagian besar wilayah.

The Guardian, Kamis (28/1/2021), menuliskan, dari data dan grafik terlihat kurva kasus penyebaran Covid-19 di India memang cenderung menurun menjelang akhir tahun 2020.

Akan tetapi, The Guardian memberi catatan bahwa negara yang lebih luas cenderung memiliki jumlah kasus dan kematian yang lebih tinggi.

Ada banyak faktor yang berperan dalam pembentukan kurva ini, seperti profil demografis negara, populasi, serta tingkat kasus harian per 1 juta orang di setiap negara.

Baca juga: IAKMI: Indonesia Perlu Belajar dari India Tangani Pandemi Covid-19

Tingkat testing

Untuk meningkatkan kapasitas testing (pengujian) Covid-19, Pemerintah India beralih ke metode yang lebih murah dan lebih cepat, yaitu tes rapid antigen.

Akan tetapi, BBC melaporkan, tes ini kurang dapat diandalkan, dengan tingkat akurasi dalam beberapa kasus hanya 50 persen.

Tim independen India, yaitu ICMR dan All Indian Institute of Medical Sciences (AIIMS), melakukan evaluasi. Mereka menemukan bahwa akurasi sebenarnya berkisar antara 50 persen dan 84 persen.

Dari evaluasi tersebut, ICMR mengeluarkan panduan, yaitu bagi yang memiliki hasil negatif dari tes antigen, perlu tes ulang dengan tes PCR jika menunjukkan gejala.

Jumlah laboratorium

Di wilayah Maharashtra, India, pertama kali memulai tes antigen di Mumbai pada Juli 2020.

Ada laporan bahwa 65 persen dari mereka yang memiliki gejala Covid-19 dites negatif dalam tes antigen, tetapi kemudian menjadi positif saat dites PCR.

BBC menyebutkan, saat ini hanya ada 61 laboratorium pemerintah dan swasta yang memadai untuk melakukan tes PCR, dibandingkan dengan lebih dari seribu fasilitas pemerintah untuk tes antigen.

Jumlah laboratorium ini juga dibandingkan dengan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Adapun, Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan, terdapat 343 laboratorium yang tersebar di 34 provinsi.

Dari jumlah keseluruhan, di 8 provinsi prioritas terdapat 223 laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan Covid-19 (65 persen dari jumlah semua laboratorium).

Jumlahnya memang lebih banyak dari India. Namun, hingga saat ini ,pemerintah dinilai belum berkomitmen melakukan tes massal.

Baca juga: Update Corona Dunia 18 Januari 2021: Hari Pertama, India Suntik Vaksin 190.000 Orang

Vaksinasi

Pada 25 Januari 2021, India mendistribusi 2 juta dosis suntikan vaksin ke penjuru negaranya.

Bloomberg melaporkan, pada Selasa (26/1/2021), hanya sekitar 56 persen orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan vaksin di India.

Program vaksin domestik India menjalankan salah satu dari dua suntikan yaitu vaksin AstraZeneca Plc, diproduksi oleh Serum Institute of India Ltd.; atau suntikan Covaxin yang dikembangkan oleh Bharat Biotech International Ltd., sebuah perusahaan swasta yang berbasis di Hyderabad.

Persetujuan Pemerintah India atas Bharat Biotech,mendapat kritik dari para ilmuwan karena kurangnya data yang lengkap.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi