Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Trending Topic, Berikut Sejarah Partai Demokrat...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Devina Halim
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat acara Pembekalan Caleg DPR RI Partai Demokrat, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (11/11/2018).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Partai Demokrat menjadi trending topic di Twitter, Jumat (5/2/2021). Kata "Demokrat Ambyar" telah di-twit lebih dari 4.532 kali.

Terdapat berbagai meme yang digunakan warganet untuk meramaikan tagar tersebut.

Selain itu, baru-baru ini, Partai Demokrat juga menjadi perbincangan karena adanya isu kudeta partai.

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut adanya keterlibatan orang di istana.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY pun menyurati Presiden Joko Widodo. Akan tetapi melalui Mensesneg Pratikno diketahui bahwa pihak istana enggan membalas surat tersebut.

Baca juga: Kasus Jiwasraya, dari Bermasalah sejak Era SBY hingga Bungkamnya Erick Thohir

Lantas, bagaimana sejarah berdirinya Partai Demokrat?

Melansir laman resmi Demokrat, Partai Demokrat resmi didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI pada 10 September 2001.

Partai ini memulai debutnya pada 2004. Saat itu Partai Demokrat menjadi salah satu partai Pemilu Legislatif 2004.

Partai Demokrat berhasil meraih peringkat ke-5 dengan meraih suara sebanyak 7,45 persen (8.455.225) dari total suara dan mendapatkan 57 kursi di DPR.

Baca juga: Membaca Sinyal Jokowi dari Pertemuan dengan SBY dan Prabowo...

Peran SBY

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membawa nama Demokrat makin dikenal setelah terpilih menjadi presiden RI ke-6 pada 2004. Dia menjadi presiden pertama Indonesia yang terpilih melalui jalur pemilu.

Partai Demokrat meraih masa kejayaannya pada pemilu 2009.

Partai Demokrat berhasil menjadi Pemenang Pemilu Legislatif 2009 dengan memperoleh 150 kursi (26,4 persen) di DPR RI, setelah mendapat 21.703.137 total suara (20,4 persen).

Baca juga: Soal Akun Instagram Ibu Ani, Kenangan SBY dan Foto-foto Eksklusif...

Menurut Burhanuddin Muhtadi, peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI), kemenangan Partai Demokrat pada 2009 karena ketokohan SBY.

"Caleg Demokrat tidak memiliki brand equity dibandingkan ketokohan SBY. Jadi, kemenangan Demokrat ini sangat bergantung kepada SBY," ujar Burhanuddin, dikutip Kompas.com, 10 April 2009.

Tapi ketergantungan pada SBY menjadi warning (peringatan) bagi Demokrat. Hal itu karena pada pemilu selanjutnya SBY sudah tidak bisa lagi mencalonkan diri.

Baca juga: Amien Rais Umumkan Partai Baru, Apa Saja Syarat Mendirikan Partai?

Selanjutnya pada Pemilu 2014, jumlah perolehan suara dan perolehan kursi di DPR untuk Partai Demokrat berada di posisi keempat dari 10 partai di DPR. Adapun perolehan suaranya sebanyak 10,19 persen suara nasional (12.728.913).

"Pada 2014, Partai Demokrat sedang susah waktu itu. Kami bolehlah digempur. Elektabilitas kami menurun drastis. Saya tetap konsisten, netral. Tidak perlu ada yang bantu-bantu," kata SBY dikutip Kompas.com, 27 Juni 2018.

Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh?

Tampuk kepemimpinan

Kemudian pada Pemilu 2019, Partai Demokrat kembali kalah.

Jumlah perolehan suara dan perolehan kursi di DPR untuk Partai Demokrat menempati posisi ketujuh dari 9 partai di DPR, dengan perolehan suara sebanyak 7,77 persen suara nasional (10.876.507).

Partai Demokrat saat ini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono. Dia terpilih secara aklamasi pada Kongres ke-V Partai Demokrat tanggal 15 Maret 2020.

Baca juga: Saat Majunya Gibran Bisa Timbulkan Kecemburuan Kader Partai...

Masa jabatannya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Masa Bakti yakni 2020–2025.

Melansir Kompas.com, 18 Mei 2014, partai yang didirikan SBY itu mengalami masa muncul, menang, dan meredup.

Mulai terlihat sinarnya pada Pemilu 2004, terang benderang pancar cahayanya di Pemilu 2009, dan meredup seperti senja di Pemilu 2014.

SBY tidak bisa melanjutkan pemerintahan di periode ketiga, karena aturan yang muncul saat reformasi, yakni maksimal jabatan presiden hanya dua periode.

Baca juga: Mengintip Jejak Pendirian Masyumi, Partai yang Kini Dideklarasikan Lagi...

Kasus-kasus korupsi

Masa senja Partai Demokrat sudah terasa sejak medio 2011, yakni saat munculnya kasus korupsi yang melibatkan Bendahara Umum Demokrat M Nazaruddin.

Kasus korupsi ini ternyata tidak berdiri sendiri.

Sejumlah elite, juga bintang iklan anti korupsi Demokrat terseret. Puncak seretannya ada pada Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, pada akhir 2012.

Berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia, Saiful Mujani Research and Consulting, dan Indikator, kasus korupsi inilah yang menyeret Demokrat ke posisi paling rendah sepanjang sejarahnya sebagai partai penguasa.

Baca juga: Juliari Batubara dan Sederet Menteri Sosial yang Ditangkap KPK karena Korupsi...

Tiga kali menaikkan harga bahan bakar minyak pada periode pertama memang menurunkan elektabilitas Demokrat hingga 9 persen.

Namun, kasus korupsi yang merebak di periode kedua membuat elektabilitas Demokrat terjun hingga 8 persen (Desember 2012).

Saat ini Partai Demokrat tengah mengalami gonjang-ganjing karena adanya isu kudeta partai. Bahkan Moeldoko disebut ingin rebut Demokrat demi menjadi capres 2024.

Baca juga: Profil Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

(Sumber: Kompas.com: Rakhmat Nur Hakim | Editor: Sandro Gatra, Laksono Hari Wiwoho)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi